OK..Redenominasi itu berbeda dengan yang disebut dengan Sanering. Jika
redenominasi itu adalah pemotongan nilai mata uang menjadi lebih kecil
tanpa mengubah nilai tukarnya. Sedangkan sanering adalah pemotongan
nilai mata uang suatu menjadi lebih kecil tanpa jaminan tidak berubahnya
nilai tukarnya.. Dalam redenominasi, uang Rp 10.000 dipotong menjadi Rp
10, dengan harga barang yang semula Rp 10.000 juga berubah menjadi
seharga Rp 10..... cita2nya sih begitu..!!!

Konon kabarnya program sanering itu dilakukan karena ekonomi negara itu
sangat buruk yang mendekati ambruk karena hiper inflasi. Sedangkan
program redenominasi itu dilakukan bukan karena ekonomi negara itu buruk
serta bukan karena hiper inflasi. Namun semata-mata hanya karena tujuan
efisien penulisan dan pembukuan saja....dg Tiga persyaratan yaitu:
kondisi ekonomi yang stabil, inflasi yang terjaga rendah, dan adanya
jaminan stabilitas harga

Kalau pemotongan sejumlah digit nominal mata uang pada program
redenominasi itu ternyata berpotensi meleset, dalam arti ada TIDAK ADA
penyesuaian harga berdasarkan nominal baru itu....??? karena para
pedagang agak takut2 menurun kan harga barang karena (merasa) takut akan
rugi? Juga apakah nanti pedagang di pelosok daerah bisa well informed
secepatnya, kalo gak, kasihan rakyat yg penghasilannya kecil? Siapa yg
akan memantau stabilitas harga? Sedangkan sekarang aja Pemerintah gak
berkutik dg para spekulan/penumbun barang dll..???

Bagaimana dengan Zimbabwe yg juga melakukan redenominasi? Kayaknya
ekonomi mereka juga tidak membaik...???

Mohon pencerahannya para pakar disini...

Salam




-----Original Message-----
From: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
[mailto:ahlikeuangan-indone...@yahoogroups.com] On Behalf Of anton ms
wardhana
Sent: Monday, August 02, 2010 7:35 PM
To: ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com
Subject: [Keuangan] Nilai Pecahan Rupiah Bakal Dipangkas?

artikel asli:
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2010/08/02/09320316/Nilai.Pecahan.
Rupiah.Bakal.Dipangkas-8

*REDENOMINASI RUPIAH*
Nilai Pecahan Rupiah Bakal Dipangkas?
Senin, 2 Agustus 2010 | 09:32 WIB

*JAKARTA, KOMPAS.com -* Isu pemotongan nilai pecahan rupiah sebenarnya
sudah
banyak beredar, terutama sejak nilai tukar rupiah melorot 4-5 kali lipat
terhadap dollar Amerika Serikat. Beberapa kali juga pemerintah membantah
isu
pemotongan rupiah yang sempat membuat trauma banyak orang Indonesia pada
tahun 1950 dengan menggunting uang menjadi setengahnya.

Tapi kini Bank Indonesia benar-benar sudah berancang akan melakukan
pemotongan atau istilah kerennya redenominasi rupiah. Tapi dalam
redenominasi nilai tukar yang terjadi hanya pemotongan nilai pecahan
mata
uang untuk menjadi lebih kecil tanpa mengubah nilai tukarnya.

Gubernur BI terpilih Darmin Nasution mengatakan, saat ini BI tengah
menggodok wacana mengenai redenominasi nilai tukar rupiah. "BI sedang
menyiapkan sejumlah hal agar nilai Rp 1 itu lebih berarti," ujar Darmin,
Sabtu (31/7/2010).

Ia menambahkan, rencana redenominasi nilai tukar ini nantinya akan
dibahas
terlebih dahulu dengan pemerintah dan DPR. "Harus melalui Dewan
Perwakilan
Rakyat baru nanti kita sosialisasikan," jelasnya.

Dalam redenominasi, akan ada pemotongan angka nol pada nilai mata uang.
Pemotongan nol biasanya tiga buah di belakang. Misalnya pecahan Rp
100.000
dipangkas 3 angka nolnya akan menjadi Rp 100.

Tapi Darmin mengatakan belum bisa memutuskan berapa jumlah angka nol
yang
akan dipotong. "Belum bisa diputuskan sekarang berapa angka nol yang
akan
dikurangi, apakah tiga atau empat. Namun, hasil pembahasan akan
diusahakan
disampaikan ke pemerintah tahun ini," janji mantan Dirjen pajak ini.

Sebenarnya, proses untuk melakukan redenominasi nilai tukar membutuhkan
waktu sekitar empat hingga lima tahun.

Menurut Deputi Gubernur BI Budi Rochadi, setidaknya ada tiga persyaratan
yang harus dipenuhi jika ingin melakukan penyederhanaan satuan nilai
tukar.Tiga persyaratan itu adalah kondisi ekonomi yang stabil, inflasi
yang
terjaga rendah, dan adanya jaminan stabilitas harga.

Selain itu, untuk melakukan redenominasi nilai tukar juga dibutuhkan
penarikan uang yang beredar di masyarakat secara bertahap. "Hal yang
paling
sulit dilakukan dengan cepat dan mudah adalah sosialisai kepada seluruh
masyarakat Indonesia yang mencapai ratusan juta jiwa," jelasnya.
*(Herlina
Kartika, Sofyan Nur Hidayat/Kontan)*
-- 
-----
save a tree, don't print this email unless you really need to


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

=========================
Millis AKI mendukung kampanye "Stop Smoking"
=========================
Alamat penting terkait millis AKI
Blog resmi AKI: www.ahlikeuangan-indonesia.com 
Facebook AKI: http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045
Arsip Milis AKI online:
http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com
=========================
Perhatian : 
Untuk kenyamanan bersama, agar diperhatikan hal-hal berikut: 
- Dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor posting sebelumnya
- Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada.
Anggota yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas
- Saran, kritik dan tulisan untuk blog silahkan kirim ke
ahlikeuangan-indonesia-ow...@yahoogroups.comyahoo! Groups Links




=================================================
IMPORTANT - This electronic communication and any attachments may contain 
confidential and/or legally privileged information, and may only be used by the 
authorized recipients. If you receive this electronic communication in error, 
please delete all copies and advise the sender immediately. Any unauthorized 
dissemination, distribution or copying of this electronic communication or any 
attachments is strictly prohibited.

Kirim email ke