Udeh kayak di siram ma air hangat ajeh ,,
Menyegarkan ...
xixiixixii ...

2009/4/8 <seting...@gmail.com>

> Wahh... Kata2 menyegarkan daku..
> Menyenangkan
>
> Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung
> Teruuusss...!
>
> ------------------------------
> *From*: Anna Althofunisa
> *Date*: Wed, 8 Apr 2009 07:51:27 +0700
> *To*: <aga-madjid@googlegroups.com>
> *Subject*: ~ aga ~ Good Morning,,,,,,,,,,,,,,,,,^_^
>
> *Gals, Berapa Harga Dirimu?**
> **Penulis : Ria Fariana*
>
> *KotaSantri.com : *Berapa harga dirimu? Waduh, seakan-akan harga diri bisa
> ditakar dengan materi. Emang begitu kan kondisi saat ini. Yang namanya harga
> diri, murah banget. Diobral seribu tiga juga banyak yang mau. Kok bisa?
>
> Coba kamu amati lingkungan sekitarmu. Harga diri, terutama kaum perempuan
> alias cewek, sudah banting harga di mana-mana. Mulai dari gaya berpakaian
> yang kelihatan pusar, (maaf) celana dalamnya, *underwear* alias kaos
> daleman, sampai berpakaian tapi telanjang, yaitu berpakaian tapi semua lekuk
> tubuhnya kelihatan dengan amat sangat jelas bentuk dan ukurannya.
>
> Dikomporin oleh sinetron kacangan di TV yang isinya melulu pacaran dan
> pacaran, remaja kita jadi ikutan. Tubuh cewek, bagian mana yang belum
> terekspos oleh lawan jenisnya (baca : "pacarnya") sih? Dalih palsunya sih
> biasanya sebagai bukti cinta. Padahal *mah*, pelecehan harga diri yang
> seharusnya nggak boleh dibiarkan begitu saja. Tapi kalo mau sama mau, kan
> nggak ada hukumnya tuh. Nah loh, bingung juga kan? Yuk, kita preteli satu
> per satu masalah ini.
>
> ***
>
>
> *Cewek dan Harga Sebuah Diri**
> *
> Perkembangan jaman modern bukannya diikuti dengan perkembangan pola pikir
> yang modern pula. Tapi pola pikir hingga pola sikap berkembang ke arah
> jahiliyah (kebodohan). Hanya saja kali ini memakai bungkus baru, jahiliyah
> modern. Lomba-lomba kecantikan yang semua ujung-ujungnya pamer aurat,
> digelar di mana-mana. Mulai tingkat RT hingga dunia. Bahkan institusi kampus
> yang katanya tempat intelektual muda, juga terkontaminasi dengan pagelaran
> *miss* kampus.
>
> Baju minim dan seronok namun berharga mahal jadi gaya hidup.
> Lenggak-lenggok di atas panggung jadi kebanggaan. Paling banter harga dari
> diri yang dipajang itu cuma sebuah piala dari kuningan dan karton satu
> lembar bertuliskan angka nominal uang.
>
> Bagi mereka yang nggak kebagian lenggak-lenggok di atas pentas, ada cara
> lain yang bisa ditempuh untuk menikmati dunia kemilau itu. Malakin cowok
> tajir. Si cowok juga nggak kalah 'cerdik', yaitu dengan memanfaatkan cewek
> rese dan matre untuk mendapatkan kemauannya. Mau dibawa ke mana aja asal
> pulang dibelikan HP. Mau diapa-apakan aja asal ada ongkos ganti pulsa.
> Halah!
>
> Akhirnya, muncul istilah cewek bispak, bisa dipake. Dipake betulin genting,
> mompa air, atau ngayuh becak? Ya nggaklah. Bisa dipake di sini maksudnya
> buat hal-hal yang tak bermoral.
>
> ***
>
>
> *Cewek, Kok Mau Dihargai Rendah?**
> *
> Kalo dipikir-pikir, kenapa pula para cewek itu mau dihargai rendah ya? Para
> cewek yang seharusnya punya rasa malu yang tinggi melebihi kaum adam, jadi
> berubah. Sudahlah aurat dipamerkan ke mana-mana, mereka ini mudah banget
> dijadikan mangsa oleh cowok-cowok tak bertanggung jawab. Seakan-akan mereka
> pasrah dan tak punya sikap untuk menentukan apa yang terbaik bagi dirinya.
