> ana menambahkan saja bahwa pak dokter ini pendapatnya dengan
> dalil aqli sangat berbahaya dan dapat memberi syubhat kepada
>  milister pemula.

Justru  kita memerlukan pendapatnya untuk masalah berkaitan dengan kedokteran.


--- On Thu, 7/10/08, Hidayat <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

From: Hidayat <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: Re: [ SPAM ] RE: [assunnah] menangani plasenta bayi
To: assunnah@yahoogroups.com
Date: Thursday, July 10, 2008, 8:05 AM

Assalamualaikum
ana menambahkan saja bahwa pak dokter ini pendapatnya dengan dalil aqli sangat
berbahaya dan dapat memberi syubhat kepada milister pemula. ana mohon sementara
posting dari pak dokter disaring dulu sehingga tidak membuat milister yang lain
bingung membaca tulisan dari pak dokter itu.


----- Original Message -----
From: "hartoyo ahmad jaiz" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <assunnah@yahoogroups.com>
Sent: Friday, July 04, 2008 3:07 PM
Subject: [ SPAM ] RE: [assunnah] menangani plasenta bayi

Wa'alaykum Salam Warahmatullah...

Dr. Salamun nampak sekali membara2 dalam posting yang terakhir.
Ana rasa antum perlu lebih menjaga adab dalam forum milist ini.
Sebagian besar yang antum sampaikan adalah berdasarkan analisis antum dengan
kaca mata kedokteran, tanpa berusaha terlebih dahulu cek mericek qoul ulama.

Sangat baik bila antum memperbanyak untuk membaca2 penjelasan penjelasan
ulama baik dalam masalah hukum maupun istilah syar'i.

Alhamdulillah dalam hal ini saya sudah mendapatkan fatwa dari 'ulama, yakni
Syaikh Ibnu 'Utsaimin rahimahullah :

استعمال مشيمة الآدمي في علاج مرض السرطان
السؤال : زوجان ينتظران مولودهما الجديد
قريبا ويريدان أن يحافظا على المشيمة
والغلاف والتي اُكتشف بأنها علاج لبعض حالات
السرطان . فهل هذا يجوز في الإسلام
؟

الجواب:
عرض السؤال التالي على فضيلة الشيخ محمد بن
صالح بن عثيمين :
السؤال : ما حكم الاحتفاظ بالمشيمة لعلاج
السرطان ولإزالة تجاعيد الوجه ؟
فأجاب فضيلته بما يلي : الظاهر أنه لا بأس بها
مادام أنه قد ثبت ذلك .
سؤال : هل تنطبق عليها قاعدة : ما قطع من حي فهو
ميت ؟
جواب : الآدمي ميتته طاهرة .
سؤال : وإذا لم يكن لها فائدة هل يجب دفنها ؟
أم تلقى في أي مكان ؟
جواب : الظاهر أنها من جنس الأظافر والشعر .
والله أعلم

الشيخ محمد بن صالح العثيمين

bisa dicek di http://www.islam-qa.com/ar/ref/3794
intinya dalam hal ini beliau memperbolehkan, selama bisa dibuktikan bahwa ia
benar-benar dapat memberikan efek penyembuhan.

Wallahu a'lam.



--- On Wed, 7/2/08, Dr.Salamun Sastra <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

From: Dr.Salamun Sastra <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: [ SPAM ] RE: [assunnah] menangani plasenta bayi
To: assunnah@yahoogroups.com
Date: Wednesday, July 2, 2008, 4:48 AM

Assalamualaikum,
Kembali lagi pada istilah, plasenta yang lahir mengikuti bayi kita itu
bagian dari manusia, bukan khewan !!!
Plasenta itu tidak dipotong dari bagian tubuh ibu...sama dengan bayi lahir
sendiri...tidak ada bagian yang dipotong..ia lahir utuh.
Kewajiban saya sebagai seorang ahli di bidang kedokteran serta mengangkat
sumpah pada waktu dilantik untuk menjelaskan hal2 yang benar, istilah2 yang
diutarakan dengan salah !!
Dalil dari Allah itu sudah baku tetapi interpretasinya yang salah apalagi
implementasinya lebih lagi dibelokkan !!!
Ini contoh yang paling baik dari isi hadits tersebut dengan kenyataan apakah
sebenarnya plasenta tersebut !!!
Semoga bermanfaat dan menambah terangnya segala sesuatu
Wassalam,
Dr.Salamun


