Assalamu 'alaikum wa rohmatullahi wa barokatuhu,

Ikhwan Rohimakumullahu,

Imam Abu Ja'far Ahmad bin Muhammad bin Salamah Ath-Thohawiy adalah Imam Ahlus 
Sunnah. Beliau Rohimahullahu menulis kitab aqidah yang ringkas yang isinya 
adalah penetapan Asma dan Sifat Allah Ta'ala, menetapkan Al-Qur'an adalah 
Kalamullah, penetapan ru'yatullah, penetapan tentang penentuan qodho dan qodar 
oleh Allah Ta'ala, dan hal-hal yang lain yang membedakan ahlus sunnah dengan 
orang-orang kafir dan ahlul bid'ah.

Maka setiap poin yang beliau rohimahullah sebutkan adalah penetapan aqidah 
ahlus-sunnah dan penyangkalan terhadap ahlul bid'ah dan orang kafir. Termasuk 
hal yang ditanyakan di bawah.

Untuk hal no. 44 tentang menghindari penafian asma dan sifat, (di matan aqidah 
ath-thohawiyah dalam kitab syarahnya Imam ibnu abil izz ini ada di no. 51) 
matan lengkapnya adalah sbb (artinya):

" Siapa yang tidak menjauhi tindakan menafikan sifat-sifat Allah dan tidak 
menjauhi tindakan tasybih (menyerupakan Allah dengan makhluqNya), dia telah 
tergelincir dan tidak benar pensuciannya terhadap Allah, karena sesungguh Robb 
kami Jalla wa 'Ala yang bersifat dengan sifat  Al-Wahdaniyyah (Yang Maha 
Tunggal), yang memiliki sifat dengan kepemilikan sifat Al-Fardaniyah (Yang Maha 
Sendiri/Tunggal), tidak ada siapapun yang memilikinya dari antara makhluqNya".

Maka secara lengkap makna kalimat tersebut menjadi jelas. Bahwa kalimat ini 
adalah penyangkalan terhadap kaum Jahmiyah, Mu'tazilah dan Asy'ariyah yang 
mereka menyangka dengan menghilangkan sifat-sifat Allah Ta'ala mereka merasa 
sudah mensucikan Allah Ta'ala. Dan juga bantahan terhadapa Mutasyabihah, 
Mujassimah yang menyamakan/menyoal sifat-sifat Allah dengan makhluq-Nya. 
Wa'iyadzubillah. Antum bisa rujuk ini di kitab terjemahan Syarah Aqidah 
Ath-Thohawiyah oleh Syaikh Muhammad bin Abdul 'Aziz bin Mani'  di komentari 
oleh Syaikh Abdul 'Aziz bin Baz, terbitan Pustaka At-Taqwa.

Untuk hal no. 46 (atau no. 52 di Syarohnya oleh Imam Ibnu Abil Izz).

Bahwa perkataan ini adalah untuk menyanggah kaum Mujassimah dan mutasyabihah. 
Namun perkataan ini oleh para ulama ahlus sunnah dikatakan masih terlalu global 
dan samar sehingga digunakan oleh para ahli bid'ah untuk kepentingan mereka. 
Demikian perkataan Syaikh Muhammad bin Abdul 'Aziz bin Mani' dalam kitabnya 
yang telah disebutkan. 

Sedangkan Syaikh Abdul Akhir Ahmad Al-Ghunaimi dalam syarahnya (Tahdzib Syaroh 
Ath-Thohawiyah, edisi terjemahan), beliau mengatakan sbb:









Maksud Al-Imam Ath-Thohawi
dengan perkataan ini adalah membantah
kaum Musyahibbah (menyamakan Allah dengan Makhluq), seperti Dawud
Al-Jawaribi dan orang-orang yang sefaham dengannya dari kalangan Syi’ah
Rofidhoh dan Mujassimah (Golongan yang menyoal bentuk Allah).....


Perkataan
beliau: ” Dia tidak terbatasi oleh enam
penjuru arah yang membatasi segala makhluq ciptaanNya”, ucapan ini benar. 
Karena Allah memang
tidak dibatasi oleh satu makhluq pun. Bahkan sebaliknya, Dia Subhanahu wa
Ta’ala yang membatasi makhluq. Pengertian
inilah yang dimaksud oleh beliau. Selesai perkataan Syaikh Al-Ghunaimi




Selain itu Imam Ath-Thohawiy, beliau
berkata: ‘Arsy dan Kursiy-Nya
adalah benar adanya. Dia tidak membutuhkan ‘Arsy-Nya itu dan apa yang ada di
bawahnya. Dia menguasai segala sesuatu dan Dia berada di atasnya. Dan Dia tidak
memberi kemampuan kepada makhluk-Nya untuk menguasai segala sesuatu. (pen. 
lihat matan no. 73, 74, 75)

 

Perhatikan
bagaimana beliau Imam Ath-Thohawiy menyatakan arah bawah dan atas, dimana bahwa 
adalah untuk
makhluq dan atas dimaksudkan bahwa Allah
Ta’ala ada di atas, yakni di Arsy, beristawa. Dan ini adalah pemahaman yang
benar, insya Allahu Ta’ala. Dan perkataan ini (no. 73, 74, 75) adalah pengakuan 
beliau tentang Allah Ta'ala yang ada di atas, beristawa.

Wallahu a'lam bish-showab, semoga bermanfaat.
Wa salamu 'alaikum,
Abu Yusuf Hafidz






--- On Sat, 9/25/10, Dedy Iskandar <dysa...@yahoo.co.id> wrote:

From: Dedy Iskandar <dysa...@yahoo.co.id>
Subject: [assunnah] Tanya: Penjelasan Aqidah Ath-Thahawiyah ?
To: "assunnah" <assunnah@yahoogroups.com>
Date: Saturday, September 25, 2010, 10:10 PM







 



  


    
      
      
      assalamu'alaikum

warahmatullahi wabarakatuh



saya ingin menanyakan tentang

penjelasan dari aqidah AL-AQIDAH ATH-THAHAWIYAH oleh Imam Abu Ja’far 
At-Thahawi setelah membaca dari sebuah artikel dan disitu tertulis pada nomor



44. Barangsiapa yang tidak menghindari penafian Asma’ dan shifat Allah atau 
menyerupakan-Nya dengan makhluk-Nya, dia akan tergelincir dan tak akan dapat 
memelihara kesucian diri.



46. Maha suci diri-Nya dari batas-batas dan dimensi makhluk atau bagian dari 
makhluk, anggota tubuh dan perangkat-Nya. Dia tidak terkungkungi oleh enam 
penjuru arah yang mengungkungi makhluk ciptaan-Nya.



terutama pada no. 46 dengan kalimat "Dia tidak terkungkungi oleh enam penjuru 
arah yang mengungkungi makhluk ciptaan-Nya" yang berhubungan dengan 
bersemayamnya Allah di atas 'arsy, saya ingin diberi penjelasan tentang maksud 
kalimat tersebut dan untuk menghindari diri saya dari pemahaman  asyariyyah 
yang mengatakan “Allah ada tanpa

tempat dan arah�.



wassalamu'alaikum

warahmatullahi wabarakatuh





    
     

    
    


 



  






      

Kirim email ke