Siaran Media: Komik Wayang "Mahabharata" karya almarhum Teguh Santosa 
diluncurkan

Teguh Santosa mengisahkan kembali Kisah Mahabharata dalam tutur kata lugas dan 
gambar yang rinci, menarik untuk disimak bagi segala kalangan pembaca.

Jakarta, 19 Juni 2009 - Pada hari ini di CityWalk Sudirman Jakarta berlangsung 
peluncuran komik wayang "Mahabharata" karya almarhum Teguh Santosa. Acara 
bernuansa seni budaya hasil kolaborasi Sari Rasa Group dan Penerbit PLUZ+ ini 
menandai babak baru dalam reinkarnasi komik pewayangan khas Indonesia.  

"Kami dengan suka cita menyambut penerbitan ulang komik pewayangan Mahabharata, 
Bharata Yudha, dan Pandawa Seda karya almarhum Teguh Santosa yang diterbitkan 
oleh PLUZ+. Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang kuliner tradisional 
Indonesia, kami memiliki kebanggaan dan apresiasi atas budaya Tanah Air dan 
berusaha mendukung usaha pelestariannya," tutur Benny Hadisurjo, Presiden 
Direktur Sari Rasa Group. 

Menurut Benny, Mahabharata, Bharata Yudha, dan Pandawa Seda adalah kisah kuno 
berasal dari India dan telah lama dikenal oleh masyarakat Indonesia secara 
turun-temurun. Dari generasi ke generasi cerita yang sarat dengan ajaran moral 
tersebut, terus diadaptasi hingga akhirnya menjelma menjadi sebuah epos yang 
menyatu dengan budaya Tanah Air kita. Banyak cara menuturkan kembali kisah 
tersebut. "Teguh Santosa memilih untuk mengisahkan kembali dalam tutur kata 
lugas dan gambar yang detail dan menarik bagi segala kalangan pembaca. Hasilnya 
adalah sebuah mahakarya dari seorang maestro komik kontemporer Indonesia yang 
patut dilestarikan dan dipopulerkan kembali," jelas Benny.

Pihaknya mewujudkan dukungan bagi komik pewayangan karya Teguh Santosa ini 
melalui penerbitan "Riwayat Pandawa", sebuah edisi khusus yang menyatukan kisah 
Mahabharata, Bharata Yudha, dan Pandawa Seda dalam satu buku. "Penerbitan buku 
ini juga kami persembahkan sebagai ungkapan rasa syukur dan terima kasih atas 
dukungan para pelanggan dan mitra usaha yang telah menyertai perjalanan usaha 
kami sejak 1974. Semoga langkah kami ini dapat turut membantu pelestarian 
kekayaan seni dan tradisi Indonesia yang begitu mempesona," pungkas Benny.

Penerbit PLUZ+ kali ini mengangkat satu tema cerita dari dunia pewayangan, 
salah satu budaya yang sangat kental khususnya di pulau Jawa ini secara turun 
temurun bahkan sebelum komik-komik jago silat dan superhero bermunculan bak 
jamur di musim hujan. Cerita bertemakan dunia pewayangan ini sudah lebih dahulu 
terbit sekitar tahun 1955. Kala itu kita mengenal nama R.A. Kosasih, Ardisoma, 
Oerip dan Nagiok Lan sebagai seniman gambar yang lebih banyak membuat komik 
bertemakan wayang.  Karya-karya mereka sampai sekarang masih dapat kita temui 
meski sangat jarang tersedia  di toko-toko buku.

Seiring dengan pesatnya dunia perkomikan di Nusantara, dengan beragam cerita 
dan tokoh sentral dalam setiap komik yang terbit kala itu, tidak menyurutkan 
Teguh Santosa untuk membuat kembali dalam bentuk komik sebuat cerita yang 
sangat melegenda dari kisah pewayangan yaitu Kisah Mahabharata. Cerita asli 
dari tanah India ini pertama kali dijadikan komik oleh R.A. Kosasih sekitar 
tahun 50an. 

Teguh Santosa, lahir di Malang (Jawa Timur) pada 1 Februari 1942, adalah salah 
satu komikus handal di zamannya dan sudah tidak asing lagi buat penggemar komik 
Indonesia. Banyak karya komik yang lahir dari tangannya diantaranya: Sandhora, 
Tambusa, Karmapala dan puluhan judul komik lainnya.  Teguh Santosa wafat pada 
25 Oktober 2000. Atas seizin dari ahli waris almarhum Teguh Santosa, PLUZ+ 
menerbitkan kembali komik Mahabarata ini yang pernah dimuat secara berkala 
sebagai sisipan di majalah anak-anak Ananda di tahun 85an.

