Roro Mendut dalam cerita rakyat Indonesia, adalah seorang perempuan
cantik yang hidup di Pulau Jawa pada zaman Kesultanan Mataram abad
ke-17. Kecantikannya memukau semua orang, termasuk Wiroguno yang
sangat berkuasa saat itu.
Namun, Roro Mendut bukanlah wanita yang lemah. Dia berani menolak
keinginan Wiroguno yang ingin memilikinya. Bahkan dia berani
terang-terangan untuk menunjukkan kecintaannya kepada pemuda lain
pilihannya, Pronocitro (Pranacitra, dalam bahasa Indonesia).
Wiroguno yang murka mengharuskan Roro Mendut untuk membayar pajak
kepada kerajaan. Roro Mendut pun harus berpikir panjang untuk
mendapatkan uang guna membayar pajak tersebut. Sadar akan
kecantikannya dan keterpukauan semua orang terutama kaum lelaki
kepadanya, akhirnya dia tiba pada suatu ide untuk menjual rokok yang
sudah pernah dihisapnya dengan harga mahal kepada siapa saja yang mau
membelinya. Roro Mendut dan kekasihnya, Pranacitra, mati bersama demi
cinta mereka.
Erotisme Roro Mendut ketika berjualan rokok lintingan, dengan lem dari
jilatan lidahnya, menggambarkan potensi perempuan dalam pemasaran. Di
samping itu, penolakan Roro Mendut diperistri oleh Tumenggung Wiroguno
ternyata menjadi awal bencana bagi kehidupannya. Ia dihadapkan pada
banyak teror, intimidasi, bahkan benturan hukum dengan pasal
berlapis-lapis. 
Persoalan itulah yang coba akan diangkat oleh Teater Lampu dari
Yogyakarta. Sebuah Lakon 'Roro Mendut Jelas Salah' yang ditulis oleh
Wimbadi JP yang juga akan bertindak selaku sutradara bersama
Noerdianza ini akan dipentaskan pada 22 November 2008 di Taman Budaya
Yogyakarta. Selaku penata Musik : Mamiek Slamet 
 
______________________________ ______________________________ ____
Konfirmasi
Teater Lampu 
Pungkuran, Plered, Bantul, Yogyakarta. 55791
Mas Prie 081392676777



Kirim email ke