SELAMAT UNTUK PESTA PENCURI

Sebagai putra Bojonegoro -- yang sejak 1986 hijrah ke
Jakarta hingga kini -- saya mengucapkan selamat kepada
teman-teman Bengkel Muda Surabaya dan Komunitas Suket
yang akan pentas "Pesta Pencuri" di Boureno,
Bojonegoro. 

Ditengah menyelesaikan pekerjaan di redaksi Majalah
Seni Rupa Visual Arts, yang terletak di kawasan
Kedoya, Jakarta Barat, ingatan saya melayang pada awal
1980-an.  Ketika itu saya masih tinggal di Bojonegoro.
Ditengah keringnya kelompok seni, saya dan teman-teman
mendirikan Sanggar Art Bipa, didalamnya bergerak
dibidang seni rupa, sastra, musik dan teater. Menyusul
Teater O, yang dimotori kawan saya Bambang Sun
(kemudian aktif di PDIP) dan Mas Ari (kemudian jadi
wartawan, dan sekarang saya belum tahu perkembangan
terakhir).Di Sukorejo, ada kelompok teater yang
dipimpin Mas Suprapto ( karena kecewa terhadap banyak
hal, dia bunuh diri dengan minum baigon. Semoga
arwahmu  tenang di sisi Allah ya Mas). 

Pada awal 1080-an itu, iklim kesenian di Bojonegoro
lumayan hangat. Setidaknya sampai tahun 1985. Bupati
Suyono, saat itu sangat visioner. Sayang ia kesleo
lidah, mau bilang Hidup HKTI, kliru Hidup PKI, ia
dicopot, dan diganti Bupati Sujito (dari Madiun).
Teater terbuka, yang begitu megah dialun-alun
Bojonegoro (Teater Terbuka TIM saja kalah), yang
pernah dipakai pentas beberapa kali setiap bulan
purnama, dihancurkan jaman bupati Sujito. Dan tidak
hanya itu, seluruh peninggalan dan prestasi Suyono
dihabisi. Pendeknya dimasa Sujito kesenian jadi
"gelap". Golkarisasi membabi buta,hingga ulang tahun
kota Bojonegro, direkayasa sedemikian rupa, hingga
tanggal yang dipilih dan ditetapkan itu sama persis
dengan ultah Golkar. BUPATI TERPILIH SEKARANG INI
PATUT UNTUK MENINJAU KEMBALI LHO. SEKALIGUS MELURUSKAN
SEJARAH. HAYO BENARNI NGGAH PAK?

Kehijrahan saya ke Jakarta menjadi wartawan budaya
Surabaya Post perwakilan jakarta (1986-2000), antara
lain juga karena kegelapan,kesumpekan, Bojonegoro saat
itu. Kalau saya inggat kembali, saat-saat saya akan
mengambil keputusan itu berat sekali. Saya sampai
minta pertimbangan banyak  orang, antara lain Pak Rudi
Isbandi, Mohamad Ali (waktu  itu ke Bojonegoro), Pak
Amang Rahman, Papa Gatut (ketika saya ke DKS).
Akibatnya, Art Bipa bubar. Kegiatan seni SMA Harapan,
tempat saya mengajar juga vakum. Kantor Cabang Dinas P
dan K Kab Bojonegoro, tempat saya bekerja, dengan
berat hati mengabulkan permohonan saya mengundurkan
diri sebagai pegawai negeri (hampir 10 tahun).Semua
itu masa lalu, yang menagmbang pagi ini saat saya
membaca kabar Bengkel Muda Surabaya mau main di
Bojonegoro.

Semoga Sukses. Dan kepada Bupati Bojonegoro yang baru,
semoga mau menghidupkan kembali iklim berkesenian yang
kondusif. (Jangan kawatir Pak, meski saya sudah di
Jakarta, tapi kalau Bupati-ku memanggil, saya akan
datang, dan memberikan apa yang saya bisa untuk
Bojonegoro tercinta).

Salam,
Yusuf Susilo Hartono
Majalah Visual Arts

  


