From: EMY <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Monday, November 12, 2007 3:01:15 PM
Assalamu'alaikum
Kemari saya mengahdiri acara di rumah adik ipar
Ustad yang ceramah menyampaikan katanya memabacakan surat yasin dikuburan
alamarhum/almarhuma h akan sampai ke pada yang bersangkutan
Apakah ini penyimpangan? bukankah kita tidak boleh membaca Al Quran
dikuburan?
============

wa'alaikumussalam warahmatullah
artikel ini ana kutp dari http://www.almanhaj.or.id 

BACAAN SURAT YASIN BUKAN UNTUK ORANG MATI

Oleh
Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas
http://www.almanhaj.or.id/content/2046/slash/0

HADITS PERTAMA

ãóäú ÞóÑóÃó íóÓ Ýöíú áóíúáóÉò ÇÈúÊöÛóÇÁó æóÌúåö Çááåö ÛõÝöÑó áóåõ ãóÇ ÊóÞóÏøóãó 
ãöäú ÐóäúÈöåö ÝóÇÞúÑóÄõæúåóÇ ÚöäúÏó ãóæúÊóÇßõãú. 

“Artinya : Barangsiapa membaca surat Yaasiin karena mencari keridhaan Allah 
Ta’ala, maka Allah akan mengampunkan dosa-dosanya yang telah lalu. Oleh karena 
itu, bacakan-lah surat itu untuk orang yang akan mati di antara kalian.”
[HR. Al-Baihaqi dalam kitabnya, Syu’abul Iman]

Keterangan: HADITS INI (ÖóÚöíúÝñ) LEMAH

Lihat Dha’if Jami’ush Shaghir (no. 5785) dan Misykatul Mashaabih (no. 2178).

HADITS KEDUA

ãóäú ÒóÇÑó ÞóÈúÑó æóÇáöÏóíúåö ßõáøó ÌõãõÚóÉò ÝóÞóÑóÃó ÚöäúÏóåõãóÇ Ãóæú ÚöäúÏóåõ 
íóÓ ÛõÝöÑó áóåõ ÈöÚóÏóÏö ßõáøö ÂíóÉò Ãóæú ÍóÑúÝò. 

“Artinya : Barangsiapa menziarahi kubur kedua orang tuanya setiap Jum’at dan 
membacakan surat Yaasiin (di atasnya), maka ia akan diampuni (dosa)nya sebanyak 
ayat atau huruf yang dibacanya.

Keterangan: HADITS INI (ãóæúÖõæúÚñ) PALSU

Diriwayatkan oleh Ibnu ‘Adiy (I/286), Abu Nu’aim dalam kitab Akhbaru Ashbahan 
(II/344-345) dan ‘Abdul Ghani al-Maqdisi dalam Sunannya (II/)91 dari jalan Abu 
Mas’ud Yazid bin Khalid. Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Sulaim 
ath-Thaifi, dari Hisyam bin ‘Urwah, dari ayahnya, dari ‘Aisyah, dari Abu Bakar 
secara marfu’. 

Lihat Silsilah Ahadits adh-Dha’ifah wal Maudhu’ah (no. 50).

Dalam hadits ini ada ‘Amr bin Ziyad Abul Hasan ats-Tsaubani. Kata Ibnu ‘Adiy: 
“Ia sering mencuri hadits dan menyampaikan hadits-hadits yang BATHIL.”

Setelah membawakan hadits ini, Ibnu ‘Adiy berkata: “Sanad hadits ini BATHIL, 
dan ‘Amr bin Ziyad dituduh oleh para ulama memalsukan hadits.”

Kata Imam Daruquthni: “Ia sering memalsukan hadits.”

Periksa: Mizaanul I’tidal (III/260-261 no. 6371), Lisanul Mizan (IV/364-365).

Penjelasan Hadits-Hadits Di Atas.
Hadits-hadits di atas sering dijadikan pegangan pokok tentang dianjurkannya 
membaca surat Yaasiin ketika ada orang yang sedang naza’ (sakaratul maut) dan 
ketika berziarah ke pemakaman kaum Muslimin terutama ketika menziarahi kedua 
orangtua. Bahkan sebagian besar kaum Muslimin menganggap hal itu ‘Sunnah’? Maka 
sekali lagi saya jelaskan bahwa semua hadits-hadits yang menganjurkan itu 
LEMAH, bahkan ada yang PALSU, sebagaimana yang sudah saya terangkan di atas dan 
hadits-hadits lemah tidak bisa dijadikan hujjah, karena itu, orang yang 
melakukan demikian adalah berarti dia telah berbuat BID’AH. Dan telah menyalahi 
Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang sah yang menerangkan apa 
yang harus dilakukan ketika ada orang yang sedang dalam keadaan naza’ dan 
ketika berziarah ke kubur. 

Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albany berkata: “Membacakan surat Yaasiin ketika 
ada orang yang sedang dalam keadaan naza’ dan membaca al-Qur'an (membaca surat 
Yaasiin atau surat-surat lainnya) ketika berziarah ke kubur adalah BID’AH DAN 
TIDAK ADA ASALNYA SAMA SEKALI DARI SUNNAH NABI SHALLALLAHU ‘ALAIHI WA SALLAM 
YANG SAH.

Lihat Ahkamul Janaa-iz wa Bida’uha (hal. 20, 241, 307 & 325), cet. Maktabah 
al-Ma’arif.)

Sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam Ketika Ada Orang yang Sedang dalam 
Keadaan Naza’

Pertama
Di-talqin-kan (diajarkan) dengan ‘Laa Ilaaha Illallah’ agar ia (orang yang akan 
mati) mengucapkan “áÇóÅöáóåó ÅöáÇøó Çááøóåõ (Laa Ilaaha Illallah).” 

Dalilnya:

Úóäú ÃóÈöíú ÓóÚöíúÏö ÇáúÎõÏúÑöíøö íóÞõæúáõ: ÞóÇáó ÑóÓõæúáõ Çááåö Õóáøóì Çááøóåõ 
Úóáóíúåö æóÓóáøóãó: áóÞøöäõæúÇ ãóæúÊóÇßõãú áÇó Åöáóåó ÅöáÇøó Çááøóåõ.

"Artinya : Dari Abu Sa’id al-Khudri, ia berkata: “Telah bersabda Rasulullah 
Shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Ajarkanlah ‘Laa Ilaaha Illallah’ kepada orang 
yang hampir mati dari an-tara kalian.” 

Hadits SHAHIH, riwayat Muslim (no. 916), Abu Dawud (no. 3117), an-Nasa'i 
(IV/5), at-Tirmidzi (no. 976), Ibnu Majah (no. 1445), al-Baihaqi (III/383) dan 
Ahmad (III/3).

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menganjurkan agar kalimat Tauhid ini yang 
terakhir diucapkan, supaya dengan demikian dapat masuk Surga.

Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

ãóäú ßóÇäó ÂÎöÑõ ßóáÇóãöåö áÇóÅöáóåó ÅöáÇøó Çááøóåõ ÏóÎóáó ÇáúÌóäøóÉó.

“Artinya : Barangsiapa yang akhir perkataannya ‘Laa Ilaaha Illallah,’ maka ia 
akan masuk Surga.” [ Hadits riwayat Ahmad (V/233, 247), Abu Dawud (no. 3116) 
dan al-Hakim (I/351), dari Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu.]

Kedua
Hendaklah mendo’akan kebaikan untuknya dan kepada mereka yang hadir pada saat 
itu. Hendaknya mereka berkata yang baik.

Dalilnya:

Úóäú Ãõãøö ÓóáóãóÉó ÞóÇáóÊú: ÞóÇáó ÑóÓõæúáõ Çááåö Õóáøóì Çááøóåõ Úóáóíúåö 
æóÓóáøóãó: ÅöÐóÇ ÍóÖóÑúÊõãú ÇáúãóÑöíúÖó Ãóæö ÇáúãóíøöÊó ÝóÞõæúáõæúÇ: ÎóíúÑðÇ 
ÝóÅöäøó ÇáúãóáÇóÆößóÉó íõÄøãøöäõæúäó Úóáóì ãóÇ ÊóÞõæúáõæúäó.

"Artinya : Dari Ummu Salamah, ia berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa 
sallam telah bersabda, ‘Apabila kalian menjenguk orang sakit atau berada di 
sisi orang yang hampir mati, maka katakanlah yang baik! Karena sesungguhnya 
para malaikat mengaminkan (do’a) yang kalian ucapkan.’” [Hadits SHAHIH riwayat 
Muslim (no. 919) dan al-Baihaqi (III/384) dan selain keduanya.]

