Mengenal Proses Gempa Bumi, Bisa Prediksi Terjadinya !! Badan Meteorolgi di Indonesia entah berbohong atau memang kurang pengetahuannya, berulang kali mereka menyatakan bahwa belum ada cara2nya memprediksi gempa bumi diseluruh dunia.
Gempa bumi jelas telah diprediksi disemua negara maju, terutama Amerika dan yang kedua adalah Jepang yang merupakan negara yang paling maju dalam memprediksi Gempa Bumi ini. Meskipun sudah dapat diprediksi terjadinya gempa bumi, tetapi kalo ternyata gempa bumi itu tidak muncul sama sekali bukanlah prediksinya salah ataupun meleset, tetapi disebabkan arah gempanya itu tidak menimbulkan goyangan yang bisa kita rasakan. Oleh karena itu, untuk memahami bagaimana mudahnya memprediksi terjadinya gempa bumi ini, maka perlu saya jelaskan dengan cara analogi yang sederhana, bahwa bayangkanlah bumi kita ini tersusun dari lempeng2 karang ibaratnya balok2 kayu yang ber-tumpuk2. Apabila anda tarik satu balok kayu, maka balok yang anda tarik itu akan menggesek, menggeser, bahkan bisa jadi ada balok lain yang nyeplos masuk kedalam kekosongan dari bekas lokasi balok yang anda tarik tadi. Artinya setiap anda tarik satu saja balok2 itu, pasti bisa diprediksi akan mempengaruhi balok2 yang lainnya, dan untuk menetapkan balok yang mana yang lebih keras goncangan pengaruhnya tentunya tergantung lokasi dan kemampuan masing2 dalam menganalisanya. Kalo balok2 itu tersusun rapi sejajar, maka meskipun ada satu balok anda tarik keluar seluruhnya dari gundukan balok itu, maka goncangan kepada balok2 lain kecil sekali bahkan bisa jadi tidak terasa ada goncangan. Demikianlah dengan lempengan2 yang menyusun struktur permukaan bumi kita ini yang selalu berubah arah tarikannya sehingga menyebabkan terjadinya gempa bumi yang besar dan yang kecil tergantung arah dari dorongan lempengannya itu selain dari kekuatan gempa buminya itu sendiri. Ada gempa yang dorongannya sejajar, ada yang dorongannya vertical dan berbagai jenis dorongan yang berbeda lainnya yang bisa dipelajari dalam ilmu gempa bumi ini. Bahkan ada gempa bumi yang dorongannya me-lompat2. Jadi gampang sekali memprediksinya, kalo ada gempa di Maluku dan Irja, maka lempeng itu akan menyodok ke pulau Jawa dan boleh jadi akan menggoyang Jakarta tergantung lokasi2 lempeng itu sendiri yang harus anda minta datanya dari lembaga Geologi di Indonesia yang mendapatkan gambar satelit infrared dari angkasa luar yang diberikan info-nya oleh Amerika. Seperti yang dijelaskan dalam proses terciptanya bumi kita ini, sama sekali berbeda dengan apa yang didongengkan dalam Quran maupun bible. Bumi kita berasal dari uap panas yang kemudian mendingin dan makin membeku. Akibatnya terjadi proses pergerakan dipermukaannya karena permukaan bumi ini lebih dingin daripada dikedalamannya. Makin lama makin dingin, makin membeku menjadi kerak yang akhirnya membentuk lapisan permukaan bumi kita sekarang ini. Kepercayaan agama jelas membuat manusia makin bodoh, makin sulit memahami apa yang sebenarnya terjadi sehingga mereka menganggap gempa bumi tidak bisa diprediksi. Kalo dalam kepercayaan agama dinyatakan bahwa alam semesta tercipta dalam 7 hari dan 7 malam, maka dalam hasil penelitian yang pasti telah dipastikan, BAHWA PROSES PENCIPTAAN ALAM SEMESTA INI BELUM BERAKHIR HINGGA SEKARANG INI, PROSES PENCIPTAAN MASIH TERUS BERLANGSUNG, BERLANGSUNG SEPANJANG MASA YANG KITA TIDAK AKAN TAHU KAPAN BERAKHIRNYA, BAHKAN KEMUNGKINAN BESAR MEMANG PROSES PENCIPTAAN INI MERUPAKAN CYCLUS YANG TIDAK AKAN PERNAH BERAKHIR. Demikianlah, apabila ada gempa sebesar 6 SR, maka terjadinya gempa 7 SR janganlah dianggap cuma lebih tinggi sedikit kekuatannya, jangan anggap kekuatan 1 SR itu hanyalah kekuatan seperenam atau sepertujuhnya. TIDAK, sama sekali bukan begitu kenyataannya. Setiap peningkatan kekuatan gempa sebesar 1 SR akan menyebabkan goncangan yang kira2 sekitar dua kali kekuatan goncangan dibawahnya. Bahkan ada kalanya perbedaan 1 SR bisa menimbulkan goncangan yang jauh lebih besar dari 2x goncangan angka SR dibawahnya. Meskipun kekuatan SR-nya sama, tetapi goncangannya belum tentu sama, kesemuanya tergantung dimana goncangannya itu terjadi. Kalo goncangan itu terjadi di Bogor Jawa Barat yang tanahnya gembur, banyak pohon2 dan akar2 pohon, maka gempa yang menggoncangkan tanah disana akan diserap goncangannya sama seperti shock breaker mobil yang menyerap goncangan akibat jalanan yang lobang2. Beda kalo tanahnya keras dibawahnya karang seperti tanah di California di Amerika ini, maka gempa yang kecil pun bisa membuat goncangan yang besar karena karang2 yang ada dibawah tanah di California ini malah menjadi amplifier yang mengamplifikasi getaran atau goncangan yang kecil tadi sehingga menjadi getaran yang hebat yang membuat jembatan beton pun akhirnya hancur lebur. Keduanya tetap sama bahayanya meskipun berbeda bahayanya. Kalo ditanah karang batu tergoncang, maka yang berbahaya adalah getaran atau goncangannya. Sebaliknya kalo diBogor dan Jawa Barat umumnya karena tanahnya gembur, maka meskipun goncangannya tidak begitu besar bahkan kadang2 tidak terasa, tetapi bahayanya bisa jadi lebih besar daripada di California karena akan terjadi tanah longsor. Itulah sebabnya, orang Indonesia terutama di Jawa Barat hampir kebanyakan tidak mengenal gempa bumi diwilayahnya karena getaran2nya sangat kecil. Apalagi kebiasaan pemerintah sejak zaman Bung Karno selalu berusaha menyembunyikan ancaman bencana agar rakyat jangan panik karena pemerintahnya tidak punya kemampuan berbuat apapun untuk menolongnya. Oleh karena itulah, di Jawa Barat, terutama Bogor, Puncak dan sekitarnya, masyarakat tidak mengenal kata "Gempa", mereka menyebutnya "Lindu" yang lebih dianggap hal2 sebagai mistik. Akibatnya memang fatal, ancaman bencana yang diselubungi kepercayaan Islam dan berbagai mistik ini mengakibatkan jatuhnya ratusan ribu korban jiwa yang sudah mati sejak negara ini berdiri. Korban2 itu adalah korban tanah longsor dimana ada berberapa kampung sekali gus terkubur hidup2 oleh tanah longsor tanpa ada bantuan pemerintah untuk menolongnya selain hiburan shalat dan dongeng2 kebesaran Allahnya. Ny. Muslim binti Muskitawati.