At 11:01 AM 8/11/2008, you wrote: >Rekan Poltak, > >Terima kasih untuk penjelasannya. Saya mau sekalian minta advis nya juga >kalau boleh. > >Dalam keadaan market bearish ini, apakah sebaiknya kita pakai terapkan >strategi cut loss atau averaging down atau hold/freeze di reksadana. Sebab >kalau cut loss ada redemption fee. > >Saya masuk di indeks 2400 (yg saya pikir sudah bottom), dan sebagian kecil >di 2200. Tapi masih jeblos terus. Sementara teman saya, terus masuk untuk >averaging down. :)
Hi Herman, Agak sulit buat saya menggambarkan strategi di reksadana. Mengapa? Karena kita tidak selalu tahu "adukan", "selera" serta strategi fund manager yang mengelolanya. Ini tentu beda dengan saham, yang informasi laporan keuangannya lebih terbuka dan seragam penyajiannya sehingga bisa dinilai "isi perutnya" secara obyektif. Tapi KALAU diasumsikan bahwa suatu reksadana berperilaku seperti pergerakan suatu saham - maka saya lebih sarankan untuk pasang strategi "stop loss". Saya tidak pernah menyarankan averaging down - karena bisa dijelaskan secara logis bahwa strategi ini justru berbahaya pada bearish market. Cuma akan buang-buang duit. Ketimbang averaging down - saya lebih memilih averaging up. Bila dikombinasikan dengan stop loss (biasanya saya pasang pada 3% atau 5%), bisa memberi hasil yang lumayan baik. Dari awal tahun ini, return dari trading saya mencapai sekitar 40%, sekalipun IHSG turun lebih dari 20%. Hasil ini dicapai tanpa ikut IPO, tanpa short-selling, tanpa front-running, cuma dari sekitar 8 transaksi, dan semuanya saham Big Cap. CATATAN: saat ini posisi saya 100% cash, sehingga seluruh hasil adalah riil bukan sekadar potensial. (Itu sebabnya mengapa saya tidak menyarankan reksa dana pada pasar bearish - karena kewajiban diversifikasi pada reksadana, dan infleksibilitas - justru bersifat kontra produktif di masa pasar bearish). Kembali lagi ke reksadana. Secara umum saya sih menyarankan untuk freeze saja dulu. Duit yang dialokasikan untuk investasi, di simpan saja dulu di tabungan atau instrumen pasar uang. Memang hasilnya lebih kecil, tetapi setidaknya return investasi nggak tenggelam ke teritori negatif. Duit yang di-"pinggir"-kan ini bisa anda tempatkan lagi ke reksadana misalnya - kalau pasar sudah lebih baik, atau kalau ada kesempatan untuk investasi di instrumen dengan return yang lebih baik lagi (setidaknya dijamin nggak negatif). Banyak pihak mungkin tidak sependapat dengan pendapat saya (terutama para fund manager reksa dana). Tetapi karena bearish market masih akan berlangsung lama, saya yakin mereka pun tidak punya solusi yang lebih baik bagi para investor.