Tulisan ini juga disajikan dalam website http://umarsaid.free.fr

Catatan A. Umar Said



Membangun kekuatan baru

untuk perubahan besar





Tulisan ini mengajak para pembaca untuk bersama-sama mencoba menelaah  -
dari berbagai segi dan sudut pandang – masalah-masalah besar yang sedang
dihadapi oleh bangsa dan negara kita. Sebab, seperti yang sama-sama kita
saksikan,  dewasa ini kita semua sedang disuguhi sejumlah besar
persoalan-persoalan besar dan kecil yang  menunjukkan bahwa  rakyat kita
sedang berada dalam keadaan parah yang tidak menentu. Kiranya, di antara
sebagian dari masalah-masalah  yang  bisa sama-sama kita simak adalah yang
sebagai berikut :



Banyak kalangan sedang menunggu-nunggu apa saja yang akan terjadi tanggal 28
Januari yang akan datang, yang bertepatan dengan peringatan 100 hari
pemerintahan SBY. Karena, sudah ada desas-desus (yang cukup santer) bahwa
akan terjadi aksi besar-besaran dari berbagai kalangan, baik dari yang pro
pemerintahan SBY maupun  yang dari kalangan oposisi. Bisa saja terjadi
macam-macam hal atau keadaan yang tidak terduga ketika  peringatan tanggal
28 Januari ini.



Persoalan skandal raksasa Bank Century sudah berbulan-bulan menarik
perhatian dan bahkan menggugah kemarahan besar dari berbagai kalangan,
berhubung kasus ini telah menunjukkan bahwa sudah terjadi banyak kesalahan,
penyelewengan, atau kejahatan berkaitan dengan « nyasarnya » dana sebesar Rp
6,7 triliun (jelasnya : Rp 6,7 000 000 000 000)  oleh penjahat besar Robert
Tantular, yang bersekongkol dengan berbagai fihak.



Pansus Angket DPR yang sudah melakukan pemeriksaan beruntun terhadap
berbagai soal yang berkaitan dengan skandal Bank Century sejak permulaan
bulan Desember yang lalu sekarang sudah menginjak tahap-tahap permulaan
perumusan keputusan atau rekomendasi.



Pansus DPR tidak akan bisa memuaskan


Apa pun yang akan menjadi perumusan keputusan atau rekomendasi Pansus DPR
tentang kasus besar Bank Century ini pasti akan menimbulkan heboh. Karena,
sekarang saja sudah ada prediksi dari berbagai kalangan bahwa Pansus Angket
DPR akhirnya tidak akan bisa mengambil keputusan yang memuaskan bagi
sebagian terbesar rakyat yang melihat adanya kejahatan dan penyelewengan
besar-besaran di Bank Century ini.



Kita bersama-sama akan bisa melihat bahwa  presiden SBY beserta
pendukung-pendukungya akan terus berusaha menggunakan segala daya dan cara
untuk bisa « melumpuhkan »  Pansus DPR yang terdiri dari wakil-wakil partai,
yang justru sebagian besar adalah bagian dari koalisi yang sudah digalang
SBY. Ini bisa dilakukannya melalui tekanan-tekanan, negosiasi atau «
rekayasa »  (halus dan kasar), terhadap pimpinan partai-partai, termasuk
para menteri dan pejabat-pejabat penting di berbagai bidang.



Persoalan lain yang cukup besar adalah masalah Wakil Presiden Budiono dan
Menteri Keuangan Sri Mulyani, yang selama ini sudah menjadi sasaran  dari
macam-macam aksi atau gerakan (terutama oleh kalangan muda bangsa kita)
setiap hari. Persoalan Budiono dan Sri Mulyani ini akan tetap menjadi
masalah hangat  dalam beberapa bulan yang akan datang. Agaknya, masih banyak
kemungkinan-kemungkinan yang bisa saja terjadi di sekitar ini.