>
> Kondisi ini diperparah dengan kurangnya kontrol masyarakat sekitar. Mereka
> cuek bebek dengan merosotnya moral para remaja, terutama ceweknya. Tak ada
> lagi sanksi sosial semisal didatangi pak RT bila ada cowok bertandang ke
> rumah cewek hingga larut malam. Dan semakin lengkap keparahan ini ketika
> negara sebagai penegur utama tak berdaya. Tak ada KUHP atau hukum perdata
> yang bisa menjerat cowok yang wakuncar (waktu kunjung pacar) ke ceweknya.
> Lha wong suka sama suka, bisa-bisa malah dilindungi sama sistem yang bernama
> sekulerisme. Apalagi cuma sekadar pakaian yang kelihatan pusar. Dalih
> kebebasan perempuan akan menjadi senjata andalan bila ada yang berusaha
> mengingatkan.
>
> Gaya hidup mewah adalah penyebab lain dari fenomena cewek murah harga diri.
> Semua ini akibat dari kehidupan yang mengagungkan materi alias
> materialistis. Materi *oriented* ini adalah khas milik kapitalisme. Sebuah
> paham yang sangat memuja kepemilikan modal atau lapital. Sistem inilah
> sebetulnya yang kudu bertanggung jawab terhadap merebaknya cewek-cewek tak
> berharga diri. Udahlah ceweknya lemah iman, dikomporin pake kemilau fana
> duniawi. Klop, jadi pada lupa daratan.
>
> ***
>
>
> *Cewek, Kamu Bisa Apa?**
> *
> Biar pun berjenis cewek, perempuan juga manusia. Dengan kemanusiaan ini
> pula cewek juga dikaruniai akal untuk membedakan mana baik dan buruk.
> Sayangnya, seringkali otak cewek nggak dipake. Bawaannya silau mulu kalo
> liat barang mewah sampai harga diri tergadaikan nggak jadi masalah.
>
> Akal yang dipunya cewek, nggak beda dengan yang dipunya cowok. Tapi
> seringkali cewek sendiri yang membuat rendah dirinya sehingga mudah aja
> dipermainkan cowok. Bukan hanya cowok, tapi pemilik modal juga ikut
> menghinadinakan kaum cewek dengan mengeksploitasi keindahan fisik. Oya,
> sebelum saya diprotes oleh kaum cowok baik-baik, saya ingin tekankan bahwa
> nggak semua cowok suka mempermainkan cewek. Ada kok cowok baik-baik yang
> menghargai cewek dengan harga sangat tinggi. Karena tingginya, harganya
> sebanding dengan surga.
>
> Dengan potensi akal ini, cewek bisa memilih jalan hidupnya. Mau dijadikan
> objek ketelajangan dan permainan jaman edan bernama modern ini atau
> sebaliknya. Cewek sebagai subjek perubah dan pelaku sejarah sebuah
> peradaban. *How?* Gimana caranya?
>
> Gals, cewek kudu nyadar untuk apa sih dia hidup di dunia ini. Untuk
> hura-hura, senang-senang, dan foya-foya? Hmm... Cewek kudu nyadar bahwa
> hidup ini sementara. Kalo ada sementara, pasti ada yang selamanya. Kalo
> bermakna selamanya, berarti bukan di dunia. Nggak ada orang hidup kekal di
> dunia ini. Lha wong dunianya aja fana, kok penghuninya minta kekal. Bila
> sudah menyadari kenyataan dunia fana ini, ingatlah bahwa semua yang bernyawa
> pasti mati. Kalo sudah mati, lihat tuh jadi teman cacing tanah dan belatung
> di tanah pekuburan. Ternyata manusia itu hina ya. Cuma sebegitu aja akhir
> hidupnya.
>
> Kalau ingat kematian, manusia normal mana pun juga pasti akan berpikir,
> merenung, dan berinsaf diri. Apalagi cewek yang memang dasarnya bersifat
> peka. Maka akan mudah tersentuh hatinya dengan ajakan mengingat kematian
> ini. Kecuali orang-orang bebal yang telah ditutup hatinya oleh Allah. Mereka
> ini adalah yang enggan membicarakan kematian. Bahkan ada yang dengan sengaja
> mengolok dan mencemoohnya lho.
>
> Dengan mengingat kematian, manusia termasuk para cewek tergugah untuk
> mencari makna hidupnya. Tak lain dan tak bukan, ternyata hidup ini adalah
> sarana saja untuk sebuah kehidupan kekal abadi di akhirat kelak. Bila ini
> sudah kamu sadari, maka sesungguhnya uang, katu kredit, mobil, dan gaya
> hidup mewah jadi tak ada artinya lagi. Ada sesuatu yang lebih penting dari
> itu semua.