--- abdul malik <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

>   Salam Budaya,
>    
>   Bengkel Muda Surabaya bekerja sama dengan
> Komunitas Suket mengundang rekan-rekan wartawan dan
> penikmat teater untuk menyaksikan pementasan lakon
> "Pesta Pencuri" pada hari Sabtu, 16 Februari 2008,
> pukul 19.00, di Komunitas Suket, Sendang Gong, Desa
> Gunungsari, Kec. Baureno, Kab. Bojonegoro.
>    
>   Bupati Bojonegoro yang baru saja terpilih lewat
> Pilkada baru-baru lalu, Suyoto, dijadwalkan hadir
> dalam pementasan ini. Selain akan membacakan
> beberapa puisi, dia akan turut bermain pada Babak
> Keempat lakon ini. 
>    
>   "Pesta Pencuri" adalah produksi Teater Bengkel
> Muda Surabaya tahun 2007/ 2008. Merupakan naskah
> Perancis, karya Jean Anouilh, yang diadaptasi dan
> disutradarai oleh Zainuri.
>    
>   Sebelumnya lakon ini telah dipentaskan di Gedung
> Simonstok, Kota Batu-Malang (24 Februari 2007),
> Komunitas Celah-Celah Langit (CCL) Ledeng-Bandung
> (11 April 2007), Kampus UK Petra Surabaya (27 April
> 2007), Lokasi Pengungsian Korban Lumpur
> Lapindo-Pasar Baru Porong Sidoarjo (16 Juni 2007),
> Kompleks Lokalisasi Kremil Surabaya (23 Juni 2007),
> Kampus Unmuh Surabaya (30 Juni 2007), serta
> Komunitas Teater Populer, Jakarta (28 Juli 2008). 
>    
>   Demikian akhirnya kami sangat berharap kehadiran
> Anda.
>    
>   Hormat Kami,
>   Hanif Nashrullah
>   (Pimpinan Produksi)
>   Pesta Pencuri
>   Teater Bengkel Muda Surabaya
>   Kompleks Balai Pemuda
>   Jl. Gubernur Suryo 15 Surabaya
>   Telp. (031) 5454120
>    
>    
>    
>    
>   Pengantar
>   Lakon ini diambil dari naskah asli berjudul Le Bal
> des Voleurs (1938), karya Dramawan asal Perancis,
> Jean Anouilh. Diterjamahkan ke dalam Bahasa Inggris
> oleh Lucienne Hill menjadi Thieves’ Carnival (1952).
> 
>   Adapun Pesta Pencuri adalah terjemahan Bahasa
> Indonesia oleh Asrul Sani (Pustaka Jaya, 1986).
> Naskah ini memang bercerita tentang pencuri. Harian
> Sinar Harapan edisi 22 Maret 2002 pernah menulis:
> Jean Anouilh seakan tahu dramanya ini bakal terjadi
> di suatu tempat di Asia Tenggara.
>   “Terus terang kita tidak berani bilang drama lucu
> ini juga terjadi di negeri sendiri. Masalahnya ilmu
> kontra permalingan yang ada belum mampu menganalisis
> kasus-kasus permalingan di Indonesia. Di sini soal
> yang satu ini terlalu sulit, rumit dan sekaligus
> teramat menggelikan,” tulis koran sore itu. 
>   Sutradara Bengkel Muda Surabaya, Zainuri, sengaja
> ingin kembali mengangkat naskah drama ini untuk
> dipentaskan di sejumlah kota karena banyak pelajaran
> yang bisa dipetik darinya. 
>    
>    
>    
>   Sinopsis
>   Tiga pencuri jalanan – Bonong, Cacing, dan Cengik
> – mencoba menghadiri undangan Pesta Para Pencuri di
> rumah dedengkot pencuri, Keluarga Ayu Selintas dan
> Lowo Kumolo. Ketiganya bermaksud menguras harta
> keluarga kaya ini.
>   Namun ternyata di rumah tersebut sudah banyak tamu
> yang mempunyai tujuan sama dengan ketiga pencuri
> jalanan ini. Di pesta ini semua tamu mempertunjukkan
> kelihaian mencuri. Tentu sasarannya adalah harta
> sang tuan rumah. 
>   Tapi tuan rumah lebih pandai membaca gelagat para
> tamunya. Justru di balik Pesta Pencuri ini, 
> ternyata Ayu Selintas mengendalikan aturan main dari
> semua yang ada dibenak tamunya. Para tamu dijadikan
> korban kemuslihatan dari kekayaan yang
> diumpankannya. 
>   Mereka ada yang ditangkap polisi, sementara yang
> lain melarikan diri hanya dengan membawa barang
> perhiasan curian yang tidak seberapa harganya. Dari
> sinilah keluarga Ayu Selintas terselamatkan dari
> incaran polisi. 
>    
>    
>   
>     
>    
>    
>   Staf Produksi 
>   Penasehat                  : Farid Syamlan (Ketua
> Bengkel Muda Surabaya) 
>                                      Amang Mawardi,
> Sabrot D. Malioboro, Rusdi Zaki, 
>                                      Toto Sonata,
> Amir Kiah
>   Pimpinan Produksi     : Hanif Nashrullah
>   Sekretaris                  : Sesilia Menuk
> Wijayanti