Walaupun Presiden SBY mungkin tidak bisa dilengserkan atau dimakzulkan
(impeachment), namun banyak sekali orang menganggapnya bahwa ia harus
bertangunggungjawab (secara langsung atau tidak langsung) atas terjadinya
penggelontoran uang sebanyak Rp 6,7 triliun oleh KSSK (Menkeu Sri Mulyani
bersama Budiono sebagai Gubernur Bank Indonesia).



Dari sidang-sidang pemeriksaan Pansus DPR, muncul berbagai indikasi juga
bahwa dalam hal penggelontoran dana sebesar Rp 6,7 triliun kepada Bank
Century ini banyak kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh berbagai pejabat
(di bidang pengawasan) di Bank Indonesia, yang menyebabkan kelirunya
tindakan-tindakan oleh KSSK (Budiono dan Sri Mulyani)



Sesudah Pansus DPR tentang Bank Century bersidang sekitar dua bulan, maka
terdengar suara-suara yang menghendaki supaya pekerjaan Pansus ini
dipercepat, sehingga seluruh tenaga dan fikiran bangsa dapat
dikonsentrasikan kepada penanganan berbagai masalah penting. Sebab, menurut
suara-suara ini, masih banyak sekali soal-soal  mendesak yang harus
diselesaikan atau dikerjakan.



Adanya suara-suara yang memperdengarkan kejenuhan atau tidak kesenangan
terhadap dibongkarnya berbagai ketidakberesan dalam pemerintahan atau
lembaga-lembaga penting negara oleh Pansus DPR haruslah kita curigai atau
kita sikapi dengan waspada. Sebab, selama sidang-sidang terbuka oleh Pansus
DPR banyak sekali keburukan, kebusukan, kesalahan, dan penyelewengan dari
pajabat-pejabat negara kita telah ter-ekspose atau tertelanjangi.



Pendidikan politik besar-besaran bagi rakyat



Sidang-sidang terbuka untuk umum Pansus  DPR tentang Bank Century merupakan
pendidikan politik  besar-besaran dan luas sekali bagi banyak kalangan
masyarakat, yang dapat mengikutinya melalui siaran pers dan terutama
televisi. Pendidikan politik yang dimungkinkan oleh munculnya kasus skandal
raksasa Bank Century ini merupakan sumbangan yang amat penting bagi
kehidupan bangsa, yang belum pernah terjadi sebelumnya (kecuali dalam tahun
1998 ketika Suharto dijatuhkan oleh gerakan besar-besaran oleh angkatan muda
kita).



Petunjuk penting dari naiknya kesedaran politik rakyat kita adalah
bangkitnya sebagian penting kalangan muda kita (terutama mahasiswa) yang
bergerak terus-menerus di banyak tempat di negeri kita untuk melampiaskan
kebencian mereka terhadap korupsi yang merajalela dimana-mana, terutama yang
terwujud dalam skandal Bank Century dan kasus Anggodo. Gerakan atau
aksi-aksi yang dengan gigih dilancarkan kalangan muda kita merupakan motor
atau bensin bagi bermacam-macam gerakan rakyat kita lainnya.



Revolusi dan Bung Karno disebut-sebut


Di antara berbagai petunjuk tentang  naiknya kesedaran politik rakyat kita
(sekali lagi, terutama sekali angkatan muda) adalah terdengarnya tuntutan
terhadap  perubahan besar dan fundamental di negeri kita, disuarakannya
kata-kata revolusi, disebut-sebutnya nama Bung Karno, dan dicemoohkannya
Orde Baru atau pemerintahan  era Suharto.



Adalah menarik sekali untuk diperhatikan bahwa sejak munculnya kasus Bank
Century maka perbedaan antara berbagai aspek pemerintahan Suharto dan
pemerintahan Bung Karno telah diangkat dalam berbagai kesempatan. Dalam
kaitan ini kita semua dapat menyaksikan bahwa selama kasus Bank Century
dipersoalkan, maka puji-pujian terhadap Suharto tidak terdengar.