SUNNAH-SUNNAH NABI SHALLALLAHU 'ALAIHI WA SALLAM KETIKA BERZIARAH KE PEMAKAMAN 
KAUM MUSLIMIN

Pertama 
Mengucapkan salam kepada mereka.

Dalilnya ialah:
‘Aisyah radhiyallahu ‘anha pernah bertanya kepada Rasulullah Shallallahu 
‘alaihi wa sallam: “Wahai Rasulullah apakah yang harus aku ucapkan kepada 
mereka (kaum Muslimin, bila aku menziarahi mereka)?” Beliau men-jawab: 
“Katakanlah:

ÇáÓøóáÇóãõ Úóáóì Ãóåúáö ÇáÏøöíóÇÑö ãöäó ÇáúãõÄúãöäöíúäó æóÇáúãõÓúáöãöíúäó 
æóíóÑúÍóãõ Çááøóåõ ÇáúãõÓúÊóÞúÏöãöíúäó ãöäøóÇ æóÇáúãõÓúÊóÃúÎöÑöíúäó æóÅöäøóÇ 
Åöäú ÔóÇÁó Çááøóåõ Èößõãú áóáÇóÍöÞõæúäó.

"Artinya : Semoga dicurahkan kesejahteraan atas kalian wahai ahli kubur dari 
kaum Mukminin dan Muslimin. Dan mudah-mudahan Allah memberikan rahmat kepada 
orang yang telah mendahului kami dan kepada orang yang masih hidup dari antara 
kami dan insya Allah kami akan menyu-sul kalian.’”

[Hadits SHAHIH riwayat Ahmad (VI/221), Muslim (no. 974) dan an-Nasa'i (IV/93), 
dan lafazh ini milik Muslim]

Buraidah berkata: “Adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan 
kepada mereka (para Shahabat) apabila mereka memasuki pemakaman (kaum Muslimin) 
hendaknya mengucapkan: 

ÇáÓøóáÇóãõ Úóáóíúßõãú Ãóåúáó ÇáÏøöíóÇÑö ãöäó ÇáúãõÄúãöäöíúäó æóÇáúãõÓúáöãöíúäó 
æóÅöäøóÇ Åöäú ÔóÇÁó Çááøóåõ Èößõãú áÇóÍöÞõæúäó äóÓúÃóáõ Çááøóåó áóäóÇ æóáóßõãõ 
ÇáúÚóÇÝöíóÉó.

"Artinya ; Mudah-mudahan dicurahkan kesejahteraan atas kalian, wahai ahli kubur 
dari kaum Mukminin dan Muslimin. Dan insya Allah kami akan menyusul kalian. 
Kami mohon kepada Allah agar mengampuni kami dan kalian.’”

[Hadits SHAHIH riwayat Muslim (no.975), an-Nasa-i (IV/94), Ibnu Majah (no. 
1547), Ahmad (V/353, 359 & 360). Lafazh hadits ini adalah lafazh Ibnu Majah]

Kedua
Mendo’akan dan memohonkan ampunan bagi mereka.

Dalilnya: 

Úóäú ÚóÇÆöÔóÉó Ãóäøó ÇáäøóÈöíøó Õóáøóì Çááøóåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó ßóÇäó 
íóÎúÑõÌõ Åöáóì ÇáúÈóÞöíúÚö ÝóíóÏúÚõæú áóåõãú ÝóÓóÃóáóÊúåõ ÚóÇÆöÔóÉõ Úóäú Ðóáößó 
ÝóÞóÇáó: Åöäøöíú ÃõãöÑúÊõ Ãóäú ÃóÏúÚõæó áóåõãú.
"Artinya :Aisyah berkata: “Bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah 
keluar ke Baqi’ (tempat pemakaman kaum Muslimin), lalu beliau mendo’akan 
mereka.” Kemudian ‘Aisyah bertanya tentang hal itu, beliau menjawab: 
“Se-sungguhnya aku diperintah untuk mendo’akan mereka.”
[Hadits SHAHIH riwayat Ahmad (VI/252)]

BACA AL-QUR'AN DI PEMAKAMAN MENYALAHI SUNNAH NABI SHALALLLAHU 'ALAIHI WA SALLAM

Hadits-hadits yang saya sebutkan di atas tentang Adab Ziarah, menunjukkan bahwa 
baca al-Qur-an di pemakaman tidak disyari’atkan oleh Islam. Karena seandainya 
disya-ri’atkan, niscaya sudah dilakukan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa 
sallam, dan beliau pasti sudah mengajarkannya kepada para Shahabatnya.

