Saya setuju dengan bung Bayu, bila memang dalam jangka waktu pendek investasi 
ditarik, maka uang hasil investasi ditanamkan dalam working capital. Pertanyaan 
saya, dalam bisnis anda, apakah yang menjadi working capital? Atau, metode 
perhitungan paling sederhana adalah apakah hasil penjualan ternak dalam satu 
tahun bisa digunakan untuk mengembalikan investasi sambil menyisakan uang untuk 
operasional?

Mengenai perhitungan bagi hasil, saya memiliki alasan saya mengenai perhitungan 
biaya manajerial. Anggap saja ada dua orang sepakat menginvestasikan dana 
dengan membentuk usaha dengan modal masing-masing 50 juta. Yang satu sibuk 
mengelola usaha yang lain hanya duduk-duduk di rumah. Pertanyaan saya, menurut 
anda, adilkah bila bagi hasilnya 50:50?

Nah, tentu saja tenaga dan skill harus dihargai. Berapa jumlahnya? Tentu saja 
harus disepakati sebelumnya. Dalam kasus anda, perbandingan modal 91:80, namun 
dalam bagi hasilnya jelas pengelola harus lebih besar, misalnya 60:40 (setara 
dengan 120:80). Selisih lebihnya (dari 91:80 ke 60:40) adalah biaya manajerial 
untuk pengelola.

Bagaimana dengan bagi hasil yang mendasarkan pada sales? Saya setuju dengan 
catatan, proporsi untuk investor lebih kecil lagi. Bukannya 60:40, tapi mungkin 
80:20. Alasan saya, kalau mendasarkan pada sales, bagi hasil pada investor 
tanpa memperhitungkan seluruh biaya. Padahal, seorang pengelola sudah susah 
payah mengelola usaha ditambah lagi harus menanggung seluruh biaya operasional. 
Belum lagi harus berpikir untuk mengembalikan investasi dalam 1 tahun.

Mengenai masalah pengeluaran yang dibuat gila-gilaan, solusinya bisa disepakati 
dulu dalam kontrak kemitraan :
1. Berapa proporsi bagi hasil
2. Bagaimana metode perhitungan pengeluaran
3. Bagaimana metode perhitungan laba
4. Bagaimana metode pengawasan oleh investor
5. Bagaimana bila terjadi sengketa

Salam

Habibie Nugroho Wicaksono

Kirim email ke