> To: [EMAIL PROTECTED] s.com
> From: zaadul_maad@ yahoo.com
> Date: Tue, 1 Jul 2008 03:41:12 -0700
> Subject: Re: [assunnah] menangani plasenta bayi
>
> Terdapat hadits yang shahih :
>
> maa quthi'at minal bahimah wahiya hayyah, fahiya mayyitun (CMIIW), aw
kama
> Qoola Annaby shallallahu 'alayhi wa 'ala alihi wasallam,
>
> Artinya : "Semua yang dipotong dari hewan dalam keadaan masih hidup
adalah
> bangkai"
>
> HR Abu Daud no. 2858 dan Ibnu Majah no. 3216 dan dishohihkan Al Albani
> dalam shohih sunan Abu Daud
>
> Bisakah hadits di atas dapat dijadikan kata pemutus tentang status daging
> plasenta ?
>
> terlebih keharaman daging manusia asysyad-lebih kuat-dari keharaman daging
> hewan.
>
> Oya, dalam permasalahan medis, dokter tidak bisa menjadi muftie untuk
> menentukan kehalalan dan keharaman sesuatu, peran dokter hanya memaparkan
> hasil empiris yang didapatinya dari hasil penelitian atau praktik
> pengobatan, adapun fatwa, harus dikembalikan ke ahli syar'ie yakni
ulama.
>
> Jadi teringat ceramah Syaikh Ibn Ishaq Alhuwayni hafizahullah yang
> membantah ucapan sebagian dokter yang melarang pelaksanaan khitan pada
> wanita, karena dianggap menyakiti sang bayi wanita. Namun, syariat yang
> muhkamah berbicara lain dalam masalah ini. Demikian juga masalah onani,
> menurut medis, sama sekali tidak ada efek negatif yang ditimbulkannya baik
> secara mental dan psikologis-katanya- .. sehingga para dokter pun
> menganggap hal onani sah-sah saja dan sebagian bahkan menganjurkannya !
> Wallahu Almusta'an.
>
> Wallahu a'lam
>
>
>
> --- On Mon, 6/30/08, marosbi lamasta <marosbilamasta@ yahoo.com>
wrote:
> From: marosbi lamasta <marosbilamasta@ yahoo.com>
> Subject: Re: [assunnah] menangani plasenta bayi
> To: [EMAIL PROTECTED] s.com
> Date: Monday, June 30, 2008, 3:03 AM
>
> Pak salamun,
> Mungkin
> lebih baik ditanyakan ke ahlinya, apakah plasenta termasuk bangkai atau
> tidak. Jadi kita fahami istilah syar'i menurut pengertian syar'i
juga.
>
> Wassalamualaikum
>
> Marosbi
>
>
>
> ----- Original Message ----
> From: Dr.Salamun Sastra <[EMAIL PROTECTED] com>
> To: [EMAIL PROTECTED] s.com
> Sent: Sunday, June 29, 2008 6:13:17 AM
> Subject: RE: [assunnah] menangani plasenta bayi
>
> Assalamualaikum,
>
> Yang menganggap plasenta itu bangkai ya pasti salah...bangkai itu
> asalnya barang hidup bernyawa kemudian mati, tidak bernyawa
> lagi...plasenta bukan barang hidup...yang hidup dan bernyawa itu bayinya
>
> Yang dijadikan obat itu bukan plasentanya tapi ekstrakt plasentanya.
> ...dan tidak dimakan tapi dioleskan
>
> Betul nabi mengajarkan cara2 pengobatan tapi tidak semua penyakit bisa
> disembuhkan asal pukul rata.
>
> Riset saja yang singkat, madu untuk pengobatan.. .nah madu itu
> mengandung zat karbohidrat, fruktose dengan kalori tertentu..hal itu
> akan menguatkan badan...badan yang kuat akan melawan penyakit yang
> disebabkan infeksi...itu urutan jalannya madu sebagai bahan untuk
