British Mandat Lebih Berpihak Kepada Islam Bukan Yahudi !!! Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Wahai ikhwan wa akhwat yang senantiasa tabayyun,
Pemberitaan dunia Islam terutama Indonesia sangat berat sebelah dalam berpihak kepada keadilan yang seimbang. Kebanyakan mereka mengabaikan rasa keadilan demi hanya membenarkan agama Islamnya saja yang hanya dianut sebatas simbol kepercayaan sebagai tempat keberpihakannya. Oleh karena itu, dalam tulisan ini saya mengajak semua pembaca untuk berpihak seimbang, yang benar adalah benar dan yang salah adalah salah, janganlah karena satu pihak beragama sama dengan agama kita, maka kita harus berpihak kepada mereka yang sama agamanya dengan kita. Kita harus berpihak kepada kenyataan yang benar, bukan berpihak kepada agama yang sama dengan agama kita meskipun nyata2 dipihak yang salah. Demikianlah masalah konflik Palestina bukanlah urusan kita, secara Internasional sebagai negara yang berpolitik non-aktif dan netral, kita hanya berpihak kepada kenyataan yang benar bukan berpihak kepada mereka yang sama agamanya dengan agama kita. Palestina adalah nama wilayah yang batas2nya sangat luas dan sangat relatif. Sama seperti nama "kebayoran", nama "tanjung Priok", nama "kebon kelapa", kesemuanya hanyalah nama wilayah tertentu saja bukan nama negara, bukan nama kerajaan, juga bukan nama suatu bangsa, karena tidak pernah ada negara Palestina atau Kerajaan Palestina. Wilayah Palestina mendapatkan namanya dikarenakan mayoritas penduduknya menganut kepercayaan berhala menyembah dewa-dewi Filistine. Kepercayaan penyembahan dewa-dewi ini mencakup wilayah dari Greek, Babylonia, Israel, Jordania, Libanon, Syria, Mesir, bahkan hingga ke Arab Saudia. Mereka terdiri dari berbagai etnicity, tetapi satu identitas yaitu disebut sebagai "orang Palestina" hanya karena mereka menyembah berhala dewa-dewi Palestina. Semua wilayah2 tsb diatas sama sekali bukan wilayah Islam atau wilayah Arab, karena kenyataannya orang Yahudi sudah lebih lama eksis mendiami wilayah ini bersama para penyembah berhala ini. Salah satu legende terkenal dalam sejarah orang2 Yahudi ini adalah perkelahian antara David melawan Goliath yang menyampaikan simbol2 abstract tertentu dalam sejarah maupun agama yang dianut orang2 Yahudi maupun para penyembah berhala Filistine ini. Dulunya seluruh wilayah ini didominasi oleh para penyembah berhala Filistine, tapi kemudian diwilayah Israel dan Yordania sekarang inilah awal lahirnya mayoritas Yahudi yang akhirnya mendominasi kompetisi ratusan tahun dengan para penyembah berhala Filistine ini. Secara etnicity, para penyembah berhala Filistine ini sama dengan penganut Yahweh yang diimani orang2 Yahudi. Mereka menempati wilayah yang sama yang tersebar dari Greek, hingga ke Arab. Sedangkan orang2 Arab yang beragama Islam muncul jauh belakangan dan secara biadab kemudian membunuhi orang2 Filistine maupun orang2 Yahudi. Tetapi hal ini adalah sejarah masa lalu yang tidak bisa kita jadikan rujukan, karena bentuk kerajaan tidak bisa kita samakan negara dalam arti yang sekarang. Kerajaan tidak lebih dari tuan2 tanah yang menyewakan tanahnya kepada rakyat jelata dan memeras mereka dengan berbagai pajak2 yang menjerat. Semua kerajaan tidak bertujuan mensejahterakan rakyatnya justru sebaliknya untuk mensejahterakan rajanya. Demikianlah lain dulu lain sekarang, kitab suci bukan rujukan, kitab suci bukanlah buku sejarah atau catatan sejarah. Dimulai pada sebelum perang dunia kesatu, seluruh