Dear Younginheart (maaf kalo ini bukan nama yang benar),

Boleh sedikit bertanya, apakah ada perbedaan antara roh (spirit), jiwa (soul), 
dan nyawa (Inggrisnya apa ya?) dalam pemahaman rebirth? 

Kalo ada perbedaan, yang menitis itu roh atau jiwa atau nyawa? Lalu yang kekal 
yang mana?

Sori banyak tanya? Soalnya di tv kalo sore hari ada film Panglima Tian Feng 
yang tumitis menjadi Pat Kai calon babi kecap ..... hmmm.... jadi lapar 
nih..... 

Salam,
Petrus Paryono





________________________________
From: younginheart5000 <crv...@yahoo.com>
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Tue, February 2, 2010 4:40:39 PM
Subject: [budaya_tionghua] Re: Reinkarnasi - -> Bro Petrus

  

Bro, mod dan sohib sohib disini tidak berwawasan sempit lalu main semprit.

Memperdalam pengetahuan mengenai budaya Tionghoa memang disini, salah satu, 
tempatnya. jadi anda tidak salah masuk.

Kalau anda keturunan Tionghoa, memang tinggal memperdalam apa yang anda dapat 
dari ortu dan leluhur, dan kalau anda tidak mendapat pendidikan Tionghoa 
sebagai orang Tionghoa, lalu didikan apa yang anda dapat?

Kalau anda bukan keturunan Tionghoa, jelas tak mendapat didikan Tionghoa, masih 
pantas mencari tahu mengenai budaya Tionghoa disini.

Masalah reinkarnasi, seperti dijelaskan pak pak Mihardja dan sohib sohib yang 
lain, ada dalam BANYAK kebudayaan. Juga ada dalam ajaran Kristiani (in karnasi 
berasal dari bahasa Latin,in carnere, menjadi daging. reinkarnasi aberasal dari 
re (kembali) incarnere (menjadi daging)). Budaya Yehuda sudah mengenal konsep 
ini, juga Mesir kuno dan Babylonia.

Titik temu dengan budaya Tionghoa adalah dengan masuknya agama Buddha ke 
Tiongkok, berinkulturisasi menjadi Mahayana Tiongkok, dimana konsep 
"reinkarnasi" masuk dalam spiritualitas Tionghoa. Konsep ini ketat dalam ajaran 
aliran Maitreya. misalnya.

Saya kutip sebuah tulisan: 

"Banyak umat Buddha awam dan umat agama lain yang telah keliru menganggap 
reinkarnasi adalah sebuah istilah agama Buddha. Padahal, ajaran Buddha justru 
ingin mendefinisikan kembali (mengoreksi) istilah 'reinkarnasi' yang dikenal 
kaum Hindu dan menggantinya dengan punarbhava, atau rebirth dalam bahasa 
Inggris, karena istilah ini lebih tepat!

Dalam agama Buddha, tidak ada istilah penjelmaan kembali bagi suatu makhluk 
yang telah mati dan memasuki tubuhnya yang baru. Ini konsep Hindu.

Agama Buddha hanya mengenal kelahiran kembali (rebirth). Dalam pengertian 
reinkarnasi, roh (jiwa) seseorang yang telah mati berpindah ke tubuh yang baru. 
Di sini, roh dianggap suatu substansi yang kekal yang berpindah dari satu tubuh 
ke tubuh yang lainnya.

Dalam konsep Buddhis, tidak dikenal istilah 'roh (jiwa) yang kekal' karena 
agama Buddha menganut konsep anatta (tanpa roh). Tidak ada suatu diri yang 
kekal yang berpindah setelah kita mati. Yang ada hanyalah suatu energi 
(berbentuk kesadaran penyambung) yang meneruskan kehidupan berikutnya. Ibarat 
api lilin yang diteruskan dari satu lilin ke lilin yang lain, api lilin itu 
sendiri tidak berpindah, karena lilin-lilin sebelumnya tetap menyala, melainkan 
karena adanya kondisi (sumbu lilin) yang memungkinkan lilin-lilin berikutnya 
menyala. Demikian pula kita terlahir kembali karena masih adanya sumbu 
kehidupan (kemelekatan) .

Ingatlah hukum fisika yang menyatakan: energi tidak dapat diciptakan dan tidak 
dapat dimusnahkan, tetapi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain. 
Hukum karma dalam agama Buddha dapat dibandingkan dengan hukum energi dalam 
fisika. Hukum karma menyatakan bahwa setiap perbuatan yang dilakukan manusia 
akan berakibat (akibatnya tidak akan hilang). Tetapi akibatnya bisa dalam 
berbagai kondisi (bentuk) sesuai dengan kadar perbuatannya. Akibat dari suatu 
karma buruk yang tidak terlalu besar dapat diminimalkan dengan suatu karma baik 
yang besar. Akibat itu sendiri tidaklah hilang, tetapi seolah-olah telah hilang 
karena kekuatan karma baik yang besar. Ini dapat diibaratkan garam yang 
berkurang rasa asinnya apabila dilarutkan dengan air yang banyak..."

