Setuju apa yang dikatakan bung Poltak.  Dengan adanya ABS ini, 
Mortgage Bank bisa "menjual" hutang mortgage ini ke orang lain 
sehingga bank tersebut akan mendapatkan cash yang bisa mereka 
lemparkan lagi untuk dipinjamkan ke orang lain.  Dengan begitu bank 
mempunyai kemampuan yang lebih besar dalam memberikan pinjaman kredit 
rumah, dibanding kalau kredit yang ada cuman disimpan sebagai aset 
saja oleh bank.  Dengan lebih banyaknya uang yang tersedia untuk 
kredit perumahan, maka tentu saja akan memudahkan orang2 membeli 
rumah, yang berarti ril sector (dalam hal ini industri perumahan) pun 
akan terangkat.  Bayangkan kalau suatu mortgage bank mempunyai 
keterbatasan melempar dana karena dana mereka tidak cukup, tentu 
ceritanya akan lain, bisa-bisa orang harus beli rumah dengan interest 
rate yang tinggi karena kurangnya dana yang tersedia (mungkin 
contohnya di Indonesia:)).



salam,


-Irsal 



--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, "Poltak Hotradero" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> 
> Saudara Contradictionary,
> 
> Saya rasa ABS (Asset Backed Securities) tidak bisa digebyah uyah
> begitu saja.  Yang menjadi masalah di Amerika kan terkait dengan
> eksposure kredit ke masyarakat yang memang rating kreditnya rendah
> (makanya disebut "sub prime").
> 
> Porsi yang sub prime ini juga masih minoritas ketimbang keseluruhan
> kredit di sektor mortgage yang outstandingnya kira-kira USD 5,5 
Trilyun.  
> 
> Apakah financing sub prime tidak menyentuh sektor riil?  Tentu saja
> tidak.  Setiap bentuk financing perumahan (entah itu sub prime 
ataupun
> prime -- tetap saja terkait dengan sektor riil).  Jadi saya tidak
> melihat alasan anda mengatakan semua ini hanya sekadar permainan 
uang...
> 
> Tentu saja setiap instrumen investasi punya resiko -- jadi yang
> terpenting adalah mengidentifikasi resiko yang ada dan yang mungkin
> ada -- ketimbang menghindari SELURUH resiko sama sekali.  Selain 
itu,
> ada resiko yang perlu dan ada juga resiko yang tidak perlu.
> 
> 
> Hidup ini memang mengambil resiko... dan resiko terbesar dalam hidup
> adalah ketika tidak mau mengambil resiko apapun.
> 
> 
> 
> --- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, "bairlangga"
> <contradictionary@> wrote:
> >
> > Halo Bang Poltak, lama tak sua kita ^_^
> > 
> > Bukan pengen sok2an tapi kayaknya isu ini gak lain adalah
> > "self-fulfilling prophecy", seperti yg pernah saya utarakan:
> > 
> > (bisa liat langsung di):
> > http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/message/26876
> > 
> > http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/message/26810
> > 
> > Tabik,
> > 
> > -=ContraDictionary AntiThesis=-
> > 
> > ======
>


Kirim email ke