Bung Koay Hiap, Bung ABS dan TTM semuah, Hai, apakabar? Sudah makan?
Hehehe..... yin yang - teori keseimbangan alam(?), memang kayaknya berlaku juga untuk hal sebesar apapun atau sekecil apapun juga. Mungkin itu memang cara alam membuat seimbang segala sesuatu ya? Bayangkan, kalau saja suku-suku bangsa di Tiongkok dulu bersatu padu, tidak saling berperang satu sama lain, tentunya yang menjadi negara adi kuasa di dunia bukan Amrik atau Eropa, baik secara ekonomi, teknologi maupun kekuatan militer. Mungkin memang sejarah mesti berjalan seperti sekarang ya. Kalau saja dulu Zheng He datang ke Jawa ketika belum dikebiri, mungkin juga VOC dan Belanda, juga Portugis tidak pernah berani menguasai kepulauan Nusantara. Lha, sudah kadung diklaim oleh Zheng He bahwa wilayah Nusantara termasuk wilayah kekuasaan kaisar-nya, jeh! Waktu jutaan ekor ayam pada mati bergelimpangan diserang H5N1, wabah flu burung, mungkin juga itu adalah usaha alam untuk membuat seimbang populasi ayam yang di'produksi' jutaan ekor per hari oleh manusia (terutama di Amrik!). Mungkin saja alam mengira bahwa ayam sudah over populated, jadi di'utus'lah virus H5N1 untuk mengeremnya - walau lantas muncul teori konspirasi bisnis bahwa virus itu sengaja ditebarkan oleh pesaing sesama produsen ayam, atau pabrik obat anti virus-nya, teuteup saja mestinya ada campur tangan alam dalam hal ini. Begitu juga dengan munculnya virus SARS, yang konon kabarnya itu gara-gara ada kegemaran orang makan hewan-hewan eksotik yang cukup langka dan hampir punah. Alam melindungi mereka dengan menyertakan virus itu supaya manusia kapok gak mau makan hewan itu lagi? Tapi, memang di situlah seni-nya seperti kata Bung Koay Hiap ya. Kalau saja tidak ada 'perseteruan' maka milis kita juga tidak lagi 'hidup'. Satu bilang A, semuanya bilang AAAAAAA - tanda setuju semua. Mana enak ikutan milis begitu toh? Hehehe........ Wis ah, ntar jadi ngelantur ke mana-mana. Salam makan enak dan sehat, Ophoeng BSD City, Tangerang Selatan --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "kwaih...@..." <kwaih...@...> wrote: Inilah seninya menjadi orang cina, eh sorry bukan orang tionghoa lho. ada Tiongkok ada Taiwan, ada Dalai lama ada Panchen lama, ada Waitankung ada Falunkung, ada Im ada Yang, ada Ih Thian Kiam ada To Liong To,ada Soe hok gie ada Lim bian kun, ada Kwik Kian Gie ada Christanto Wibisono dan masih banyak lagi, ada yang bisa menambahkan. sojah wushu, Koay Hiap. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Akhmad Bukhari Saleh" <absaleh@> wrote: Ada 2 (dua) kelompok yang mengaku sebagai induk organisasi barongsai Indonesia! Yang satu yang sudah disebut apad posting di bawah ini, "Persatuan Liong dan Barongsay Seluruh Indonesia (PLBSI)". Ketuanya Nurdin Purnomo (yang juga Ketua Partai BTII, Ketua Hakka, dan entah Ketua apa lagi). Yang satunya lagi "Persatuan Seni dan Olahraga Barongsay Indonesia (Persobarian)". Ketuanya Dahlan Iskan (yang juga boss Jawa Pos, sekarang juga boss PLN, dan entah boss apa lagi). Kemis 4 Febr. kemarin kedua organisasi itu memberikan paparan untuk menjadi anggota Komite Olahraga Nasional (KONI). Ini soal rebutan, karena hanya satu organisasi untuk tiap cabang olahraga yang bisa menjadi anggota KONI. Saya, yang sebagai pimpinan salahsatu induk organisasi olahraga (yang sudah puluhan tahun anggota KONI), hadir juga di acara itu, jadi melihat bagaimana mereka saling panas-panasan. Kebetulan di sebelah saya duduk Tandiono Jecky, seorang tionghoa Semarang yang Ketua dari suatu olahraga cina lainnya, Woodball (yang berasal dari Taiwan), yang sedang melamar untuk menjadi anggota KONI juga. Kita berdua jadi tertawa-tawa melihat sesama biskota saling mendahului, eh salah, sesama tionghoa saling rebutan pepesan kosong. Pada Jecky saya bilang bahwa jangan-jangan urusan penipu cabul ini timbul sebagai issue dalam rangka rebutan masuk KONI itu... Baru cuma urusan barongsay saja koq sudah saling ribut! Gimana mau ngurusin Chinese Heritage Park di Taman Mini yang ratusan milyar dananya... Wasalam.