HADITS-HADITS DHAIF YANG TERSEBAR SEPUTAR BULAN RAMADHAN

Oleh
Syaikh Salim bin 'Ied Al-Hilaal, Syaikh Ali Hasan Ali Abdul Hamid
http://www.almanhaj.or.id/content/1159/slash/0

Kami menilai perlunya dibawakan pasal ini pada kitab kami, karena adanya 
sesuatu yang teramat penting yang tidak diragukan lagi sebagai peringatan 
bagi manusia, dan sebagai penegasan terhadap kebenaran, maka kami katakan :

Sesungguhnya Allah Ta'ala telah menetapkan sunnah Nabi secara adil, (untuk) 
memusnahkan penyimpangan orang-orang sesat dari sunnah, dan mematahkan 
ta'wilan para pendusta dari sunnah dan menyingkap kepalsuan para pemalsu 
sunnah.

Sejak bertahun-tahun sunnah telah tercampur dengan hadits-hadits yang dhaif, 
dusta, diada-adakan atau lainnya. Hal ini telah diterangkan oleh para imam 
terdahulu dan ulama salaf dengan penjelasan dan keterangan yang sempurna.

Orang yang melihat dunia para penulis dan para pemberi nasehat akan melihat 
bahwa mereka -kecuali yang diberi rahmat oleh Allah- tidak memperdulikan 
masalah yang mulia ini walau sedikit perhatianpun walaupun banyak sumber 
ilmu yang memuat keterangan shahih dan menyingkap yang bathil.

Maksud kami bukan membahas dengan detail masalah ini, serta pengaruh yang 
akan terjadi pada ilmu dan manusia, tapi akan kita cukupkan sebagian contoh 
yang baru masuk dan masyhur dikalangan manusia dengan sangat masyhurnya, 
hingga tidaklah engkau membaca makalah atau mendengar nasehat kecuali 
hadits-hadits ini -sangat disesalkan- menduduki kedudukan tinggi. (Ini 
semua) sebagai pengamalan hadits : "Sampaikanlah dariku walaupun satu ayat 
..." [Riwayat Bukhari 6/361], dan sabda beliau : "Agama itu nasehat" 
[Riwayat Muslim no. 55]

Maka kami katakan wabillahi taufik :

Sesungguhnya hadits-hadits yang tersebar di masyarakat banyak sekali, hingga 
mereka hampir tidak pernah menyebutkan hadits shahih -walau banyak-yang bisa 
menghentikan mereka dari menyebut hadits dhaif.

Semoga Allah merahmati Al-Imam Abdullah bin Mubarak yang mengatakan : 
"(Menyebutkan) hadits shahih itu menyibukkan (diri) dari yang dhaifnya".

Jadikanlah Imam ini sebagai suri tauladan kita, jadikanlah ilmu shahih yang 
telah tersaring sebagai jalan (hidup kita).

Dan (yang termasuk) dari hadits-hadits yang tersebar digunakan (sebagai 
dalil) di kalangan manusia di bulan Ramadhan, diantaranya.


Pertama.

"Artinya : Kalaulah seandainya kaum muslimin tahu apa yang ada di dalam 
Ramadhan, niscaya umatku akan berangan-angan agar satu tahun Ramadhan 
seluruhnya. Sesungguhnya surga dihiasi untuk Ramadhan dari awal tahun kepada 
tahun berikutnya ...." Hingga akhir hadits ini.

Hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah (no.886) dan Ibnul Jauzi di 
dalam Kitabul Maudhuat (2/188-189) dan Abu Ya'la di dalam Musnad-nya 
sebagaimana pada Al-Muthalibul 'Aaliyah (Bab/A-B/tulisan tangan) dari jalan 
Jabir bin Burdah dari Abu Mas'ud al-Ghifari.

Hadits ini maudhu' (palsu), penyakitnya pada Jabir bin Ayyub, biografinya 
ada pada Ibnu Hajar di dalam Lisanul Mizan (2/101) dan beliau berkata : 
"Mashur dengan kelemahannya". Juga dinukilkan perkataan Abu Nua'im, " Dia 
suka memalsukan hadits", dan dari Bukhari, berkata, "Mungkarul hadits" dan 
dari An-Nasa'i, "Matruk" (ditinggalkan) haditsnya".

Ibnul Jauzi menghukumi hadits ini sebagai hadits palsu, dan Ibnu Khuzaimah 
berkata serta meriwayatkannya, "Jika haditsnya shahih, karena dalam hatiku 
ada keraguan pada Jarir bin Ayyub Al-Bajali".

Kedua.

"Artinya :Wahai manusia, sungguh bulan yang agung telah datang (menaungi) 
kalian, bulan yang di dalamnya terdapat suatu malam yang lebih baik dari 
seribu bulan, Allah menjadikan puasa (pada bulan itu) sebagai satu kewajiban 
dan menjadikan shalat malamnya sebagai amalan sunnah. Barangsiapa yang 
mendekatkan diri pada bulan tersebut dengan (mengharapkan) suatu kebaikan, 
maka sama (nilainya) dengan menunaikan perkara yang wajib pada bulan yang 
lain .... Inilah bulan yang awalnya adalah rahmat, pertengahannya ampunan 
dan akhirnya adalah merupakan pembebasan dari api neraka ...." sampai 
selesai.

Hadits ini juga panjang, kami cukupkan dengan membawakan perkataan ulama 
yang paling masyhur. Hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah (1887) dan 
Al-Muhamili di dalam Amalinya (293) dan Al-Asbahani dalam At-Targhib (q/178, 
b/tulisan tangan) dari jalan Ali bin Zaid Jad'an dari Sa'id bin Al-Musayyib 
dari Salman.

Hadits ini sanadnya Dhaif, karena lemahnya Ali bin Zaid, berkata Ibnu Sa'ad, 
Di dalamnya ada kelemahan dan jangang berhujjah dengannya, berkata Imam 
Ahmad bin Hanbal, Tidak kuat, berkata Ibnu Ma'in. Dha'if berkata Ibnu Abi 
Khaitsamah, Lemah di segala penjuru, dan berkata Ibnu Khuzaimah, Jangan 
berhujjah dengan hadits ini, karena jelek hafalannya. Demikian di dalam 
Tahdzibut Tahdzib [7/322-323].

Dan Ibnu Khuzaimah berkata setelah meriwayatkan hadits ini, Jika benar 
kabarnya. berkata Ibnu Hajar di dalam Al-Athraf, Sumbernya pada Ali bin Zaid 
bin Jad'an, dan dia lemah, sebagaimana hal ini dinukilkan oleh Imam 
As-Suyuthi di dalam Jami'ul Jawami (no. 23714 -tertib urutannya).

Dan Ibnu Abi Hatim menukilkan dari bapaknya di dalam Illalul Hadits (I/249), 
hadits yang Mungkar

Ketiga.

"Artinya : Berpuasalah, niscaya kalian akan sehat"

Hadits tersebut merupakan potongan dari hadits riwayat Ibnu Adi di dalam 
Al-Kamil (7/2521) dari jalan Nahsyal bin Sa'id, dari Ad-Dhahak dari Ibu 
Abbas. Nashsyal (termasuk) yang ditinggal (karena) dia pendusta dan 
Ad-Dhahhak tidak mendengar dari Ibnu Abbas.

Diriwayatkan oleh At-Thabrani di dalam Al-Ausath (1/q 69/Al-Majma'ul 
Bahrain) dan Abu Nu'aim di dalam At-Thibun Nabawiy dari jalan Muhammad bin 
Sulaiman bin Abi Dawud, dari Zuhair bin Muhammad, dari Suhail bin Abi Shalih 
dari Abu Hurairah.

Dan sanad hadits ini lemah. Berkata Abu Bakar Al-Atsram, "Aku mendengar Imam 
Ahmad -dan beliau menyebutkan riwayat orang-orang Syam dari Zuhair bin 
Muhammad- berkata, "Mereka meriwayatkan darinya (Zuhair,-pent) beberapa 
hadits mereka (orang-orang Syam, -pent) yang dhoif itu". Ibnu Abi Hatim 
berkata, "Hafalannya jelek dan hadits dia dari Syam lebih mungkar daripada 
haditsnya (yang berasal) dari Irak, karena jeleknya hafalan dia". Al-Ajalaiy 
berkata. "Hadits ini tidak membuatku kagum", demikianlah yang terdapat pada 
Tahdzibul Kamal (9/417).

Aku katakan : Dan Muhammad bin Sulaiman Syaami, biografinya (disebutkan) 
pada Tarikh Damasqus (15/q 386-tulisan tangan) maka riwayatnya dari Zuhair 
sebagaimana di naskhan oleh para Imam adalah mungkar, dan hadits ini 
darinya.

Keempat

"Artinya : Barangsiapa yang berbuka puasa satu hari pada bulan Ramadhan 
tanpa ada sebab dan tidak pula karena sakit maka puasa satu tahun pun tidak 
akan dapat mencukupinya walaupun ia berpuasa pada satu tahun penuh"
Hadits ini diriwayatkan Bukhari dengan mu'allaq dalam shahih-nya 
(4/160-Fathul Bari) tanpa sanad.

Ibnu Khuzaimah telah memalukan hadits tersebut di dalam Shahih-nya (19870), 
At-Tirmidzi (723), Abu Dawud (2397), Ibnu Majah (1672) dan Nasa'i di dalam 
Al-Kubra sebagaimana pada Tuhfatul Asyraaf (10/373), Baihaqi (4/228) dan 
Ibnu Hajjar dalam Taghliqut Ta'liq (3/170) dari jalan Abil Muthawwas dari 
bapaknya dari Abu Hurairah.

Ibnu Hajar berkata dalam Fathul Bari (4/161) : "Dalam hadits ini ada 
perselisihan tentang Hubaib bin Abi Tsabit dengan perselisihan yang banyak, 
hingga kesimpulannya ada tiga penyakit : idhthirah (goncang), tidak 
diketahui keadaan Abil Muthawwas dan diragukan pendengaran bapak beliau dari 
Abu Hurairah".

Ibnu Khuzaimah berkata setelah meriwayatkannya :Jika khabarnya shahih, 
karena aku tidak mengenal Abil Muthawwas dan tidak pula bapaknya, hingga 
hadits ini dhaif juga:.

Wa ba'du : Inilah empat hadits yang didhaifkan oleh para ulama dan di 
lemahkan oleh para Imam, namun walaupun demikian kita (sering) mendengar dan 
membacanya pada hari-hari di bulan Ramadhan yang diberkahi khususnya dan 
selain pada bulan itu pada umumnya.

Tidak menutup kemungkinan bahwa sebagian hadits-hadits ini memiliki 
makna-makna yang benar, yang sesuai dengan syari'at kita yang lurus baik 
dari Al-Qur'an maupun Sunnah, akan tetapi (hadits-hadits ini) sendiri tidak 
boleh kita sandarkan kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, dan 
terlebih lagi -segala puji hanya bagi Allah- umat ini telah Allah khususkan 
dengan sanad dibandingkan dengan umat-umat yang lain. Dengan sanad dapat 
diketahui mana hadits yang dapat diterima dan mana yang harus ditolak, 
membedakan yang shahih dari yang jelek. Ilmu sanad adalah ilmu yang paling 
rumit, telah benar dan baik orang yang menamainya : "Ucapan yang dinukil dan 
neraca pembenaran khabar".

[Disalin dari Kitab Sifat Shaum Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam Fii 
Ramadhan, edisi Indonesia Sipat Puasa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam 
oleh Syaikh Salim bin Ied Al-Hilaaly, Syaikh Ali Hasan Abdul Hamid, terbitan 
Pustaka Al-Haura, penerjemah Abdurrahman Mubarak Ata]

_________________________________________________________________
Check it out! Windows Live Spaces is here!  
http://spaces.live.com/?mkt=en-id ItÂ’s easy to create your own personal Web 
site.



Website anda: http://www.assunnah.or.id & http://www.almanhaj.or.id
Website audio: http://assunnah.mine.nu
Berhenti berlangganan: [EMAIL PROTECTED]
Ketentuan posting : http://www.assunnah.or.id/ragam/aturanmilis.php 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/assunnah/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/assunnah/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 

Kirim email ke