Sebaiknya inflasi kita golongkan agar kita tahu bagaimana menyelesaikannya.

1. Inflasi terbuka :
Kenaikan harga terjadi secara umum pada semua jenis barang pada umumnya. Hal 
ini biasanya terjadi :
a. Kebijakan pemerintah menaikan harga/biaya komponen produksi seperti BBM, 
Listril, Pajak
b. Melemhnya mata uang terhadap barang akibat defisit anggaran yang 
diselesaikan dengan cara mencetak uang.
c. Secara umum semua orang mendapat bonus/buka tabungan/dapat tunjangan secara 
bersamaan seperti hari raya di Indonesia sehingga jumlah uang yang beredar jauh 
lebih besar dari biasanya.

2. Inflasi Tertutup.
Kenaikan harga pada barang tertentu yang sedang banyak dibutuhkan. Misal Semen, 
Pasir atau cabi tanpa berpengaruh terhadap barang lainnya

Penyebabnya adalah :

a.Permintaan akan barang tertentu tiba-tiba besar bisa akibat trend bisa juga 
akibat kebijakan fokus pada sektor tertentu.

b. Pemasok barang bermasalah dengan alat produksinya, masalah hukum, masalah 
kepemilikan etc sehingga produksi dan distribusinya terganggu dan pasar 
kekurangan barang dimaksud.

Jika sudah demikian maka penyelesaiannya juga beda-beda. Untuk Inflasi Tertutup 
biasanya akan diikuti munculnya pengusaha baru dan didukung sektor keuangan 
untuk segera mengisi pasar yang lowong sehingga sampai kondisi pasar yang 
normal. 

Jika diselesaikan dengan cara subsidi sampai kapanun masalahnya gak akan 
selesai.  Misal harga cabe naik diselesaikan dengan cara subsidi :-) 
Penyelesaiannya ya perbanyak orang yang nanam cabai.

Salam

RM





--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, "Andi MF Avandy" 
<link2ha...@...> wrote:
>
> > *Soal Anda setuju dg subsidi atau tidak, terserah Anda sih...tapi jangan 
> > berfikir bahwa segala sesuatu yg diserahkan ke Pemerintah trus beres...> 
> > #Bung Oka.. Jangan juga berfikir bahwa segala sesuatu yg diserahkan ke 
> > mekanisme pasar trus beres..> Politik pangan itu sama dengan politik 
> > pertahanan. Tanpa ketahanan pangan negara hancur. Logis ga kalo sektor 
> > pertahanan kita swastanisasi? Heheh> Makanya pangan itu ga bisa kalo ga ada 
> > yg atur.
> 
> **Saya ngak bilang bahwa pasar tidak perlu diatur...itulah pemerintah 
> berperan sebagai regulator. Baca lagi tulisan saya...jangan dibolak balik.Apa 
> hubungannya kenaikan harga dengan masalah pertahanan?> 
> 
> #Bentuk pengaturan yg saya maksud bukan dalam bentuk pemberlakuak tarif, tax, 
> quota, floor /ceiling price dll tapi terjun langsung sebagai 
> penyedia/suplayer untuk menurunkan harga.  Hubungan pangan termasuk harga 
> pangan yg tinggi akibat kelangkaan dan pertahanan itu erat . Agh. :)
> 
> *Supaya harga murah, ya produksi harus diperbaiki, infrastruktur harus 
> diperbaiki.> #apa pasar 'mau' perbaiki irigasi, bikin bendungan, aspalin 
> jalan?Sekali lagi 
> 
> **Anda membolak balik pernyataan saya...jangan waton suloyo..asal tulis. Anda 
> yang pertama menggampangkan cara menurunkan harga.  
> # hemm 'asal tulis'... 
>  Lagian kalo Anda mau teliti, ada juga kok non pemerintah yang membangun 
> jalan...Adan pikir siapa yang membangun jalan tol di jakarta? swasta dan 
> BUMN. BUMN bukan Pemerintah loh...nanti Anda campurbaurkan lagi>> 
> #Bung Oka.. BUMN itu singkatan dari Badan Usaha Milik Negara. Kalau swasta 
> itu Badan Usaha milik Pribadi. Artinya BUMN itu alat pemerinta dalam 
> menjalankan kebijakan. Saya kasih tahu bedanya BUMN ama swasta. PLN rugi apa 
> untung sekarang? PT KAI utung apa rugi?  Mau untung apa buntung namanya 
> perpanjangan tangan pemerintah harus ada. 
> 
> *Lagian bagaimana caranya mengontrol yang kaya beli beras mahal, yang miskin 
> beli beras murah? pake kupon? siapa yang mau menjalankannya? pejabat 
> kelurahan? bagi2 Bantuan Langsung Tunai aja dikorupsi..apalagi bagi2 
> beras....atau Anda berharap orangkaya tahu diri? Katanya jangan 
> report2...tapi ide Anda sangat membuat report...> #pake kupon salah satunya. 
> Ada cara lain lagi bikin dapur umum untuk makan gratis. Tidak ada lg 
> gelandangan yg kelaparan. Yg kaya mau makan disitu juga ga masalah. Itu semua 
> tanggung jawab negara. Ini masalah "tanggungjawab" bukan masalah itung2 
> ekonomi suply demand bung.Lho Anda sendiri yang mengusulkan Pemerintah 
> membeli beras lewat bulog. Membeli beras lewat Bulog jelas bukanlah mekanisme 
> pasar murni.Knapa Anda ngomong mekanisme pasar sekarang...katanya gitu aja 
> kok report? Membuat dapur umum, makan gratis? saya ngak anti sosial loh, tapi 
> itu bukan jalan keluar untuk menurunkan harga>> #. Hehe kalo beras gampang 
> didapat apa lagi murah apa ga turun harga? Ini pikiran orang bodoh nih. 
> 
> *Balik aja keteori deh, inflasi kan bisa ditimbulkan sisi penawaran, atau 
> sisi permintaan. Kalo sekarang ini, nampaknya dari sisi penawaran, karena 
> belum masuk puasa harga dah tinggi. Jika spekulasi saya benar, maka seperti 
> yng dismpaikan member lain disini, yang tidak merepotkan, yg tinggal buka 
> saja import, kontrol dg tariff....toh selama ini juga sudah banyak diketahui 
> bahwa yang untung dg kenaikan harga bukan petani, melainkan para tengkulak 
> dan pedagang...> #nah anda sendiri tahu mekanisme pasar itu hanya 
> menguntungkan para bandar, tengkulak, dan cukong. Yg kuat mengalahkan yg 
> lemah. Maka dari itu harus ada kekuatan yg lebih kuat untuk menetralkan 
> harga. Kenapa beras mahal? Karena langka? Ada yg membatasi suply. Siapa? 
> Tengkulak. Caranya? Nimbun beras di gudang jauh2 hari sambil harga 
> dinaikin.Itu bukan salah mekanisme pasar, dong. Itu masalah regulasi ngak 
> jalan...susah kalo Anda ngak bisa membedakan> Kesimpulan: Untuk memenuhi rasa 
> keadilan mekanisme pasar komoditas strategis harus diacak2... Siapa yg 
> bertanggung jawab? Pemerintah. :)
> 
> Walah...ini lagi...katanya ngak usah report2? gimana sih .....
> #ini nih jurus "repot"
> Best Wishes,Andi MF Avandy«Info: MEGA UKM Kredit Usaha Yang Tepat Untuk Anda. 
> Cepat, Ringan, Mudah» Sent from my VandyBerry® smarphone
>


Kirim email ke