Kawan-kawan,

 

Saya heran, masih ada saja
manusia yang berkata bahwa iman bisa dianalisa dengan memakai akal kemanusiaan,
dalam arti bisa ditelaah secara ilmiah.

 

Gimana ya? Bukan bermaksud untuk
merendahkan siapapun juga, tetapi terus terang sampai saat ini saya belum
pernah menyaksikan dengan mata kepala saya uraian-uraian ilmiah dalam kitab
suci, bukan saja dalam Alkitab – buku suci yang saya imani, tetapi termasuk
juga Alquran yang pernah saya imani. Peristiwa-peristiwa yang katanya ilmiah
yang ada ditulis di Alkitab itu tidak lebih dari apa yang bisa dilihat oleh
mata, didengar oleh telinga, dan dirasa oleh lidah – lebih dari itu sepertinya 
tidak.
Contohnya; matahari terbit dari Timur dan terbenam di sebelah Barat, matahari
yang terbit di waktu siang dan bulan yang terbit waktu malam, air yang mengalir
dari atas ke bawah, dan sejenisnya; tidak ada unsur science di sini, hanya
pengetahuan umum biasa saja.

 

Saya sering tersenyum sendiri
ketika ada suatu agama yang mengatakan bahwa di dalam kitab suci agama mereka,
peristiwa big-bang itu ditulis secara ilmiah, proses ovulasi sampai menjadi
bayi dituliskan secara ilmiah – saya hanya angguk-angguk kepala saja. Mereka
tidak tahu bahwa saya juga dulu pernah dipropagandain ajaran bodoh seperti
begituan waktu masih islam dulu, tetapi untuk menjaga perasaan mereka saya diam
sajalah daripada saya digorok lehernya. Saya kasihan dengan orang ini, karena 
mereka
membodohi diri mereka sendiri. Kalau saja ulasan “ilmiah” versi agama mereka
itu mereka tuliskan dalam lembar jawaban ujian waktu mereka kuliah dulu,
pastilah para professor mereka akan tertawa terpingkal-pingkal sampai sakit
perut. Syukurlah, para mahasiswa itu kalau lagi ujian masih pakai akal logika,
tetapi waktu lagi di rumah ibadah mereka mereka pake iman– jadi mereka masih
bisa lulus dari kuliahan mereka.

 

Ini bukan berarti saya tidak
mempercayai kekuasaan Tuhan, bukan saya tidak mempercayai kekuasaan Yesus atas
dunia ini dan isinya, tidak sama sekali. Saya percaya bahwa Tuhan punya kuasa
atas dunia dan isinya. Tetapi mengatakan bahwa televisi BBC-News juga
menayangkan serial kartu Scooby-Do setiap sore adalah pembodohan diri namanya. 
Alkitab
adalah buku rohani, bukan buku science. Berusaha mengkait-kaitkan Alkitab
dengan science sama dengan merendahkan Tuhan, karena kekuasaan Tuhan lebih dari
akal logika manusia. Iya kalau science yang dipake sebagai landasan itu terbukti
benar sampai akhir zaman, gimana kalau ternyata salah – itu kan
sama saja malu-maluin Tuhan kan?
Bisa-bisa nanti oleh Tuhan anda disuruh membuktikan klaim sepihak anda di
hadapan Tuhan.

 

Bisakah kita membahas secara
logika bagaimana kira-kira roh kita bisa sampai ke surga? Bisakah kita membahas
secara logika bagaimana manusia kelak bisa hidup selama-lamanya (tanpa mati
lagi) waktu dia sudah berada di surga? Tentu akal logika kita tidak bisa
menjawab ini, artinya wilayah keimanan adalah diluar jangkauan akal manusia
dengan segala keterbatasannya.

Contoh lagi, dulu waktu saya
masih islam, saya pernah diceritakan tentang peristiwa Isra Miraj, waduh… kalau
mau nurutin akal sehat… cerita isra miraj itu tidak lebih seperti dongengan
anak kecil, dongengan untuk nidurkan anakku yang sekarang lagi duduk di bangku
te-ka nol besar – saya bisa tertawa-ketiwi kalau itu diceritakan lagi ke saya
sekarang. Masak terbang ke langit ke satu, dua, tiga, dan seterusnya, dengan 
menunggan
seekor burung dalam kecepatan cahaya tanpa tubuhnya hangus dan sampai ke sebuah
masjid (yang ternyata) pada waktu itu sama sekali belum dibangun. Lucunya lagi,
misinya itu loh… urusan berapa kali jedut-jedutin jidat ke lantai doang pake
terbang segala; secara logika, kurang kerjaan itu kan namanya? Coba pakai akal 
logika, apakah
cerita isra miraj itu masuk akal? Jujur saja, itu sama sekali tidak masuk akal,
tetapi kenapa orang Islam masih merayakannya? Apakah anda pikir Habibie
mempercayai peristiwa isra miraj dalam kapasitasnya sebagai seorang Professor
Doktor? Tidak, tetapi dia mungkin mempercayai peristiwa itu dalam kapasitasnya
sebagai seorang mukmin yang saleh – kalau tidak, dia akan dicap kafir oleh
kaumnya. Mereka tahu itu tidak masuk akal, tetapi iman mereka mempercayainya,
biarin sajalah. Toh kepercayaan mereka tentang isra miraj itu tidak
membahayakan saya, bodo amat kalau mereka mau percaya itu cerita.

 

Begini kawan-kawan, menurut
sepengetahuan saya, berdasarkan apa yang diajarkan kepada saya, Alkitab adalah
sekumpulan tulisan para nabi yang ditulis berdasarkan pada apa yang mereka
alami, mereka lihat, mereka dengar, dan apa-apa yang diajarkan pada mereka oleh
para pendahulu mereka dengan bimbingan Rohul Kudus tentunya. Dalam keterbatasan
mereka (para nabi) pada masanya, mengharapkan mereka mampu membuat analisa
ilmiah dalam Alkitab sepertinya terlalu naïve. Mengharapkan para nabi ini untuk
mengulas tentang peristiwa big-bang, hukum grafitasi, ilmu kedokteran, sususan
tata surya, dan sejenisnya – rasanya gimana gitu, anda nilai sendiri sajalah?!

 

Kawan-kawan, mari kita pisahkan
akal logika kemanusiaan kita yang terbatas ini dengan wilayah keimanan. Stop
klaim sepihak yang berusaha mengkait-kaitkan iman dengan science – itu
pembodohan diri namanya. Kalau anda masih memaksakan diri anda untuk
mengkait-kaitkan science dengan agama, kalau anda seorang sarjana agama –
mungkin saya bisa maklum’ tetapi kalau anda seorang tukang insinyur tetapi
masih percaya itu – saya hanya mau sampaikan saya kasihan sama anda.

 

Semoga bisa mencerahkan. Merdeka,




---- Ibrahim Yohannes Syihab ----





















      

Kirim email ke