--- On Fri, 15/8/08, Poltak Hotradero <[EMAIL PROTECTED]> wrote: From: Poltak Hotradero <[EMAIL PROTECTED]> Subject: Re: Strategi Reksadana (cut loss, averaging down, hold/freeze)? (was Re: [Keuangan] Mutual Funds with Yearly Returns >= 20% To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Date: Friday, 15 August, 2008, 10:20 AM
At 12:11 AM 8/15/2008, you wrote: > Bandingkan dengan skema average down - di mana harga average kita berada di ATAS harga pasar. Kalau harga berhenti naik - dan mulai turun -- kita tidak bisa berbuat apa-apa. Masih untung bisa "break even"... tapi buat apa trading kalau targetnya cuman untuk bisa break even? Ini semua semata-mata masalah logika. Saya kok jadi ngomong terlalu banyak ya? ------------------------------------------------------------------------------------------------------gak apa2 bang Poltak, semakin anda banyak 'nulis' disini, saya kira banyak orang yg makin tercerahkan ttg masalah keuangan, especially saya bang, terutama tulisan abang ttg Subprime mortgage di AS yg lalu...sangat2 lengkap dah... You mean Mr. Buffett? Itu juga sangat dipengaruhi faktor luck. Karena ia memulai pada waktu yang sangat tepat. (Amerika pasca PD II), saat banyak bisnis Amerika bertumbuh - tapi belum begitu paham perkembangan finansial. (Keuangan termasuk studi yang paling muda di antara semua ilmu sosial) Saat sekarang ini sedemikian banyak orang yang tahu strategi Buffet dan berbagai variasi pemahaman - tentu tingkat kesulitan meningkat. Buffett saja tidak bisa lagi membeli dengan harga murah. Itu sebabnya tidak akan pernah lagi ada Buffett berikutnya. Ketika semua orang berinvestasi dengan cara Buffett - maka akan terjadi feedback negatif yang me-negasi-kan strategi Buffett. Sekali lagi, ini cuma masalah logika.-------------------------------------------------------------------------------------------------------logika yg sama apakah bisa diterapkan dalam term analisa fundamental bang?...katakanlah sumber2 informasi fundamental di pasar saham di Indonesia sudah bisa demikian mudah diakses/di-'gather' oleh peserta pasar...sehingga secara logis semua mempunyai data fundamental yg sama di pasar tersebut, sehingga satu pihak tidak mempunyai informasi yg 'paling' unik diantara yg lain, dan pada akhirnya dia tidak mampu menciptakan keuntungan premium atas data fundamental yg dia punyai ? Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed]