Salam... Beberapa hari yang lalu ketika bos spiritual A.K dituntut oleh murid-muridnya ke polisi, tiba-tiba ada undangan dari salah satu anggota milis parapemi...@yahoogroups.com yang juga sebagai pengelola milist spiritualxxxxx untuk menghadiri seminar spiritualitas. Penasaran, saya coba tanya bagaimana pendapat beliau tentang spiritualitas itu sendiri dan bagaimana pendapatnya dengan kasus A.K. berhubung ada penggemar beliau dimilist parapemi...@yahoogroups.com yang ingin mengetahui jawaban dari tokoh seperti beliau.
Reply dari beliau, setelah penjelasan normatif maka ada semacam deklarasi yang begitu rumit menurut saya. Apa itu declare beliau? Beliau mengatakan : "Saya sendiri dari dulu sudah bilang terus terang bahwa spiritualitas berkaitan erat dengan seksualitas. Nyambung atas bawah. Konek en konak. Tapi of course harus ada etika, yaitu suka sama suka. Kalau suka sama suka it's halal. " Mendapat reply yang demikian, dan diumumkan secara terbuka pula dimilist yang berpenghuni lebih dari 1.000 orang makin membikin saya penasaran. Saya lantas mengajukan pertanyaan kepada beliau. "Apakah ga ada model spiritualitas yang lebih bermutu lagi?" Sampai hari ini (+/-2minggu) tidak ada reply dari ybs ke mailing list parapemi...@yahoogroups.com , respon dari temen2 dimilist parapemikir juga beragam. Ada yang langsung ngiler ingin berspiritualitas dengan membayangkan "konek dan konak" versi masing-masing dan tentu saja dengan mencari-cari atau mencocok-cocokkan hukumnya dengan hukum positip tentang ngesek suka sama suka yang berpayung spiritual. Ada juga yang mengerti teknik (aliran Tantra) ini dan kemudian mengkritik positip karena yang mengkritisi tahu persis teknik model begitu hampir tidak mungkin bisa dilakukan oleh orang jaman sekarang. Kritik tidak sembarang kritik karena yang mengkritik juga pernah melakoni teknik yang model begituan namun merasa hampir ga mungkin untuk bisa mendapatkan teman ngeseks yang "aduhai" spiritualitasnya untuk tujuan itu. Konek dan konak. Untuk itu, karena tidak mendapat reply model spiritualis yang lebih bermutu dari 'tokoh' spiritualitas tersebut, maka saya ingin mengemukakan pendapat saya tentang bagaimana sesungguhnya gambaran berspritualitas yang lebih bermutu menurut versi saya :) Berikut ini adalah gambaran perjalanan spritual yang menurut saya lebih bermutu ; 1. Perjalanan pertama ; Perjalanan dari makhluk menuju Tuhan (Safar min al-Khalq ila al-Haq). Pada tingkat ini, perjalanan yang dilakukan adalah dengan mengangkat hijab kegelapan dan hijab cahaya yang membatasi antara seorang hamba dengan Tuhannya. Seorang pejalan spiritual harus melewati stasion-stasion, mulai dari stasion jiwa, stasion qalb, stasion ruh dan berakhir pada maqsad al-aqsa. Pada tahap ini perjalanan ruhani baru dimulai dari pelepasan diri dan bergabung menuju Tuhan. Dalam perjalanan pertama ini adalah gambaran dari upaya pejalan spiritual mengangkat kesadarannya dari realitas makhluk lewat pembahasan wujud dalam makna umum dan juga tentang hukum-hukum ketiadaan, entitas, gerakan material dan sustansial serta intelek. 2. Perjalanan kedua : Perjalanan bersama Tuhan di dalam Tuhan (Safar bi al-Haq fi al-Haq) . Pada tahap ini seorang pejalan spiritual memulai tahap kewaliannya, karena wujudnya telah menjadi diri-Nya dan dengan itu dia melakukan penyempurnaan dalam nama-nama agung Tuhan. Tingkat ini adalah tingkat penyempurnaan teologis seorang pejalan spiritual. 3. Perjalanan ketiga ; Perjalanan dari Tuhan menuju Makhluk bersama Tuhan (Safar min al-Haq ila al-Khalq bi al-Haq). Dalam stasion ini seorang pejalan spiritual menempuh perjalanan dalam Af'al Tuhan, kesadaran Tuhan telah menjadi kesadarannya dan menempuh perjalanan di antara alam Jabarut, Malakut dan Nasut serta menyaksikan segala sesuatu yang ada pada alam tersebut melalui pandangan Tuhan. Pembicaraan pada tingkat ini meliputi proses penciptaan dan emanasi yang terjadi pada intelek-intelek. 4. Perjalanan keempat ; Perjalanan dari makhluk menuju makhluk bersama Tuhan (Safar min al-Khalq ila al-Khalq bi al-Haq) Pada tahap ini perjalanan penyaksian seluruh makhluk dan apa yang terjadi padanya di dunia dan akhirat serta mengetahui perjalanan kembali menuju Allah dan bentuk kembalinya serta azab dan nikmat yang akan diberikan Allah pada mereka. Dengan mengikuti perjalanan spiritual yang sedemikian rupa tersebut (versi bermutu), maka menurut hemat saya urusan esek-esek (konek dan konak) hampir merupakan sebagai lelucon spiritual saja jika mereka mengganggap kedudukan esek-esek itu sedemikian pentingnya untuk bisa mengalami Tuhan/bersama Tuhan. Reply saya ini saya tujukan ke semua pihak, oleh karena itu saya posting secara massal ke beberapa milist termasuk milist yang dikelola tokoh tadi sebagai pembanding supaya teman-teman yang ingin berspritualitas bisa mengetahui gambaran versi yang lain, yaitu versi yang lebih bermutu dari sekedar konek dan konak. Salam, Iman K. www.parapemikir.com