jazirah Arab, Mesir, Babilonya (Irak), Turki, Syria, Libanon, Yordania, Arab Saudia dan Israel adalah merupakan jajahan Inggris. Sedangkan Persia (Iran} merupakan jajahan Perancis. Inggris mengangkat boneka2nya disemua wilayah jajahannya. Selama perang dunia kesatu hingga berakhirnya perang dunia kesatu, 1917 lahirlah "Balfour Declaration" yang merupakan janji dari Menteri Luar Negeri Inggris, yaitu Lord Arthur Balfour, atas sympathi beliau melihat kesetiaan dan kesungguhan kelompok Yahudi yang membela Inggris dalam semua lini peperangan. Dalam janjinya tsb, wilayah Palestina yang pada waktu itu dibatasi oleh wilayah Israel sekarang ditambah wilayah kerajaan Yordania. http://en.wikipedia.org/wiki/Balfour_Declaration Baik Jordania maupun Israel waktu itu belum ada karena merupakan jajahan Inggris. Kedua wilayah negara tsb disebut oleh Inggris dalam Balfour Declaration sebagai wilayah yang dinamakannya "Palestine". Pada 1922, akibat kekalahan yang ber-larut2, kerajaan Ottoman dibubarkan, dan dibentuk kerajaan Ottoman baru yang merupakan boneka Inggris pada 1923. Namun pada tahun 1925, atas keputusan pengadilan Liga Bangsa2 terhadap pertikaian wilayah jajahan antara Inggris dan Perancis, diputuskan bahwa wilayah Palestine (Israel+Jordan) dan wilayah Syria disatukan menjadi Kerajaan Ottoman dari Turki. Demikianlah, secara ringkas saat ini tidak ada kerajaan Jordan, Israel, atau Palestine karena dilebur jadi satu dengan Turki. Bersamaan penyerahan British Mandat dan French Mandate, masing2 memerdekakan wilayah dibawah mandate mereka. Dalam hal ini pada tahun 1943, lahirlah Republik Libanon yang sebelumnya menjadi satu dengan wilayah Turki dibawah raja boneka yang diangkat Inggris. Berdasarkan Ealfour Declarationa, wilayah Palestine itu hanya dijanjikan kepada orang Yahudi untuk membangun negara Israel. Tetapi berhubung protest2 dari Arab, maka wilayan Palestine ini kemudian atas British Mandat direncanakan untuk dibagi dua dengan batas sungai Transjordan. Bagian timur dinamakan Arab Palestine, dan bagian Barat dinamakan Yahudi Palestine. Barulah pada 1946, atas British Mandat maka Arab Palestine ini kemudian menjadi kerajaan Jordan, namun kelahiran kerajaan Jordania ini diprotes orang2 Arab Palestine yang menganggap wilayah ini bukanlah milik kerajaan Jordan melainkan milik Arab Palestine dimana akhirnya Raja Jordan Abdullah mati dibunuh pemberontak Palestine sewaktu beliau mengunjungi Mesjid Al-Aqsha. http://www.palestinefacts.org/pf_1948to1967_abdulla.php Pada 1948, Israel resmi menduduki wilayah sebelah barat sungai Transjordan. Meskipun demikian, pihak Israel tidak puas karena janji berdasarkan Balfour Declaration mencakup juga wilayah kerajaan Jordan. Israel berusaha merebut wilayah2 kerajaan Jordan dan sebaliknya juga demikian kerajaan Jordan berusaha juga merebut wilayah2 yang dikuasai Israel. Sementara itu, Arab Palestina mulanya melakukan pemberontakan untuk menguasai kerajaan Jordan namun atas dasar latar belakang Islamnya, kemudian raja Jordan berhasil mengarahkan para pemberontak Arab Palestine ini untuk merebut tanah Israel. Demikianlah pada saat2 itulah kerajaan Jordan menyediakan fasilitas kepada pemberontak Arab Palestine ini untuk menggerilya Israel hingga suatu saat melalui bantuan Internasional raja Jordan berhasil memindahkan konsentrasi para pemberontak Arab Palestine ini ke Libanon. Dari fakta2 sejarah sejak berakhirnya perang dunia kesatu, sudah terlihat bagaimana Inggris bekas penjajah wilayah