Dari berbagai sudut pandang dapatlah kiranya kita lihat bahwa kasus skandal
raksasa Bank Century tidaklah menguntungkan kepentingan kubu sisa-sisa Orde
Baru. Karena, masyarakat melihat bahwa kebanyakan pelaku-pelaku dalam kasus
besar skandal ini (seperti halnya dalam kasus BLBI) terdiri dari
koruptor-koruptor yang bermental reaksioner, yang pada umumnya adalah
pendukung sistem politik anti-kiri atau anti-Bung Karno. Orang-orang yang
benar-benar berpandangan kiri atau betul-betul tulus pro-rakyat tidaklah
akan tega hati melakukan korupsi secara besar-besaran seperti yang sudah
dilakukan para pendukung Orde Baru selama puluhan tahun, sampai sekarang.



Seperti yang sudah kita semua ketahui, korupsi adalah kejahatan yang
merugikan kepentingan publik, atau dengan kata lain : mencuri atau maling
kekayaan rakyat. Oleh karenanya, korupsi  sebenarnya merupakan pengkhianatan
rakyat. Dan pengkhianatan terhadap kepentingan rakyat ini adalah kejahatan
yang dosanya besar sekali dan,  karenanya, harus mendapat hukuman yang
seberat-beratnya. Oleh sebab itu  gerakan anti- korupsi yang dilancarkan
besar-besaran dan terus-menerus di seluruh negeri ini adalah benar-benar
tugas mulia dan tujuan luhur dari semua kalangan dan golongan.



Perbedaan besar dengan pemerintahan di bawah Bung Karno



Kiranya, dari sudut pandang ini jugalah kita bisa melihat kasus perampokan
Bank Century (dan juga kasus Anggodo), sebagai  hanya puncak dari sebuah
gunung es besar sekali,  yang terbenam di bawah pemerintahan Suharto selama
32 tahun dan berbagai pemerintahan sesudahnya.



Korupsi dan segala macam kejahatan yang ditimbulkan oleh berbagai
penyalahgunaan kekuasaan adalah ciri utama pemerintahan Suharto (yang
diteruskan oleh pemerintahan-pemerintahan lainnya, termasuk pemerintahan
SBY). Hal yang demikian sangatlah berbeda atau, bahkan, bertentangan sama
sekali dengan pemerintahan di bawah Bung Karno.



Pemerintahan di bawah Bung Karno yang dicintai sebagian terbesar rakyat
adalah bertentangan sama sekali, atau berbeda seperti langit dan bumi,
dengan pemerintahan Suharto atau pemerintahan-pemerintahan lain sesudahnya.
Juga, adalah jelas sekali bagi kita semua, bahwa pemerintahan SBY sebagian
besar  - atau pada pokoknya  --  didukung oleh sisa-sisa kekuatan Orde Baru
yang anti kiri atau anti ajaran-ajaran Bung Karno.



Padahal, sejarah terbaru bangsa kita sudah menunjukkan dengan jelas bahwa
pemerintahan yang menentang ajaran-ajaran besar dan menyampingkan
gagasan-gagasan luhur dan revolusioner Bung Karno tidaklah akan  bisa
mengadakan perubahan-perubahan besar dan sejati menuju masyarakat adil dan
makmur. Agaknya, demikian jugalah halnya dengan pemerintahan SBY.



Buanglah ilusi terhadap partai-partai pendukung koalisi SBY


Dengan perspektif yang demikian ini, maka makin jelaslah bagi seluruh
kekuatan demokratik di Indonesia  --  tidak peduli dari golongan yang mana
pun, atau dari agama dan suku apa pun --  perlunya untuk membuang jauh-jauh
segala ilusi terhadap partai-partai politik yang dewasa ini tergabung dalam
parlemen atau menjadi bagian dari koalisi SBY.



Sebab tidak tertutup kemungkinan bahwa dalam menghadapi kasus besar Bank
Century  ini (dan masalah-masalah besar bangsa lainnya) akan terjadi
berbagai macam kompromi dan negosiasi dalam permainan di belakang layar,
yang pada dasarnya atau pada akhirnya akan merupakan persekongkolan
kontra-revolusioner terhadap perjuangan rakyat untuk menciptakan masyarakat
adil dan makmur.



Agaknya,  sudah dapat diramalkan sejak sekarang, bahwa setelah selesainya
pekerjaan Pansus DPR tentang Bank Century yang seluruhnya berlangsung selama
3 bulan, tidak akan terjadi banyak perubahan besar dan penting bagi
kehidupan bangsa dan negara. Sebab, banyak urusan penting mengenai negara
dan rakyat ini akan tetap diurusi oleh orang-orang yang sekarang juga, atau,
oleh mereka yang sejenis dan mempunyai pandangan politik yang serupa. Dan
yang begini ini akan berlangsung selama lima tahun lagi !!!



Mengingat itu semua perhatian dan harapan besar berbagai kalangan ditujukan
kepada KPK, sebagai lembaga penegakan hukum dan pemberantasan korupsi. Namun
kepercayaan publik terhadap KPK ini harus juga disertai pengawalan dan
dukungan, di samping pengawasan yang waspada. Sebab, haruslah sama-sama kita
cegah supaya KPK tidak merosot dan membusuk, dengan adanya bermacam-macam
korupsi, kejahatan atau penyelewengan.



Patah tumbuh hilang berganti !!!


Karena itu, semua kekuatan demokratik Indonesia,  terutama sekali yang
non-partai, perlu setapak-setapak menggalang berbagai bentuk kekuatan,
dengan segala cara dan jalan, untuk bersama-sama membentuk kekuatan baru,
yang bisa diajak mendatangkan perubahan-perubahan besar dan fundamental.
Sebab, sekarang sudah makin jelas bahwa perubahan besar dan fundamental yang
menguntungkan rakyat banyak tidak bisa diharapkan lagi sama sekali dari
orang-orang yang bermental korup, yang berpandangan reaksioner, yang anti
ajaran-ajaran revolusioner Bung Karno, dan yang menjadi pendukung politik
Suharto beserta konco-konconya.



Ketika situasi di dunia sedang mengalami perubahan besar terus-menerus
(ingat, antara lain : munculnya China dan India sebagai kekuatan besar
ekonomi dunia yang baru, kemajuan-kemajuan besar di Rusia, Vietnam, Kuba dan
Venezuela, merosotnya peran Amerika Serikat, berkembangnya Uni Eropa) maka
Indonesia pun memerlukan perubahan-perubahan besar dan fundamental yang bisa
mendatangkan kemajuan besar bagi rakyat.



Bergejolaknya secara besar-besaran opini publik yang disebabkan oleh
munculnya kasus Bank Century, dan dilancarkannya terus-menerus
bermacam-macam aksi oleh kalangan muda bangsa, merupakan indikasi bahwa
benih-benih untuk perubahan besar sedang mulai  tumbuh dimana-mana. Berbagai
gejala juga menunjukkan bahwa berbagai kekuatan politik pendukung Bung Karno
yang pernah dipatahkan oleh kekuatan reaksioner di bawah Suharto mulai
tumbuh kembali dan apa yang hilang dalam tahun 1965-1966 sedang juga
berganti.



Kekuatan baru yang digalang atau dibangun bersama-sama oleh berbagai
kalangan rakyat inilah, yang bisa meneruskan perjuangan yang telah dilakukan
Bung Karno bersama rakyat menuju masyarakat adil dan makmur. Bukannya yang
lain !!!



Paris, 24 Januari 2010 (malam)



                       =   =



PS. Sebagai pelengkap dari tulisan ini, harap disimak kumpulan
berita/tulisan tentang kasus Bank Century yang disajikan dalam 9 rubrik
dalam website http://umarsaid.free.fr




























































































Kirim email ke