Seperti saya tulis sebelumnya, mempelajari apapun, hanya akan berhasil, kalau 
a) ada tekad bulat, bukan sekedar ingin tahu hangat hangat tahi ayam, b) 
menemukan guru yang benar, dan c) mempunyai kesabaran dan keuletan mengatasi 
semua halangan.

Kalau bro bukan Tionghoa, melainkan Jawa, misalnya, maka reinkarnasi juga 
merupakan konsep yang telah diimani ribuan tahun silam.

By the way, bro akan disemprit Mod dan para sohib, kalau anda bahas mendalam 
murni ajaran Nasrani, Islam atau Yahudi disini, yang tak berawal di tanah 
Tiongkok.

--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Petrus Paryono <petrusparyono@ ...> 
wrote:
>
> 
> 
> Terima kasih atas pencerahannya. Cukup membuka wawasan saya.
> 
> Saya akan coba belajar lebih lanjut, tapi tidak dengan tanya-jawab di milis 
> ini. Saya kuatir kalau nanti keluar dari koridor milis "Budaya Tionghua" 
> bakal disemprit .... he...he....
> 
> Salam,
> Petrus Paryono
> 
> 
> 
> ____________ _________ _________ __
> From: younginheart5000 <crv...@...>
> To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
> Sent: Mon, February 1, 2010 8:07:23 PM
> Subject: [budaya_tionghua] Re: Reinkarnasi - -> Bro Petrus
> 
> 
> Petrus Paryono <petrusparyono@ ...> wrote:
> 
> "> sebelumnya mohon maaf kalau posting ini tidak sesuai dengan "Budaya 
> Tionghua", karena saya tidak pernah mendapat didikan Budaya Tionghua..
> 
> > Saya ingin bertanya untuk menambah wawasan saya yang masih sempit:
> > 
> > 1. agama atau kepercayaan apa saja yang mengakui adanya reinkarnasi?
> > 2. apakah reinkarnasi dapat berakhir?"
> 
> ----------
> 
> Anda bukan dari keluarga Tionghoa, jadi tak mendapat didikan budaya Tionghoa? 
>   By the way, apa urusan budaya Tionghoa dengan reinkarnasi?
> 
> Untuk info anda (selanjutnya, mohon datang ke vihara untuk memperdalam 
> pengetahuan anda, misalnya PusDikLat Buddha, Vihara Avalokitesvara: Jl. 
> Mangga Besar 58, Jakarta Barat
> Telp. (021) 6294542, 6299551 Fax.(021) 6249984)
> 
> "Reinkarnasi" dalam agama Buddha
> 
> Dalam agama Buddha dipercayai bahwa adanya suatu proses kelahiran kembali 
> (Punabbhava) . Semua makhluk hidup yang ada di alam semesta ini akan terus 
> menerus mengalami tumimbal lahir selama makhluk tersebut belum mencapai 
> tingkat kesucian Arahat. Alam kelahiran ditentukan oleh karma makhluk 
> tersebut; bila ia baik akan terlahir di alam bahagia, bila ia jahat ia akan 
> terlahir di alam yang menderitakan. Kelahiran kembali juga dipengaruhi oleh 
> Garuka Kamma yang artinya karma pada detik kematiaannya, bila pada saat ia 
> meninggal dia berpikiran baik maka ia akan lahir di alam yang berbahagia, 
> namun sebaliknya ia akan terlahir di alam yang menderitakan, sehingga segala 
> sesuatu tergantung dari karma masing-masing. Umat Buddhist tak menggunakan 
> konsep re-inkarnasi, yang hanya dikenal dalam agama Hindu.
> 
> Reinkarnasi dalam Hindu
> 
> Dalam agama Hindu, filsafat reinkarnasi mengajarkan manusia untuk sadar 
> terhadap kebahagiaan yang sebenarnya dan bertanggung jawab terhadap nasib 
> yang sedang diterimanya. Selama manusia terikat pada siklus reinkarnasi, maka 
> hidupnya tidak luput dari duka. Selama jiwa terikat pada hasil perbuatan yang 
> buruk, maka ia akan bereinkarnasi menjadi orang yang selalu duka. Dalam 
> filsafat Hindu dan Buddha, proses reinkarnasi memberi manusia kesempatan 
> untuk menikmati kebahagiaan yang tertinggi. Hal tersebut terjadi apabila 
> manusia tidak terpengaruh oleh kenikmatan maupun kesengsaraan duniawi 
> sehingga tidak pernah merasakan duka, dan apabila mereka mengerti arti hidup 
> yang sebenarnya
> 
> Dalam filsafat agama Hindu, reinkarnasi terjadi karena jiwa harus menanggung 