>
> Beramal untuk akhirat. Jangan bayangkan beramal untuk akhirat ini hanya
> dengan sibuk shalat, dzikir, puasa, dan ngaji aja. Bukan!
> Aktivitas-aktivitas ini memang harus, tapi tidak berhenti di situ saja. Bumi
> dan seisinya perlu dimakmurkan dengan karya nyata kamu, para cewek. Kamu
> bisa jadi apa pun yang kamu mau, sukses dunia tapi punya investasi juga
> untuk akhirat. Dengan menjadi ahli komputer untuk mengacak-acak radar musuh
> Islam yang akan menyerang negeri muslim, misalnya. Atau menjadi bisnis *
> woman* yang berhasil dan sebagian laba untuk kepentingan dakwah serta
> perjuangan menegakkan Islam sebagai ideologi negara di bawah naungan Daulah
> Khilafah. Gimana, keren kan?
>
> ***
>
>
> *Cewek, Punyai Harga Diri!**
> *
> Harga diri bukan barang obralan yang gampang banget dibeli dengan gepokan
> rupiah atau kartu kredit. Masalahnya, gimana caranya agar cewek mempunyai
> harga diri yang menjadikannya mulia?
> Karena di bahasan awal tadi kita sudah tahu bahwa hidup ini sementara dan
> kudu nurut sama aturan Sang Pencipta, maka inilah langkah praktis itu :
>
> Pertama, hiasi diri dengan rasa malu. Malu akan menjadi tameng seorang
> cewek dari perbuatan maksiat.
>
> Kedua, tundukkan pandangan. Dengan menundukkan pandangan, cewek akan
> menjadi makhluk berharga di muka bumi karena nggak jelalatan.
>
> Ketiga, tutupi auratmu. Auratmu yang indah bukan untuk pajangan apalagi
> pameran. Oleh karena itu tutupi dengan pakaian takwa berupa kerudung dan
> jilbab.
>
> Keempat, jaga interaksi pergaulan. Langkah di atas nggak bakal ada gunanya
> kalo kamu masih enteng aja colak-colek sama cowok. Batasi interaksi dengan
> mereka seperlunya dan sewajarnya. Nggak perlu *over*.
>
> Kelima, dekatkan dirimu pada Allah. Dekat dengan Allah itu artinya nggak
> ada satu celah kecil pun kamu berbuat dosa. Meski nggak ada kakak pembina
> pengajian, ortu nggak liat, atau nggak ada satu orang pun menyaksikan, kamu
> nggak bakal bisa lari dari pengawasanNya.
>
> Keenam,* last but not least*, proaktif gals! Kalo kamu udah menjadi cewek
> baik-baik, jangan simpen sendiri. Ajak teman-teman dan sodara-sodara kamu
> untuk baik juga. Kalo kamu segan untuk negur secara lisan, bisa juga pake
> tulisan.
>
> Nah, ternyata nggak susah kan untuk membangun harga diri pada seorang
> cewek. Murah meriah kecuali berbekal kemauan aja. Tips di atas bisa kamu
> amalkan tuh. Nggak berhenti di sini aja, ternyata memutus rantai rusak ini
> kamu nggak bisa sendirian.
>
> Ajak teman-teman dan sodaramu untuk bareng-bareng merusak rantai ini. Kita
> ganti dengan rantai baru yang indah dalam balutan ukhuwah Islamiyah,
> dasarnya akidah Islam. Setuju kan?
>
> Jadi, kalo ada yang nanya berapa sih harga diri seorang cewek? Kamu bisa
> dengan bangganya menjawab 'ridha Allah plus surga dengan segala isinya'.
> Bila ini yang jadi jawabanmu, maka gepokan rupiah, kinclongnya mobil nggak
> bakal bisa mengusikmu. Harga dirimu bukan lagi obralan seribu tiga. Harga
> dirimu saat ini cuma surga yang mampu membeli. Jangan ragu, teriakkan dengan
> lantang bahwa harga diri seorang cewek cuma satu jawabnya; ISLAM! Oke? *
> [STUDIA-349/8/090707]*
>
> *Bilik @ KotaSantri.com*
>
>
>
> >
>

--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
you have this email because you join to "aga-madjid" GoogleGroups.
to post emails, just send to :
aga-madjid@googlegroups.com
to join this group, send blank email to :
aga-madjid-subscr...@googlegroups.com
to quit from this group, just send email to :
aga-madjid-unsubscr...@googlegroups.com
if you wanna know me, please visit my facebook at aga8...@gmail.com
thanks for joinning this group.
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke