At 12:37 PM 3/27/2009, you wrote:

>Didalam perubahan angka kurs tukar sebenarnya ada banyak korban 
>meskipun ada juga sedikit spekulan yang diuntungkan. Beberapa bulan 
>yang lalu rupiah masih dikisaran 9.000 saya beli Canon Kit 450D DSLR 
>seharga 6,3 juta untuk anak saya, namun hari ini ketika dolar ada 
>dikisaran 12.000 harganya 7,7 juta. Adakah perubahan di penghasilan 
>tetap saya ?


Anda mau beli kamera seharga Rp. 6,3 juta untuk anak anda - dan anda 
masih mengeluh?
Apa iya hidup-mati anda sedemikian tergantung pada kamera itu?
Apa iya anda tidak bisa menyesuaikan diri?

Kalau anda ingin kenyamanan anda dalam mengkonsumsi benda dalam harga 
US Dollar menjadi tidak terganggu sedikitpun -- seharusnya ada 
menghasilkan sesuatu yang dibayar dalam US Dollar.
Penerimaan US Dollar untuk pengeluaran dalam US Dollar.  Masuk akal kan?

Bila tidak, berarti anda cuma cari penyakit sendiri.


>Beberapa proyek besar terpaksa terhenti, menghasilkan begitu banyak 
>pengangguran dari tingkat insinyur sampai tukang sapu. Hal-hal 
>seperti ini berulang ketika KENOP, ketika 97/98 dan memang 
>masyarakat akan terus berdaptasi dengan nilai baru dengan 
>menghalalkan segala cara untuk menyambung hidup. Akhirnya korupsipun 
>jadi hal yang biasa mengingat harapan bahwa naiknya jabatan sejalan 
>dengan meningkatnya kesejahteraan tidak pernah tercapai akibat 
>devaluasi dan inflasi.... inikah rupa pengelolaan keuangan bangsa ini ?


Satu-satunya pihak yang bisa menciptakan inflasi adalah pemerintah.



Kirim email ke