‘Aisyah ketika bertanya kepada beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam apa yang 
harus diucapkan (dibaca) ketika ziarah kubur? Beliau Shallallahu ‘alaihi wa 
sallam hanya mengajar-kan salam dan do’a. Beliau tidak mengajarkan baca 
al-Fatihah, baca Yaasiin, baca surat al-Ikhlash dan lainnya. Seandainya baca 
al-Qur'an disyari’atkan, pasti Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak 
menyembunyikannya.

Menurut ilmu ushul fiqih:

ÊóÃúÎöíúÑõ ÇáúÈóíóÇäö Úóäú æóÞúÊö ÇáúÍóÇÌóÉö áÇó íóÌõæúÒõ.

“Menunda keterangan pada waktu keterangan itu dibu-tuhkan tidak boleh.”

Kita yakin bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak mungkin 
menyembunyikan ilmu dan tidak pernah pula beliau mengajarkan baca al-Qur'an di 
pemakaman.. Lagi pula tidak ada satu hadits pun yang sah tentang masalah itu. 

Membaca al-Qur'an di pemakaman menyalahi Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi 
wa sallam, karena Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyuruh kita 
membaca al-Qur'an di rumah:

Úóäú ÃóÈöíú åõÑóíúÑóÉó: Ãóäøó ÑóÓõæúáó Çááøóåö Õóáøóì Çááøóåõ Úóáóíúåö 
æóÓóáøóãó ÞóÇáó: áÇó ÊóÌúÚóáõæúÇ ÈõíõæúÊóßõãú ãóÞóÇÈöÑó¡ Åöäøó ÇáÔøóíúØóÇäó 
íóäúÝöÑõ ãöäó ÇáúÈóíúÊö ÇáøóÐöíú ÊõÞúÑóÃõ Ýöíúåö ÓõæúÑóÉõ ÇáúÈóÞóÑóÉö .
ÑæÇå ãÓáã ÑÞã : (780) æÃÍãÏ æÇáÊøÑãíÐí æÕÍÍå

"Artinya : Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Janganlah kalian 
jadikan rumah kalian seperti kuburan, karena sesungguhnya setan akan lari dari 
rumah yang dibaca di dalamnya surat al-Baqarah.” [Hadits riwayat Muslim (no. 
780), Ahmad (II/284, 337, 387, 388) dan at-Tirmidzi (no. 2877) serta ia 
menshahihkannya]

Hadits ini jelas sekali menerangkan bahwa pemakaman menurut syari’at Islam 
bukanlah tempat untuk membaca al-Qur'an, melainkan tempatnya di rumah, dan 
melarang keras menjadikan rumah seperti kuburan, yang jelas tidak ada bacaan 
al-Qur'an dan shalat-shalat sunnat di pema-kaman.

Jumhur ulama Salaf seperti Imam Abu Hanifah, Imam Malik dan Imam-imam yang 
lainnya melarang membaca al-Qur'an di pemakaman, dan inilah nukilan pendapat 
mereka:

Pendapat Imam Ahmad, Imam Abu Dawud berkata dalam kitab Masaa-il Imam Ahmad 
hal. 158: “Aku mende-ngar Imam Ahmad ketika beliau ditanya tentang baca 
al-Qur-an di pemakaman? Beliau menjawab: “Tidak boleh.”

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata: “Dari asy-Syafi’i sendiri tidak terdapat 
perkataan tentang masalah ini, yang demikian ini menunjukkan bahwa (baca 
al-Qur-an di pemakaman) menurut beliau adalah BID’AH. Imam Malik berkata: 
‘Tidak aku dapati seorang pun dari Sha-habat dan Tabi’in yang melakukan hal 
itu!’” 

Lihat Iqtidhaa’ Shirathal Mustaqim (hal. 380), Ahkaamul Janaa-iz (hal. 191-192).

