13. niat sholat Posted by: "irin ms" [EMAIL PROTECTED] ierin_03 Fri Oct 10, 2008 9:23 pm (PDT) Assalamua'laikum.....
Mohon pencerahannya, bagaimana sebaiknya niat pada saat sholat fardhu/sunnah? ana baca di buku Sifat sholat Nabi di beritahukan bahwa dalam sholat tidak ada kata-kata "nawaitu an ushali....dst", sedangkan yang ana dapat dari guru ngaji ana sejak kecil untuk niat sholat di awali dengan kata-kata "Ushalli.....dst", tidak hanya dari guru ngaji saja tapi dari buku2 agama yang ana baca dari kecil. Sungguh ana jadi bingung dibuatnya coz ana baru mulai belajar memperbaiki diri. Insya Allah. Afwan sebelumnya. Irin ----------------------- Wa alaykumus salaam warohmatullah, Alhamdulillahi rabbil 'alamin. Insyaa Allah kita semua tetap dapat selalu memperbaiki amal kita, serta berusaha untuk mengamalkan ilmu yang telah kita peroleh. Dijelaskan oleh Ulama', bahwa niat tempatnya di hati, dan tidak dilafadzkan. Ustadz Al-Maududi hafizhahullah ketika menjelaskan tentang niat ini, membuat contoh menarik: "Ada seorang laki2 yang terbiasa shalat sendiri dengan mengucapkan usholli sebelum memulai sholat, suatu waktu dia berkunjung ke rumah mertuanya, kebetulan masuk waktu sholat, dan mertuanya pun mengajaknya untuk sholat berjama'ah. Karena ada perasaan tidak enak dengan mertuanya, maka iapun ikut sholat berjama'ah, dan berada di samping mertua. Ketika Imam mengucapkan Allahu Akbar, maka dia pun dengan sedikit lebih keras dari biasanya mengucapkan .... "USHOLLI....FARDHU..." agar terdengar oleh mertua disebelahnya. Dari contoh diatas, ditanyakan kepada kita ? Mana yang merupakan niat, saudaraku - saudariku ? Apakah yang dia -ucapkan dengan keras, yakni "USHOLLI... FARDHU..." atau niat dia di dalam hati, yakni karena ada perasaan tidak enak dengan mertuanya yang terbiasa berjama'ah. Maka jawabnya adalah, niat yang didalam hati. Maka ketika kita berwudhu, kemudian berdiri sholat, maka niat itu sudah ada sebelum kita memulai takbir. Apakah niat tersebut ikhlas karena Allah atau karena riya, ingin dilihat orang. Oleh karenanya, dikatakan oleh Ulama' bahwa niat itu lebih penting daripada amal itu sendiri. Ustadz al-Maududi, pada kesempatan yang sama juga menjelaskan tentang salah satu tipu daya syaithon, adalah dengan merusak niat. Karena dengan rusaknya niat, maka rusaklah amal orang tersebut. Sebab, syarat diterimanya amal adalah ikhlas dan ittiba' kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam. Kaidah ini berlaku pada amal2 yang mengatas namakan Islam. Sehingga dapat kita katakan bahwa tidak ada yang namanya Musik Islami, Demokrasi Islami, Demonstrasi Islami dst. Karena anggapan sebagian dari Kaum Muslimin, bahwa hal tersebut termasuk amal, maka ini merupakan kekeliruan yang besar dan nyata sekali, karena secara zhahir kita dapat katakan kesemuanya tidak ittiba' kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam. Karena musik, demokrasi dan demonstrasi, dijelaskan oleh 'Ulama tentang keharamannya, dan tidak ada satupun dalil yang shahih dan sharih bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam menghalalkannya. Dan termasuk bentuk kedustaan kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam, adalah dengan menyandarkan kepada beliau atas apa2 yang tidak beliau perintahkan dan contohkan, baik berupa qaul (perkataan), fi'il (perbuatan) dan taqrir (ketetapan atau diamnya beliau atas sesuatu). Wallahu musta'an. Imam Ibnul Qayyim al-Jauzi- pun pernah memberikan tantangan kepada mereka yang melafadzkan niat ketika akan sholat, agar mereka yang mengamalkannya dapat memberikan satu saja hadits yang dha'if sekalipun tentang melafadzkan niat. Jangankan yang shahih, yang dha'if dan maudhu' sekalipun tidak ada ditemukan sanadnya. Dijelaskan juga oleh Akhina, Ustadz Abdul Halim hafizhahullah, melafadzkan niat, antara lain disebabkan kelirunya orang dalam memahami perkataan Imam asy-Syafi'i rahimahullah, yakni hendaknya seseorang berdzikir sebelum memulai sholat. Sehingga ada orang2 yang memahami dzikir yang dimaksud adalah melafadzkan niat. Padahal, dzikir yang dimaksud oleh beliau adalah sesuai dengan dalil yang shahih, bahwa sholat dimulai dengan takbiratul ihram "Allahu Akbar"... Tentang ilmu yang kita peroleh sebelumnya dari guru ngaji, buku2 agama. Maka dapat kita katakan bahwa guru ngaji, buku2 agama, bukanlah dalil. Dalil adalah qalallah wa qalarasul (apa yang dikatakan Allah dan apa yang dikatakan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam) dengan pemahaman salafush-shalih. Dan perlu diketahui bahwa ibadah sifatnya taukifi (terhenti), yakni haram dilakukan sampai ada dalil yang memerintahkan/menjelaskannya. Mengenai buku Sifat Shalat Nabi, maka kita ketahui bahwa penulisnya adalah Ahli Hadits besar pada abad ini, pembaharu Sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam, Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albany rahimahullah. Dan kita ketahui, buku beliau sangat ilmiah dan merupakan sebuah karya besar pada abad ini, dan sangat-sangat bermanfaat bagi Kaum Muslimin. Semoga Allah membalas jasa-jasa Ulama' kita yang telah berdaya upaya, untuk senantiasa mengajarkan Kaum Muslimin dari kebodohan dan menjauhi sikap taqlid buta kepada para Imam (Mazhab), Kyai2, Guru2 dan Ustadz2-nya. Wallahu Ta'ala a'lam. Abu Hanan ------------------------------------ Website anda http://www.almanhaj.or.id Download MP3 -Free kajian Islam- http://assunnah.mine.nu Berhenti berlangganan: [EMAIL PROTECTED] Ketentuan posting : http://milis.assunnah.or.id/aturanmilis/ Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/assunnah/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/assunnah/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/