saya sependapat. artinya sewajarnya saja.
seperti lagu yang judulnya: Oh..sedang-sedang saja" artis: Fetty Vera
selamat berjuang.




________________________________
Dari: Alidjaja Ivan <ivan.alidj...@formin.fi>
Kepada: artculture-indonesia@yahoogroups.com
Terkirim: Kamis, 15 Januari, 2009 08:35:15
Topik: RE: [ac-i] nenek moyang ku seorang pelaut


Bangga 
dengan nenek moyang kita cerminan kita menghargai org2 yg berjuang dan 
mendahului kita..
Ga ada yg salah dgn hal 
itu..
 
Kebanggaan 
yg berlebihan (dan norak), itu yg krg baik..
 
Terlalu 
'biasa' (sampai2 lupa pada asal usulnya) jg hal yg krg 
baik..
-


________________________________
 From: artculture-indonesi a...@yahoogroups. com  [mailto:artculture- 
indonesia@ yahoogroups. com] On Behalf Of izul  pelican
Sent: 14. tammikuuta 2009 18:16
To: artculture-indonesi a...@yahoogroups. com
Subject: Re: [ac-i] nenek  moyang ku seorang pelaut


setubuh gan..
ini punya nenek moyang cina aja banga...
gw aja yg  nenek moyang nya seorang eplaut biasa aja tuh




________________________________
 From: BJD. Gayatri  <bgayatr...@yahoo. co.uk>
To: artculture-indonesi a...@yahoogroups. com
Sent: Tuesday, January 13, 2009 11:48:53  PM
Subject: Re: [ac-i] nenek  moyang ku seorang pelaut


ada!!

sesungguhnya bukan hanya nenek moyang kita saja  yang pelaut.
sampai sekarang pun, sebagian bangsa indonesia, terutama  dari belahan timur 
Indonesia,
merupakan bangsa pelaut.
Mereka  melaut dengan kapal kecil kira-kira ukuran 3 meter x 18 meter,
hingga  Hong Kong bahkan semenanjung Korea.

Saya pernah jumpa  pelaut-pelaut Indonesia yang gagah berani,
yang pernah mengalami  sapuan ombak besar di laut cina selatan
dan salah satu pahanya habis  dimakan ikan hiu
bercerita, bagaimana berada di laut, antara hidup  dan mati.
mereka berasal dari daerah WaKaToBi
(khususnya yang saya  temui berasal dari kota Wanci / Wangi-wangi)

Padahal, mereka  sekedar berjualan rempah dan komoditi lain dari Sulawesi  
Tenggara
lalu bertukar dengan benda-benda elektronik untuk dijual di  daerah WaKaToBi 
tersebut.

Barangkali, kawan-kawan masih ingat,  kerusuhan di Ambon
sebagian warga Ambon yang keturunan pulau Buton,  segera dapat melarikan diri,
karena,..--untungny a-.. mereka tidak  pernah melupakan budaya bahari mereka.
Sehingga, mereka tidak silap  untuk hendak memiliki mobil atau sepeda motor.
Ukuran transportasi  bagi suku-suku seperti Bugis atau Buton adalah
seberapa besar kapal  atau seberapa banyak kapal mereka punya,
sehingga, ketika pecah  kerusuhan, sebagian dari mereka dapat langsung
mengungsi ke pulau  asal mereka di P. Buton, misalnya
P. Buton saat itu merupakan daerah  penampungan pengungsi (IDP) yang cukup 
besar.

Saya kira, lagu itu  bukan cuma mitos, bahwa nenek moyangku pelaut.
Namun hingga sekarang,  sebagian bangsa Indonesia adalah pelaut.
Sayangnya, karena Jawanisasi  yang dilakukan Orde Baru itu,
maka budaya laut yang kita punya, tidak  pernah tampil ke permukaan.

Moga informasi ini  berguna
Tabik
Gayatri


--- On Tue, 13/1/09,  ketua_iblis <pelican_production@ yahoo.com> wrote:

Subject:  [ac-i] nenek moyang ku seorang pelaut
Date: Tuesday, 13 January,  2009, 12:50 PM


ada yg maungomentarin ga nenek moyangku seorang  pelaut
 

    


      Apakah saya bisa menurunkan berat badan? Temukan jawabannya di Yahoo! 
Answers!
http://id.answers.yahoo.com

Kirim email ke