Melihat GRK Hemas, permaisuri Sultan HB IX, mau susah payah ikut arak-arakan HAMPIR 9 KM menentang RUU 'porno', TERHARU rasanya. Alhamdulillah, masih ada petinggi yang mau all-out dengan aksi nyata menolak RUU ini. Sebagai istri Sultan HB IX, Gubernur DIY dan capres SOKSI, tentunya pengaruh keikutsertaan GRK Hemas yang juga anggota DPD tidak bisa diremehkan dan akan membuka mata sekelompok orang pro yang selama ini gencar memblow-up pentingnya RUU porno.
Sebagai penggiat sektor riil, saya hanya bisa bertanya; kita sekarang lagi diancam rembetan krisis keuangan global, bursa saham suspended, dolar tembus 10 ribu, kok tega-teganya kelompok pro itu terus menggerecoki rakyat dengan RUU porno? Apa urgensinya RUU porno bagi rakyat? Apa rakyat bisa sejahtera karena pakaiannya, tontonannya, majalahnya diatur-atur? Kenapa di belahan bumi tertentu banyak TKI yang menjadi korban pemerkosaan padahal pornografi nyaris tidak ada di sana? Apa sektor keuangan bisa pulih karena RUU ini? SELURUH DUNIA, TERMASUK INDONESIA, INI TENGAH DIANCAM KRISIS KEUANGAN, BUKAN KRISIS PORNOGRAFI. Kok yang dijunjung tinggi RUU porno melulu? Kita saja yang kritis pada RUU porno ini sampai bosan. Ada hidden agenda apa dibalik kengototan menggolkan RUU porno ini? Oh ya, sikap GRK Hemas ini membuat saya insya Allah BULAT TEKAD UNTUK MEMILIH SULTAN HB IX, seandainya beliau maju di pilpres. Wassalam, Imam PS. Tertarik membaca komentar aktivis kelompok pro yang mengajak untuk menyalurkan pendapat ke DPR. Kenapa, gamang ya karena tokoh sekaliber GRK Hemas terbuka menolak RUU ini? Dulu mereka mencibirkan suara penolakan, mencap penolak sebagai kelompok amoral, sok main paksa akan mengesahkan, mengklaim 99% setuju. Sekarang istri Gubernur DIY yang juga anggota DPD itu terang-terangan menolak kayaknya mereka keder akan efek dominonya ke rakyat