Timur Tengah ini berusaha bertindak se-adil2nya kepada setiap penghuni wilayah ini. Arab Palestine sudah mendapatkan tempatnya di Kerajaan Jordan, dan Yahudi Palestine telah mendapatkan porsi yang lebih kecil disebelah barat sungai TransJordan. Pertikaian Arab Palestine vs Yahudi Palestine pada hakekatnya adalah perang agressi Islam Arab melawan Yahudi yang bertahan. Dalam kaitannya ini tidak bisa pihak Inggris, Perancis ataupun Liga Bangsa2 berpihak atau memihak kepada Zionist atau Yahudi seperti yang selama ini dipropagandakan di-negara2 Islam. Pihak penjajah sudah sedemikian banyaknya memberi konsesi2 terhadap orang2 kelompok Arab ini, namun apa mau dikata, keserakahan akibat brainwash agama Islam telah menggunakan Islamic religious fanatisme untuk memusnahkan Yahudi secara sepihak, padahal orang2 Yahudi bersedia dan mengajak saudara2 Arabnya untuk tinggal disatu negara demokratis di Israel. UN sekarang sudah memberikan berbagai bantuan dan fasilitas2 yang berlebihan kepada Arab Palestina untuk menyelesaikan konflik ini dengan cara2 damai, antara lain kita lihat hasil perjanjian Camp David yang memberi Arab Palestina wilayah Gaza dan Westbank yang direbut dengan darah rakyat Israel. Namun siapa lagi yang bisa membantu atau berpihak kepada Arab Palestina yang Islam ini, dengan kenyataan mereka menolak untuk berkompromi malah bertekad memusnahkan bangsa yang memang asalnya dari wilayah tsb. Raja Abdullah dari Jordania memang juga memprovokasinya dengan pernyataan bahwa wilayah Israel mayoritasnya 90% adalah orang2 Arab Palestine, yang jelas pihak Inggris lebih akurat memiliki data statistik demografik kependudukan wilayah Israel ini sehingga bisa memutuskan bahwa wilayah Israel ini memang disebelah barat sungai TransJordan. Penduduk Israel sebelum adanya immigrant yang datang dari Eropah sudah melebihi 75%, jadi wilayah ini memang mayority penduduknya adalah Yahudi, dan juga tidak salah dan tidak bisa disalahkan kalo pemerintah baru Israel ini mengundang semua immigrant Yahudi diseluruh dunia untuk membangun dan mempertahankan tanah airnya. Kenapa orang2 Arab Palestina yang datang dari Mesir tidak perlu diributkan tetapi kedatangan orang2 Yahudi dari Eropah harus dipermasalahkan ??? Jelas issue seperti ini tidak bisa diladeni baik di UN apalagi didunia Internasional yang melihat hal2 seperti ini dengan realita bukan dengan brainwashing kepercayaan. Sebaiknya, sebagai muslimin kita harusnya berjiwa damai dan adil bukan cari gara2. Sengketa atau konflik wilayah harusnya diselesaikan dengan keterbukaan, kebersamaan, dan saling ber toleransi dalam kompromi bukan malah berniat memusnahkan pihak lainnya yang tentu tidak bakalan mengundang sympati siapapun juga seperti yang dilakukan oleh orang2 Arab Palestine ini. Kita sebagai umat Islam harus menerima realitas yang ada. Mau cari gara2 untuk konflik hanya membawa penderitaan semua pihak dan tidak ada yang diuntungkan, namun kalo memang satu pihak berniat memusnahkan pihak lainnya, lalu apa salahnya kalo pihak lainnya itu demi mempertahankan existensinya juga mengharuskan membunuhi lawannya. Naaah.... inilah yang sekarang terjadi, orang2 Arab Palestina tidak boleh mengharapkan bantuan bangsa2 lain untuk memusnahkan bangsa tetangganya sendiri. Bantuan bangsa2 lain hanyalah untuk mendamaikan bukan memusnahkan salah satu pihak, dan hal inilah yang harusnya menjadi tolok ukur kemana kita umat Islam di Indonesia harus bersikap dan berpihak. Ny. Muslim binti Muskitawati.