PAHALA BACAAN AL-QUR'AN TIDAK AKAN SAMPAI KEPADA SI MAYYIT

Al-Hafizh Ibnu Katsir ketika menafsirkan ayat:
"Artinya : Dan bahwasanya seorang manusia tidak memperoleh (pahala) selain apa 
yang diusahakannya.” [An-Najm: 53]

Beliau t berkata: 

Ãóíú: ßóãóÇ áÇó íõÍúãóáõ Úóáóíúåö æöÒúÑõ ÛóíúÑöåö¡ ßóÐóáößó áÇó íóÍúÕõáõ ãöäó 
ÇúáÃóÌúÑö ÅöáÇøó ãóÇßóÓóÈó åõæó áöäóÝúÓöåö. æóãöäú åóÐöåö ÇúáÂíóÉö ÇáßóÑöíúãóÉö 
ÇÓúÊóäúÈóØó ÇáÔøóÇÝöÚöíøõ ÑóÍöãóåõ Çááøóåõ æóãóäö ÇÊøóÈóÚóåõ Ãóäøó ÇáúÞöÑóÇÁóÉó 
áÇó íóÕöáõ ÅöåúÏóÇÁõ ËóæóÇÈöåóÇ Åöáóì ÇáúãóæúÊóì. öáÃóäøóåõ áóíúÓó ãöäú 
Úóãóáöåöãú æóßóÓúÈöåöãú æóáöåóÐóÇ áóãú íóäúÏõÈú Åöáóíúåö ÑóÓõæúáõ Çááåö Õóáøóì 
Çááøóåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó ÃõãøóÊóåõ¡ æóáÇó ÍóËøóåõãú Úóáóíúåö æóáÇó 
ÃóÑúÔóÏóåõãú Åöáóíúåö ÈöäóÕòø æóáÇó ÅöíúãóÇÁò¡ æóáóãú
 íõäúÞóáú Ðóáößó Úóäú ÃóÍóÏò ãöäó ÇáÕøóÍóÇÈóÉö ÑóÖöíó Çááåõ Úóäúåõãú¡ æóáóæú 
ßóÇäó ÎóíúÑðÇ áóÓóÈóÞõæúäóÇ Åöáóíúåö. æóÈóÇÈõ ÇáúÞõÑóÈóÇÊö íõÞúÊóÕóÑõ Ýöíúåö 
Úóáóì ÇáäøõÕõæúÕö¡ æóáÇó íõÊóÕóÑøóÝõ Ýöíúåö ÈöÃóäúæóÇÚö ÇúáÃóÞúíöÓóÉö 
æóÇúáÃóÑóÇÁö.

“Sebagaimana dosa seseorang tidak dapat dipindahkan kepada orang lain, maka 
demikian pula ganjaran seseo-rang (tidak dapat dipindahkan/dikirimkan) kepada 
orang lain, melainkan didapat dari hasil usahanya sendiri. Dari ayat ini Imam 
asy-Syafi’i dan orang yang mengikuti beliau ber-istinbat (mengambil dalil) 
bahwasanya pahala bacaan al-Qur'an tidak sampai kepada si mayyit dan tidak 
dapat dihadiahkan kepada si mayyit, karena yang demikian bukanlah amal dan 
usaha mereka. 

Tentang (mengirimkan pahala bacaan kepada mayyit) tidak pernah Rasulullah 
Shallallahu ‘alaihi wa sallam me-nyunnahkan ummatnya, tidak pernah mengajarkan 
ke-pada mereka dengan satu nash yang sah dan tidak pula ada seorang Shahabatpun 
yang melakukan demikian. Seandainya masalah membaca al-Qur-an di pemakaman dan 
menghadiahkan pahala bacaannya baik, semestinya merekalah yang lebih dulu 
mengerjakan perbuatan yang baik itu. Tentang bab amal-amal Qurbah (amal ibadah 
untuk mendekatkan diri kepada Allah) hanya diboleh-kan berdasarkan nash 
(dalil/contoh) dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan tidak boleh 
memakai qiyas atau pendapat.” 

Periksa: Tafsir Ibni Katsir (VI/33), cet. Darus Salam dan Ahkaamul Janaa-iz 
(hal. 220), cet. Maktabah al-Ma’arif.

Apa yang telah disebutkan oleh Ibnu Katsir dari Imam asy-Syafi’i itu merupakan 
pendapat sebagian besar ulama dan juga pendapatnya Imam Hanafi, sebagaimana 
dinukil oleh az-Zubaidi dalam Syarah Ihya’ ‘Ulumuddin (X/369).