> melawan infeksi.
>
> Untuk Indonesia penyakit infeksi sebaiknya diberi Antibiotika karena
> alasan waktu, efisiensi dan daya tahan tubuh orang Indonesia.
>
> Kalau di negri Balanda dan Inggris, bahkan pemberian antibiotika
> tersebut sangat dibatasi ya karena bahan2 untuk menguatkan tubuh serta
> biaya yang dimiliki orang Inggris dan Belanda mereka miliki.
>
> Wassalam,
>
> Dr.Salamun
>
>
> ____________ _________ _________ __
>
> > To: [EMAIL PROTECTED] s.com
> > From: d4ny.sederhana@ gmail.com
> > Date: Wed, 25 Jun 2008 17:44:14 +0700
> > Subject: Re: [assunnah] menangani plasenta bayi
> >
> > Nah ini juga yang ingin ana tanyakan, apa hukumnya plasenta
> dimanfaatkan sebagai obat, bukankah plasenta dihukumi sebagai bangkai
> atau barang kotor. Jika obat tersebut ditelan maka jelaslah hukumnya
> haram, namun bagaimana jika obat untuk bagian luar ?
> >
> > Nabi banyak sekali mengajarkan kita tentang pengobatan, bekam,
> habbatussauda, minyak zaitun, madu, zam-zam dan lain-lain, mari kita
> pelajari dan adakan riset.
> >
> >
> > 2008/6/24 Dr. Salamun Sastra <[EMAIL PROTECTED] com>:
> >
> >> Assalamualaikum,
> >> Hanya sekedar menambahkan saja...tahun 1960 an telah dilakukan
research
> >> tentang placenta bayi yang diextract lalu diambil sarinya dan
digunakan
> >> untuk membantu mempercepat sembuhnya luka, terutama luka
> >> bakar...obatnya
> >> banyak tersebar namanya Bioplasenton.
> >> Betapa Mahbesarnya Allah, plasentapun dengan tehnologi yang
medium saja
> >> sudah dapat diambil manfaatnya untuk membentu menyembuhkan
luka..Riset
> >> tersebut dilakukan di Indonesia oleh bangsa Indonesia, di
Fakultas
> >> Kedokteran/Rumahsak it Indonesia... .hebat ya Indonesia !!!
> >> Wassalam,
> >> Dr.Salamun
> >>
> >>
> >> To: [EMAIL PROTECTED] s.com
> >> From: [EMAIL PROTECTED] co.id
> >> Date: Tue, 17 Jun 2008 14:21:47 +0700
> >> Subject: Re: [assunnah] menangani plasenta bayi
> >>
> >> Al Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat dalam sebuah kajian membahas
kitab
> >> beliau "Menanti Buah hati hadiah untuk yang dinanti"
menjelaskan tidak
> >> ada
> >> petunjuk khusus dalam menangani ari-ari bayi. Kita menguburkanya
dengan
> >> baik
> >> sehingga tidak menimbulkan bau ataupun kemungkinan akan dibongkar
> >> binatang
> >> buas dan tanpa adanya i'tiqad (keyakinan) apapun misalnya
bahwa ari-ari
> >> adalah kembaran bayi, tidak perlu diberikan lampu dan sebagainya.
> >> mohon dikoreksi kalau salah.

------------------------------------

Website anda http://www.almanhaj.or.id
Download MP3 -Free kajian Islam- http://assunnah.mine.nu
Berhenti berlangganan: [EMAIL PROTECTED]
Ketentuan posting : http://milis.assunnah.or.id/mlbios.php/aturanmilis/Yahoo! 
Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/assunnah/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/assunnah/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke