Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Perkenankan saya menanggapi pertanyaan 3:
Binatang merupakan ciptaan Allah subhanahu wata'ala sebagaimana manusia dan tumbuhan. Kita umat Islam diajarkan mengasihi ciptaan-Nya. Kita perlu selalu mengingat betapa kasih-sayang Dia kepada kita. Dia menciptakan menciptakan binatang bukannya tanpa sebab. Dia telah menjadikan Islam sebagai rahmat bagi seisi alam,yang berarti umat Islam pun semestinya mampu sebagai rahmat bagi seisi alam. Untuk itu, umat Islam diajarkan adab/etika terhadap binatang. Sabda Rasulullah shallahu `alaihi wasallam: "Artinya : Sayangilah siapa saja yang ada di bumi, niscaya kalian disayangi siapa saja yang ada di langit." [Diriwayatkan Ath-Thabrani dan Al-Hakim] Babi termasuk binatang ciptaan-Nya. Bukan berarti apabila umat Islam dilarang makan daging babi, maka berarti boleh memperlakukan babi semaunya tanpa sebab. Babi hutan dapat membahayakan karena menyerang manusia. Disamping itu, babi hutan merugikan petani/pekebun di dekat hutan. Oleh karena itu, babi hutan di lahan pertanian/perkebunan dapat dibunuh. Adapun babi peliharaan umat lain mestinya tidak boleh diperlakukan secara kasar. Walaupun demikian, umat Islam tidak sepantasnya terlibat dalam beternak/memelihara babi. Disayangkan bahwa saya belum memperoleh dalil yang tepat mengenai hal ini, namun hanya mengambil qiyas atas dalil-dalil yang ada. Berikut ini saya kutip artikel "Etika terhadap Hewan" dari: http://www.almanhaj.or.id ETIKA TERHADAP HEWAN Oleh: Syaikh Abu Bakr Jabir Al-Jazairi http://www.almanhaj.or.id/content/370/slash/0 Orang muslim menganggap semua hewan sebagai makhluk yang harus dihormati. Oleh karena itu, ia menyayanginya karena kasih sayang Allah Ta'ala kepadanya dan menerapkan etika-etika berikut terhadapnya: [1]. Memberinya makan-minum, jika hewan-hewan tersebut lapar dan haus, karena dalil-dalil berikut: Sabda Rasulullah Shallahu `alaihi wa sallam : "Artinya : Terhadap yang mempunyai hati yang basah terdapat pahala." [Diriwayatkan Ahmad dan Ibnu Majah)] Sabda Rasulullah Shallahu `alaihi wa sallam : "Artinya : Siapa tidak menyayangi, ia tidak akan disayangi." [Muttafaq Alaih] Sabda Rasulullah Shallahu `alaihi wa sallam : "Artinya : Sayangilah siapa saja yang ada di bumi, niscaya kalian disayangi siapa saja yang ada di langit." [Diriwayatkan Ath-Thabrani dan Al-Hakim] [2]. Menyayanginya, dan berbelas kasih kepadanya, karena dalil-dalil berikut: Ketika Rasulullah Shallahu `alaihi wa sallam melihat orang-orang menjadikan burung sebagai sasaran anak panah, beliau bersabda, "Artinya : Allah melaknat siapa saja yang menjadikan sesuatu sebagai sasaran." [Diriwayatkan Abu Daud dengan sanad shahih] Rasulullah Shallahu `alaihi wa sallam melarang menahan hewan untuk dibunuh dengan sabdanya: "Artinya : Barangsiapa yang menyakiti ini (burung) dengan anaknya; kembalikan anaknya padanya." [Diriwayatkan Muslim] Rasulullah Shallahu `alaihi wa sallam bersabda seperti di atas, karena melihat burung terbang mencari anak-anaknya yang diambil salah seorang sahabat dari sarangnya. [3]. Jika ia ingin menyembelihnya, atau membunuhnya, maka ia melakukannya dengan baik, karena Rasulullah Shallahu `alaihi wa sallam bersabda: "Artinya : Sesungguhnya Allah mewajibkan berbuat baik kepada segala hal. Oleh karena itu, jika kalian membunuh, maka bunuhlah dengan baik. Jika kalian menyembelih, maka sembelihlah dengan baik. Hendaklah salah seorang dari kalian menenangkan hewan yang akan disembelihnya, dan menajamkan pisaunya." [Diriwayatkan Muslim, At Tirmidzi, An-Nasai, Abu Daud, dan Ahmad] [4]. Tidak menyiksanya dengan cara-cara penyiksan apa pun, baik dengan cara melaparkannya, atau meletakkan padanya muatan yang tidak mampu ia angkut, atau membakarnya dengan api, karena dalil-dalil berikut: Rasulullah Shallahu `alaihi wa sallam bersabda: "Artinya : Seorang wanita masuk neraka karena kucing. Ia menahannya hingga mati. Ia masuk neraka karenanya, karena tidak memberinya makan sebab ia menahannya, dan tidak membiarkannya makan serangga-serangga tanah." [Diriwayatkan Al-Bukhari] Rasulullah Shallahu `alaihi wa sallam berjalan melewati rumah semut yang terbakar, kemudian beliau bersabda: "Artinya : Sesungguhnya siapa pun tidak pantas menyiksa dengan api, kecuali pemilik api itu sendiri (Allah)." [Diriwayatkan Abu Daud. Hadits ini shahih] [5]. Diperbolehkan membunuh hewan-hewan yang membahayakan, seperti anjing penggigit, serigala, ular, kalajengking, tikus, dan lain sebagainya, karena dalil-dalil berikut: Sabda Rasulullah Shallahu `alaihi wa sallam : "Artinya : Ada lima hewan membahayakan yang boleh dibunuh di tempat halal dan haram, yaitu ular, burung gagak yang berwarna belang-belang, tikus, anjing yang suka menggigit, dan burung hudaya (sejenis rajawali)." [Diriwayatkan Muslim] Diriwayatkan, bahwa diperbolehkan membunuh burung gagak dan melaknatnya. [6]. Diperbolehkan mencap telinga hewan untuk kemaslahatan, karena Rasulullah Shallahu `alaihi wa sallam mencap unta zakat dengan tangannya yang suci. Sedangkan pemberian cap kepada selain unta, kambing, dan lembu, maka tidak diperbolehkan, karena Rasulullah Shallahu `alaihi wa sallam bersabda ketika melihat keledai dicap: "Artinya : Allah melaknat orang yang mencap keledai ini di wajahnya." [Diriwayatkan Muslim] [7]. Mengetahui hak Allah Ta'ala dengan mengeluarkan zakat hewan tersebut, jika hewan tersebut termasuk hewan yang harus dizakati. [8]. Sibuk dengannya tidak membuatnya lupa taat kepada Allah Ta'ala dan lalai tidak dzikir kepada-Nya, karena dalil-dalil berikut: Allah Ta'ala berfirman: "Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-harta kalian dan anak-anak kalian melalaikan kalian dari mengingat Allah." [Al-Munafiqun : 9] Rasulullah Shallahu `alaihi wa sallam bersabda tentang kuda: "Artinya : Kuda terbagi ke dalam tiga jenis, seseorang mendapatkan pahala (karenanya), seseorang mendapat pakaian (karenanya), dan seseorang mendapat dosa (karenanya). Adapun orang yang mendapat pahala karena kuda ialah orang yang mengikatnya di jalan Allah, dan memperpanjang talinya di tanah lapang, atau padang rumput. Maka apa saja yang terjadi pada kuda tersebut di tanah lapang atau padang rumput, maka orang tersebut mendapat kebaikan-kebaikan. Jika orang tersebut memutus talinya, kemudian kuda tersebut berjalan cepat satu langkah, atau dua langkah, maka jejak-jejaknya, kotoran-kotorannya adalah kebaikan-kebaikan baginya, serta kuda tersebut bagi orang tersebut adalah pahala. Orang satunya mengikatnya karena ingin memperkaya diri, namun ia tidak lupa hak Allah di leher, dan tulang punggung kudanya, maka kuda tersebut pakaian untuknya. Sedang orang satunya mengikatnya untuk sombong, riya', dan permusuhan, maka kuda tersebut adalah diosa baginya." [Diriwayatkan Al-Bukhari] Inilah sebagian etika yang diterapkan ornag Muslim terhadap hewan karena menaati Allah Ta'ala dan Rasul-Nya, dan karena mengamalkan perintah syariat Islam yang merupakan syariat rahmat, dan kebaikan universal bagi seluruh makhluk manusia atau hewan. [Disalin dari buku "Ensiklopedi Muslim", Terrjemahan dari: Minhajul Muslim, Oleh Syaikh Abu Bakr Jabir Al Jazairi, Penerbit: Darul Falah, Jakarta. Cet. I: Rajab 1421 H/Oktober 2000, hal.172-175] Barangkali saudara-saudara kita yang lain dapat menambahkan atau meluruskan. Wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh Abu Farhan --- In assunnah@yahoogroups.com, Ibnu Ghazali <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh; > > Ana mempunyai beberapa persoalan yang kiranya ada jawabannya dari saudara2 sekalian yang berupakan dalil dan hujah dari Al-Quran dan hadith sahih serta fatwa ulama salafi: > > 3) Bagaimanakah seharusnya seorang muslim menyikapi terhadap makhluk Allah seperti babi? Apakah perlu dengan kasar ataupun dengan kelembutan? Seperti mana hadith berkenaan seorang perempuan yang berbaik hati memberi air kepada seekor anjing yang kehausan? > > Ana harap ada yang sudi menjawab dan saya dahului dengan jazakumullahu khairan kathira. > > Fitriyadi Ghazali > Kuching, Sarawak, Malaysia. Website anda: http://www.assunnah.or.id & http://www.almanhaj.or.id Website audio: http://assunnah.mine.nu Berhenti berlangganan: [EMAIL PROTECTED] Ketentuan posting : http://milis.assunnah.or.id/mlbios.php/aturanmilis/ Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/assunnah/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/assunnah/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/