Lihat Ahkaamul Janaa-iz (hal. 220), cet. maktabah al-Ma’arif th. 1412 H.

Allah berfirman tentang al-Qur'-an:

“Artinya : Supaya ia (al-Qur-an) memberi peringatan kepada orang yang HIDUP…” 
[Yaasiin: 70]

Artinya : “Maka apakah mereka tidak memperhatikan al-Qur-an ataukah hati mereka 
terkunci.” [Muhammad: 24]

Yang wajib juga diperhatikan oleh seorang Muslim adalah, tidak boleh beribadah 
di sisi kubur dengan melakukan shalat, berdo’a, menyembelih binatang, bernadzar 
atau membaca al-Qur-an dan ibadah lainnya. Tidak ada satupun keterangan yang 
sah dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para Shahabatnya bahwa 
mereka melakukan ibadah di sisi kubur. Bahkan, ancaman yang keraslah bagi orang 
yang beribadah di sisi kubur orang yang shalih, apakah dia wali atau Nabi, 
terlebih lagi dia bukan seorang yang shalih. 

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengancam keras terhadap orang yang 
menjadikan kubur sebagai tempat ibadah. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa 
sallam bersabda:

áóÚóäó Çááøóåõ ÇáúíóåõæúÏó æóÇáäøóÕóÇÑóì ÇÊøóÎóÐõæúÇ ÞõÈõæúÑó ÃóäúÈöíóÇÆöåöãú 
ãóÓóÇÌöÏó.

“Artinya : Allah melaknat orang-orang Yahudi dan Nasrani (karena) mereka 
menjadikan kuburan para Nabi mereka sebagai tempat ibadah.” 

Tidak ada satu pun kuburan di muka bumi ini yang mengandung keramat dan 
barakah, sehingga orang yang sengaja menuju kesana untuk mencari keramat dan 
ba-rakah, mereka telah jatuh dalam perbuatan bid’ah dan syirik. Dalam Islam, 
tidak dibenarkan sengaja mengada-kan safar (perjalanan) ziarah (dengan tujuan 
ibadah) ke kubur-kubur tertentu, seperti, kuburan wali, kyai, habib dan lainnya 
dengan niat mencari keramat dan barakah dan mengadakan ibadah di sana. Hal ini 
dilarang dan tidak dibenarkan dalam Islam, karena perbuatan ini adalah bid’ah 
dan sarana yang menjurus kepada kesyirikan.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

áÇó ÊõÔóÏøõ ÇáÑöøÍóÇáõ ÅöáÇøó Åöáóì ËóáÇóËóÉö ãóÓóÇÌöÏó: ãóÓúÌöÏöíú åóÐóÇ¡ 
æóÇáúãóÓúÌöÏö ÇáúÍóÑóÇãö¡ æóÇáúãóÓúÌöÏö ÇúáÃóÞúÕóì.

“Artinya : Tidak boleh mengadakan safar (perjalanan dengan tuju-an beribadah) 
kecuali ketiga masjid, yaitu Masjidku ini (Masjid Nabawi), Masjidil Haram dan 
Masjidil Aqsha.” 

Adapun adab ziarah kubur, kaum Muslimin dianjur-kan ziarah ke pemakaman kaum 
Muslimin dengan me-ngucapkan salam dan mendo’akan agar dosa-dosa mereka 
diampuni dan diberikan rahmat oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. 
Wallaahu a’lam bish shawab.

[Disalin dari kitab Ar-Rasaail Jilid-1, Penulis Yazid bin Abdul Qadir Jawas, 
Penerbit Pustaka Abdullah, Cetakan Pertama Ramadhan 1425H/Oktober 2004M]







      
____________________________________________________________________________________
Be a better pen pal. 
Text or chat with friends inside Yahoo! Mail. See how.  
http://overview.mail.yahoo.com/


Website anda: http://www.assunnah.or.id & http://www.almanhaj.or.id
Website audio: http://assunnah.mine.nu
Berhenti berlangganan: [EMAIL PROTECTED]
Ketentuan posting : http://milis.assunnah.or.id/mlbios.php/aturanmilis/ 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/assunnah/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/assunnah/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 

Kirim email ke