***********************************
Bila anda mampu berpikir kritis analisis,
    Manfaatkan ruang "Artikel" Eskol-Net
Untuk menuangkan ide dan gagasan anda!
    Kirimkan ke [EMAIL PROTECTED]
***Jangan sia-siakan talenta anda****
**********************************

Artikel Eskol-Net
=============


"Jangan sampai Dibenci karena Kesalahan Kita"
Oleh : Augustinus Simanjuntak



Tuhan Yesus sejak lahir di dunia ini sudah dibenci oleh manusia. Waktu
Yesus masih bayi, Raja Herodes sempat berniat membunuh Yesus. Mengapa Raja
Herodes benci kepada Yesus dan berniat membunuhnya ? Tidak lain karea suatu
kebenaran dinyatakan kepadanya. Suatu kebenaran bahwa "Yesus adalah Allah
sendiri, Raja Damai, Raja Sorgawi dan Bumi, Raja yang akan menyelamatkan
umatNya". Raja Herodes menganggap bahwa dialah yang paling berkuasa, di
luar dia tidak ada lagi di muka bumi ini yang berhak mengklaim dirinya
sebagai raja.  Oleh karena itu, Raja Herodes tidak mengerti kebenaran yang
sesungguhnya itu, yaitu tentang Yesus Kristus.

Selanjutnya, ketika Tuhan Yesus sudah dewasa pun para Ahli Taurat, Orang
Parisi, dan pemuka Agama Yahudi, juga membenci Yesus. Reformasi mendasar
yang dilakukan oleh Tuhan Yesus terhadap ajaran-ajaran Agama dan Adat
Istiadat Yahudi yang menyimpang telah membuat pemuka-pemuka Agama Yahudi
merasa jengkel dan membenci Yesus. Mereka akhirnya selalu berusaha mencoba
mencari-cari kesalahan Yesus, tetapi tidak berhasil, karena Yesus sendiri
adalah sumber kebenaran yang sejati.  Puncaknya ialah, ketika Tuhan Yesus
harus disalibkan oleh orang-orang yang membenci Dia walaupun tanpa ada
kesalahan sedikit pun pada diri Yesus. Mereka membenci Kebenaran.

Setelah Tuhan Yesus naik ke Sorga, umat Kristen juga mengalami penganiayaan
, seperti yang terjadi dahulu pada jaman para Rasul. Bahkan ketika Rasul
Paulus belum mengenal Allah dalam Kristus, ia paling membenci orang Kristen
sehingga ia selalu mengejar-ngejar orang Kristen dan banyak yang ia
penjarakan. Pada jaman kekaisaran Romawi, orang Kristen juga mengalami
penganiayaan dan banyak yang dibunuh. Ada yang dimasukkan ke kandang singa,
dibakar hidup-hidup, disiksa dan sebagainya. Pada jaman tersebut, orang
Kristen mengalami penganiayaan tidak lain adalah karena mempertahankan
imannya kepada Kristus. Umat Kristen mengalami penderitaan karena
mempertahankan kebenaran di dalam Kristus. Berhubung mereka membenci
Kebenaran itu, maka orang-orang Kristen pun dibenci oleh mereka yang belum
mengenal Dia.

Bagaimana dengan era modern sekarang ini ?
Kekristenan di era sekarang ini juga tidak lepas dari penganiayaan dan
penekanan.
Hanya saja penganiayaan atau penderitaan yang timbul tersebut patut
dipertanyakan, mengapa Umat Kristiani dibenci dan dianiaya.  Patut
dipertanyakan, mengapa banyak gedung gereja dan rumah orang Kristen dirusak
dan dibakar, seperti yang terjadi di Indonesia. Apakah kebencian itu timbul
karena Kebenaran yang kita yakini/imani dalam Tuhan Yesus Kristus ?  Apakah
kebencian itu timbul karena umat Kristiani sedang mempertahankan imannya ?
Ataukah ada sebab yang lain ?.