>   Bendahara                 : Dedi 'Obeng' Supriadi 
>    
>    
>    
>    
>   Staf Sutradara 
>   Penulis Naskah          : Jean Anouilh
>   Penerjamah               : Asrul Sani (Pustaka
> Jaya, 1986)
>   Sutradara                  : Zainuri
>   Asisten Sutradara      : Dedi 'Obeng' Supriadi 
>   Pemain                      : Saiful Hadjar 
>                                      Dedi 'Obeng'
> Supriadi 
>                                      Saiful 'Ipung'
> Arif  
>                                      Mastohir
>                                      Taufik
> Sholekhuddin Sofjan
>                                      Sarifah Aini 
>                                      Ida 'Gek' Ayu
> Kade Ari Trisnawati 
>                                      Sesilia Menuk
> Wijayanti
>                                      'Amar'
> Marjangkung
>                                      Lan Fang
>                                      Hanif
> Nashrullah              
>   Artistik                      : Saiful Hadjar
>   Pembantu Umum       : Jhon Pa’i
>   
>    Penulis Naskah
>   Jean Anouilh
>   Lahir di Bordeaux, 23 Juni 1910
>   Namanya populer sejak era Perang Dunia II. Selain
> menulis drama dia juga dikenal sebagai penulis film
> dan sutradara. Bakat menulisnya telah tampak sejak
> usia 9 tahun. Di usia itu dia telah mengadaptasi
> naskah drama karya Edmond Rostand. Namun dia pertama
> kali memainkan drama secara penuh pada usia 16
> tahun. Sejak itu kemudian dia menyatakan
> ketertarikannya di bidang kepenulisan. Dia pun
> meninggalkan bangku kuliahnya di Fakultas Hukum,
> Sorbonne, Paris, dan memilih bekerja sebagai Copy
> Writer di sebuah perusahaan advertising. 
>   Bersamaan dengan itu, demi meningkatkan
> penghasilannya, dia juga bekerja sebagai penyusun
> materi film untuk dipublikasikan. Adapun karirnya
> sebagai penulis diawali dari sebuah industri film.
> Yaitu ketika dia menjadi sekretaris di sebuah
> perusahaan film Comédie des Champs-Élysées (1931).
> Dari sinilah dia mengawali menulis naskah yang
> sesungguhnya. L’Hermine (1932) adalah karya naskah
> drama pertamanya. Sejak itu, kemudian, hingga akhir
> hayatnya, dia telah menghasilkan sedikitnya 54
> naskah drama. 
>   Karya-karyanya yang populer meliputi Le Voyageur
> sans Baggage (1938), Antigone (1946) dan Becket
> (1959). Karya-karyanya terbilang berbeda satu sama
> lain. Sebagian besar berisikan kontras antara
> fantasi dan realitas. Tapi banyak juga yang klasik.
> Beberapa lainnya merupakan adaptasi dari naskah
> Yunani Kuno. Serta sisanya berupa eksplorasi tentang
> kehidupan dan cinta. Banyak naskah-naskah dramanya
> yang kemudian diangkat menjadi karya film. Anouilh
> sendiri terhitung mulai berkolaborasi dalam film
> sejak 1936. Dia mengadaptasi beberapa karyanya,
> seperti Pattes Blanches (1949) dan Caroline Cherie
> (1954) yang kemudian disutradarainya sendiri. 
>   Pada tahun 1970, hasil kerjanya dikenal dengan
> predikat Prix Mondial Cino Del Duca. Jean Anouilh
> menikahi seorang aktris, Monelle Valentin, pada
> tahun 1929 dan menghasilkan seorang putri,
> Catherine, sebelum akhirnya bercerai. Dia meninggal
> di Lausanne, Swiss, 3 Oktober 1987, akibat serangan
> jantung. 
>    
>   Sutradara
>    Zainuri
>   Lahir di Surabaya, 1 Mei 1964
>   Aktif di Bengkel Muda Surabaya sejak 1984. Selain
> berteater, dia menulis puisi, esai dan cerita pendek
> yang dimuat di media massa lokal. Garapan-garapan
> dramanya, di antaranya, Kaca-Kaca, Orang-Orang
> Berpeci dan Nyai Adipati. Judul tersebut terakhir
> sempat dipentaskan untuk Temu Teater Indonesia 1993
> di Solo. Pada tahun 2004 dia menyutradarai Polisi.
> Selain itu, dia punya Kelompok Musik ‘Bledhek
> Sigar’. 
>    
>    
>   
> 
=== message truncated ===



      
____________________________________________________________________________________
Looking for last minute shopping deals?  
Find them fast with Yahoo! Search.  
http://tools.search.yahoo.com/newsearch/category.php?category=shopping

Kirim email ke