> hasil perbuatan pada kehidupannya yang terdahulu. Pada saat manusia hidup, 
> mereka banyak melakukan perbuatan dan selalu membuahkan hasil yang setimpal. 
> Jika manusia tidak sempat menikmati hasil perbuatannya seumur hidup, maka 
> mereka diberi kesempatan untuk menikmatinya pada kehidupan selanjutnya. Maka 
> dari itu, munculah proses reinkarnasi yang bertujuan agar jiwa dapat 
> menikmati hasil perbuatannya yang belum sempat dinikmati. Selain diberi 
> kesempatan menikmati, manusia juga diberi kesempatan untuk memperbaiki 
> kehidupannya (kualitas).
> 
> Jadi, lahir kembali berarti lahir untuk menanggung hasil perbuatan yang sudah 
> dilakukan. Dalam filsafat ini, bisa dikatakan bahwa manusia dapat menentukan 
> baik-buruk nasib yang ditanggungnya pada kehidupan yang selanjutnya. Ajaran 
> ini juga memberi optimisme kepada manusia. Bahwa semua perbuatannya akan 
> mendatangkan hasil, yang akan dinikmatinya sendiri, bukan orang lain.
> 
> Yang bisa berinkarnasi itu bukanlah hanya jiwa manusia saja. Semua jiwa 
> mahluk hidup memiliki kesempatan untuk berinkarnasi dengan tujuan sebagaimana 
> di atas (menikmati hasil perbuatannya di masa lalu dan memperbaiki kulaitas 
> hidupnya).
> 
> Proses reinkarnasi
> 
> Pada saat jiwa lahir kembali, roh yang utama kekal namun raga kasarlah yang 
> rusak, sehingga roh harus berpindah ke badan yang baru untuk menikmati hasil 
> perbuatannya. Pada saat memasuki badan yang baru, roh yang utama membawa 
> hasil perbuatan dari kehidupannya yang terdahulu, yang mengakibatkan 
> baik-buruk nasibnya kelak. Roh dan jiwa yang lahir kembali tidak akan 
> mengingat kehidupannya yang terdahulu agar tidak mengenang duka yang 
> bertumpuk-tumpuk di kehidupan lampau. Sebelum mereka bereinkarnasi, biasanya 
> jiwa pergi ke surga atau ke neraka.
> 
> Dalam filsafat agama yang menganut faham reinkarnasi, neraka dan sorga adalah 
> suatu tempat persinggahan sementara sebelum jiwa memasuki badan yang baru. 
> Neraka merupakan suatu pengadilan agar jiwa lahir kembali ke badan yang 
> sesuai dengan hasil perbuatannya dahulu. Dalam hal ini, manusia bisa 
> bereinkarnasi menjadi makhluk berderajat rendah seperti hewan, dan sebaliknya 
> hewan mampu bereinkarnasi menjadi manusia setelah mengalami kehidupan sebagai 
> hewan selama ratusan, bahkan ribuan tahun. Sidang neraka juga memutuskan 
> apakah suatu jiwa harus lahir di badan yang cacat atau tidak.
> 
> Akhir proses reinkarnasi
> 
> Selama jiwa masih terikat pada hasil perbuatannya yang terdahulu, maka ia 
> tidak akan mencapai kebahagiaan yang tertinggi, yakni lepas dari siklus 
> reinkarnasi. Maka, untuk memperoleh kebahagiaan yang abadi tersebut, roh yang 
> utama melalui badan kasarnya berusaha melepaskan diri dari belenggu duniawi 
> dan harus mengerti hakikat kehidupan yang sebenarnya. Jika tubuh terlepas 
> dari belenggu duniawi dan jiwa sudah mengerti makna hidup yang sesungguhnya, 
> maka perasaan tidak akan pernah duka dan jiwa akan lepas dari siklus 
> kelahiran kembali. Dalam keadaan tersebut, jiwa menyatu dengan Tuhan (Moksha 
> [2]).
> 
> --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Petrus Paryono <petrusparyono@ ...> 
> wrote:
> >
> > Dear milis,
> > sebelumnya mohon maaf kalau posting ini tidak sesuai dengan "Budaya 
> > Tionghua", karena saya tidak pernah mendapat didikan Budaya Tionghua.
> > 
> > Saya ingin bertanya untuk menambah wawasan saya yang masih sempit:
> > 
> > 1. agama atau kepercayaan apa saja yang mengakui adanya reinkarnasi?
> > 2. apakah reinkarnasi dapat berakhir?
> > 
> > Atau kalau ada link yang berkaitan dengan reinkarnasi, mohon informasinya.
> > 
> > Terima kasih ya rekan-rekan milis yang baik.
> > 
> > Salam,
> > Petrus Paryono
> >
>


 


      

Kirim email ke