Tampakya di era sekarang, Kekristenan di benci oleh dunia tidak lagi hanya
oleh karena Kebenaran di dalam Kristus. Ketika Kekristenan melembaga ke
berbagai institusi, umat Kristen justru mengalami banyak persoalan dan
tantangan dari dunia, yaitu Kekristenan dilembagakan menjadi sebuah agama,
gereja, dan lembaga-lembaga pelayanan lainnya. Persoalan mendasar ialah
bahwa setiap orang
yang menjadi anggota lembaga Kekristenan itu dicap sebagai orang Kristen,
walaupun belum jelas apakah sudah Kristen sejati atau belum. Belum jelas,
apakah semua anggotanya sudah sungguh-sungguh menerima Kristus sebagai Juru
Selamatnya, ataukah belum.   Contohnya, ketika Amerika Serikat (negara yang
identik dengan negara Kristen) menyerbu Iraq, dampaknya terhadap
Kekristenan sangat besar. Kaum non Kristen menganggap bahwa umat Kristen
juga suka perang dan membunuh orang. Padahal, Amerika itu terdiri dari
beraneka ragam penduduk, diantaranya ; Kristen, Katolik, Agama Yahudi,
Atheis, Budha, Hindu, dan sebagainya.

Selain itu, survey membuktikan bahwa ternyata tindakan kriminal bukan hanya
didominasi oleh
orang-orang non Kristen,. tetapi ternyata kejahatan juga banyak dilakukan
oleh
sebagian orang Kristen dalam berbagai aspek kehidupan. Kita tidak jarang
mendengar
orang Kristen mencuri, menipu, memfitnah, korupsi, mabuk, bahkan membunuh.
Bisa juga
kejahatan ini dilakukan karena ia terlibat dalam sebuah sistem, yang
kebetulan bobrok, misalnya sistem yang penuh dengan Korupsi, Kolusi, dan
Nepotisme (KKN).
Orang Kristen yang melakukan kejahatan bisa ketahuan identitasnya sebagai
Kristen berdasarkan pengakuan, hasil penyidikan aparat yang selalu
menyanyakan identitas agama tersangka maupun dalam status terdakwa, dan
juga kelihatan
dari identitas namanya yang bercirikan nama Kekristenan, walaupun nama
tidak terlalu menentukan. Dampak kejahatan oleh sebagian "orang Kristen"
ini sangat luas. Negara dan masyarakat bisa dirugikan oleh kejahatnnya. Dan
yang paling disayangkan
ialah ketika perbuatan jahat itu berdampak terhadap seluruh Kekristenan.
Artinya, nama Kekristenan di tingkat nasional maupun internasional menjadi
tercemar, sehingga asumsi dari luar Kekristenan ialah bahwa sikap dan
perilaku manusia di dunia ini sama saja, entah itu Kristen atau non
Kristen. Akibatnya, dunia memandang Kekristenan tidak ada istimewanya,
apalagi jika
dikaitkan dengan fungsi "garam dan terang " dunia. Lebih jauh lagi, ketika
tindakan sebagian "orang Kristen" itu sungguh telah mempermalukan Allah.


Sikap eksklusif umat Kristen juga mempengaruhi "image" orang di luar
Kekristenan. Rasa curiga dan kebencian itu timbul karena fungsi garam dan
terang itu tidak tercermin dalam kehidupan sehari-hari. Sering garam itu
tidak merembes, tetapi bergumpal-gumpal. Kalau diibaratkan dalam suatu
makanan, garamnya masih bergumpal-gumpal, pasti rasanya tidak mengenakkan,
bahkan bisa menjengkelkan, walaupun rasa asin itu ada. Begitu juga
Kekristenan, kalau tidak bisa bersosialisasi dengan masyarakat lainnya,
maka yang timbul adalah rasa curiga dan kebencian.

Inilah salah satu tantangan berat bagi Kekristenan, terutama bagi kita
yang betul-betul telah menyadari keberadaannya sebagai anak Tuhan yang
telah diberi  Anugerah Keselamatan untuk hidup dalam pengharapan dan
sejahtera dalam Kasih Kristus.
Setiap lembaga Kristen harus menoleh kepada dirinya sendiri. Setiap gereja
harus melihat pertumbuhan iman jemaatnya secara keseluruhan tanpa kecuali.
Kita sangat bersyukur apabila dalam lembaga Kekristenan tidak ada satu pun
yang disebut sebagai "Kristen KTP". Tantangan ini memang berat, tetapi
kalau kita mengandalkan pertolongan dari Tuhan dan dengan motifasi yang
benar dihadapan Tuhan maka segala tantangan tersebut akan bisa teratasi.
Mau tidak mau, Kekristenan harus meminimalisasi kejahatan yang dilakukan
oleh sebagian orang yang berlabel Kristen. Sebab, sudah terlanjur memang
Kekristenan itu melembaga, terutama dalam bentuk Agama, sehingga kalau ada
seorang yang beragama Kristen melakukan kejahatan, maka nama Kekristenan
secara keseluruhan ikut rusak.