"Kami berharap agar komik ini dapat tersebar luas ke tangan pembacanya, 
menyampaikan pesan positif yang terkandung dalam untaian ceritanya," ucap 
Gienardy Santoso selaku pengelola penerbitan PLUZ+.  Kali ini PLUZ+ menelurkan 
2 versi buku untuk komik Mahabarata ini, yang pertama dirilis adalah dalam 
bentuk hardcover (edisi koleksi) dan tentunya beberapa bulan ke depan akan 
disiapkan dalam bentuk edisi softcover yang harganya tentu lebih ekonomis dan 
terjangkau oleh seluruh pembacanya.

Menurut rencana, pada November 2009 mendatang, PLUZ+ kembali akan menerbitkan 
secara bersamaan komik kisah pewayangan sudah tidak asing lagi, yaitu 
"Ramayana" diangkat dari komik karya sang maestro R.A. Kosasih (pertama kali 
dibuat tahun 1955 oleh Penerbitnya Melodie di Bandung) dan "Wayang Purwa",  
diangkat dari komik karya sang legendaris Ardisoma (pertama kali dibuat tahun 
1955 oleh Penerbit Melodie).  Penerbit PLUZ+ telah mendapat kepercayaan dan 
kesepahaman dengan penerbit 'Melodie' beserta komikusnya maupun ahli waris 
komikusnya hingga diizinkan untuk menerbitkan kembali komik-komik tersebut. 
"Kami mengucapkan terimakasih atas perhatian berbagai pihak atas peran aktifnya 
demi kemajuan komik bermutu karya anak bangsa," ucap Gienardy. 

Sekilas tentang komik wayang Mahabharata

Mahabharata adalah sebuah wiracarita yang tak akan lekang oleh zaman.  Karya 
agung yang mengisahkan sebuah tragedi keluarga yang  berujung pada sebuah 
perang besar di padang Kurusetra, yang menghadapkan dua kubu: Pandawa dan 
Kurawa. Dua keluarga ini menjadi sentral cerita dengan tali-temali kisah yang 
begitu kompleks.

Kebesaran kisah dari India yang menyeberang ke Tanah Air ini, tidak hanya 
terletak pada perang besar itu. Namun, ia menyimpan begitu beragam karakter 
tokoh, sangat kayanya konflik, dan lengkap pula dengan pergolakan batin 
tokoh-tokohnya. 

Riwayat ceritanya juga begitu panjang. Mulai dari para leluhur Pandawa sampai 
anak keturunan mereka. Mulai masa Prabu Santanu sampai Parikesit si penerus 
tahta. Mulai dari lahir sampai meninggalnya Pandawa dan juga Kurawa.  

Babakan cerita yang dalam komik terbagi dalam Mahabharata, Bharata Yudha, 
Pandawa Seda, ini memuat beragam karakter tokoh yang mewakili karakter manusia 
di  mayapada. Tidak mengherankan bila orang menyebut cerita ini menjadi semacam 
cermin kehidupan manusia.

Cerita bermetamorfosa dalam bermacam ekspresi seni, mulai dari wayang (baik 
orang maupun kulit), koreografi, sampai komik. Nah, lewat medium komik wayang, 
mulai dari RA Kosasih sampai Teguh Santosa, Kisah Mahabharata yang sudah 
menjadi bagian budaya negeri ini,  menjadi lebih dekat lagi dengan masyarakat. 
Komik ini juga sangat mungkin tidak akan pupus oleh masa. Inilah komik biografi 
nyaris lengkap dari kisah besar: Pandawa dan Kurawa.  

Kisah pewayangan yang mengajarkan budi pekerti termasuk seni tradisi warisan 
leluhur yang mulai terpinggirkan. Padahal wayang adalah bagian dari kemajemukan 
Indonesia yang perlu kita rawat dan kita lestarikan.

Untuk keterangan lebih lanjut, silakan hubungi:
Radityo Djadjoeri
Mobile: 0817-9802250
E-mail: radityo.djadjo...@indosat.blackberry.com

Kirim email ke