Jadi, tantangan Kekristenan bukan hanya terletak pada orang belum mengenal
Kristus, tetapi tantangan juga sama beratnya terletak pada lingkungan
Kekristenan sendiri, apakah orang Kristen di dalam setiap institusi kita
sudah benar-benar Kristen sejati,atau belum. Paling tidak kita bisa tahu
dari pengakuan pribadi, pemahamannya tentang Firman Tuhan, juga dari sikap
dan perilaku hidupnya sehari-hari.
Selain itu, Kekristenan harus membiasakan diri membatasi sikap
eksklusifisme. Gereja harus bisa berbaur dengan masyarakat sekitarnya.  Di
satu sisi sikap eksklusif memang diperlukan bagi umat Kristen yaitu untuk
keperluan persekutuan, untuk saling meneguhkan/menguatkan, saling berbagi
suka dan duka/beban, dan lain-lain yang menyangkut persekutuan. Namun di
luar itu, Kekristenan tidak lepas dari dunia luar (non Kristen). Disamping
kewajiban memberitakan Injil (mandat Penginjilan), umat Kristen juga
dituntut untuk mewarnai kehidupan di dunia (mandat Budaya). Umat Kristen
harus ikut berperan dalam memperbaiki setiap sistem yang rusak/bobrok.
Misalnya dalam sistem politik, Kekristenan harus ikut mewarnainya dalam
bentuk pemikiran dan "suara kenabian". Dunia politik bukan merupakan suatu
hal yang tabu bagi Kekristenan, malahan rusaknya sistem politik tidak bisa
dilepaskan dari tanggung jawab Kekristenan dalam proses pembangunannya.
Dunia politik membutuhkan suara kebenaran yang bersumber dari Kristus
(Kebenaran sejati) yang hanya terdapat pada orang yang percaya pada Dia.

Dari uraian di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan: bahwa penderitaan,
kebencian dan penganiayaan yang dihadapi oleh Kekristenan jangan sampai
terjadi dikarenakan oleh kesalahan Umat Kristen sendiri. Tetapi :

"Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah
yang empunya Kerajaan Sorga" === dan=== "Berbahagialah kamu, jika karena
Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat"
==="Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di Sorga, sebab
demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu"  (Matius 5 :
10-12)

Semoga tulisan sederhana ini bermanfaat bagi saudara-saudaraku sekalian.
Terpujilah Kristus kekal sampai selama-lamanya. Amin.

=================================
"Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia:
Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!" (Roma 11:36)
***********************************************************************
Moderator EskolNet berhak menyeleksi tulisan/artikel yang masuk.
Untuk informasi lebih lanjut, pertanyaan, saran, kritik dan sumbangan
tulisan harap menghubungi [EMAIL PROTECTED]
BII Cab. Pemuda Surabaya, a.n. Robby (FKKS-FKKI) Acc.No. 2.002.06027.2
***********************************************************************
Kirimkan E-mail ke [EMAIL PROTECTED] dengan pesan:
subscribe eskolnet-l ATAU unsubscribe eskolnet-l










"Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia:
Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!" (Roma 11:36)
***********************************************************************
Moderator EskolNet berhak menyeleksi tulisan/artikel yang masuk.
Untuk informasi lebih lanjut, pertanyaan, saran, kritik dan sumbangan
tulisan harap menghubungi [EMAIL PROTECTED]
BII Cab. Pemuda Surabaya, a.n. Robby (FKKS-FKKI) Acc.No. 2.002.06027.2
***********************************************************************
Kirimkan E-mail ke [EMAIL PROTECTED] dengan pesan:
subscribe eskolnet-l    ATAU    unsubscribe eskolnet-l

Kirim email ke