MENGIMANI SHIRATH, JEMBATAN DI ATAS NERAKA Oleh Ustadz DR. Ali Musri Semjan Putra http://almanhaj.or.id/content/3612/slash/0/mengimani-shirth-jembatan-di-atas-neraka/
Di akherat kelak, akan banyak sekali peristiwa yang sangat menakjubkan sekaligus menakutkan. Kita, sebagai seorang Mukmin, wajib mempercayai segala hal yang akan terjadi pada hari Kiamat, baik yang disebutkan dalam al-Qur'aan maupun yang terdapat dalam Hadits yang shahih. Kita tidak boleh membeda-bedakan dalam urusan beriman dengan segala peristiwa tersebut, baik itu sesuai dengan logika ataupun tidak. Segala hal yang akan terjadi di akherat tidak bisa kita qiyaskan dengan peristiwa di dunia ini. Karena semua peristiwa di akherat adalah peristiwa yang penuh dengan keluarbiasaan dan kedahsyatan. Di antara peristiwa yang akan menakjubkan sekaligus menakutkan di alam akhirat kelak, peristiwa melewati shirรขth (jembatan) yang terbentang di atas neraka menuju ke surga. Semoga Allรขh Azza wa Jalla memberikan kemudahan kepada kita untuk melewatinya kelak di akherat. PENGERTIAN SHIRATH. Shirรขth secara etimologi bermakna jalan lurus yang terang[1] . Adapun menurut istilah, yaitu jembatan terbentang di atas neraka Jahannam yang akan dilewati oleh manusia ketika menuju Surga [2] . DALIL-DALIL TENTANG KEBERADAAN SHIRAT Landasan keyakinan tentang adanya shirรขth pada hari Kiamat berdasarkan kepada ijmaโ para ulama Ahlus Sunnah yang bersumberkan kepada dalil-dalil yang akurat dari al-Qur`รขn dan Sunnah. Berikut ini kita sebutkan beberapa dalil yang menerangkan tentang adanya shirรขth. Di antara ulama berhujjah dengan firman Allรขh Azza wa Jalla berikut : ููุฅููู ู ูููููู ู ุฅููููุง ููุงุฑูุฏูููุง ููุงูู ุนูููู ุฑูุจูููู ุญูุชูู ูุง ู ูููุถููููุง Dan tidak ada seorang pun dari kalian, melainkan akan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Rabbmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan [Maryam/19:71] Diriwayatkan dari kalangan para Sahabat, di antaranya; Ibnu 'Abbรขs Radhiyallahu anhu, Ibnu Mas'รปd Radhiyallahu anhu dan Ka'ab bin Ahbรขr bahwa yang dimaksud dengan mendatangi neraka dalam ayat tersebut adalah melewati shirรขth.[3] Sementara itu, banyak sekali riwayat dari Rasรปlullรขh Shallallahu โalaihi wa sallam tentang ini, di antaranya: Sabda Rasรปlullรขh Shallallahu โalaihi wa sallam yang berbunyi: ุซูู ูู ููุคูุชูู ุจูุงููุฌูุณูุฑู ููููุฌูุนููู ุจููููู ุธูููุฑููู ุฌููููููู ู ููููููุง ููุง ุฑูุณูููู ุงูููููู ููู ูุง ุงููุฌูุณูุฑู ููุงูู ู ูุฏูุญูุถูุฉู ู ูุฒููููุฉู ุนููููููู ุฎูุทูุงุทูููู ููููููุงูููุจู ููุญูุณูููุฉู ู ูููููุทูุญูุฉู ููููุง ุดูููููุฉู ุนูููููููุงุกู ุชูููููู ุจูููุฌูุฏู ููููุงูู ููููุง ุงูุณููุนูุฏูุงูู Kemudian didatangkan jembatan lalu dibentangkan di atas permukaan neraka Jahannam. Kami (para Sahabat) bertanya: "Wahai Rasรปlullรขh, bagaimana (bentuk) jembatan itu?". Jawab beliau, "Llicin (lagi) mengelincirkan. Di atasnya terdapat besi-besi pengait dan kawat berduri yang ujungnya bengkok, ia bagaikan pohon berduri di Najd, dikenal dengan pohon Sa'dรขn ..." [Muttafaqun 'alaih] BENTUK DAN KONDISI SHIRATH. Dalam hadits yang sudah disebutkan di atas terdapat beberapa ciri atau sifat dan bentuk shirรขth, yaitu: "licin (lagi) mengelincirkan, di atasnya ada besi-besi pengait dan kawat berduri yang ujungnya bengkok, ia bagaikan pohon berduri di Nejd, dikenal dengan pohon Sa'dรขn ...". Dan disebutkan lagi dalam hadits bahwa shirรขth tersebut memiliki cangkok-cangkok besar, yang mencankok siapa yang melewatinya, sebagaimana disebutkan dalam hadits berikut ini: ููููุถูุฑูุจู ุฌูุณูุฑู ุฌููููููู ู ููุงูู ุฑูุณูููู ุงูููููู ุตููููู ุงูููููู ุนููููููู ููุณููููู ู ููุฃูููููู ุฃูููููู ู ููู ููุฌููุฒู ููุฏูุนูุงุกู ุงูุฑููุณููู ููููู ูุฆูุฐู ุงููููููู ูู ุณููููู ู ุณููููู ู ููุจููู ููููุงูููุจู ู ูุซููู ุดููููู ุงูุณููุนูุฏูุงูู ุฃูู ูุง ุฑูุฃูููุชูู ู ุดููููู ุงูุณููุนูุฏูุงูู ููุงูููุง ุจูููู ููุง ุฑูุณูููู ุงูููููู ููุงูู ููุฅููููููุง ู ูุซููู ุดููููู ุงูุณููุนูุฏูุงูู ุบูููุฑู ุฃููููููุง ููุง ููุนูููู ู ููุฏูุฑู ุนูุธูู ูููุง ุฅููููุง ุงูููููู ููุชูุฎูุทููู ุงููููุงุณู ุจูุฃูุนูู ูุงููููู ู ุฑูุงู ุงูุจุฎุงุฑู Dan dibentangkanlah jembatan Jahannam. Akulah orang pertama yang melewatinya. Doa para rasul pada saat itu: "Ya Allรขh, selamatkanlah, selamatkanlah". Pada shirรขth itu, terdapat pencangkok-pencangkok seperti duri pohon Sa'dรขn. Pernahkah kalian melihatnya?" Para Sahabat menjawab, "Pernah, wahai Rasรปlullรขh. Maka ia seperti duri pohon Sa'dรขn, tiada yang mengetahui ukuran besarnya kecuali Allรขh. Maka ia mencangkok manusia sesuai dengan amalan mereka". [HR. al-Bukhรขri] Di samping itu, para Ulama menyebutkan pula bahwa shirรขth tersebut lebih halus daripada rambut, lebih tajam dari pada pedang, dan lebih panas daripada bara api, licin dan mengelincirkan. Hal ini berdasarkan pada beberapa riwayat, baik yang disandarkan langsung kepada Nabi Shallallahu โalaihi wa sallam ataupun kepada para Sahabat tetapi dihukumi marfรป'. Sebab, para Sahabat tidak mungkin mengatakannya dengan dasar ijtihad pribadi mereka tentang suatu perkara yang ghaib, melainkan hal tersebut telah mereka dengar dari Nabi Shallallahu โalaihi wa sallam. Abu Sa'id Radhiyallahu anhu berkata: "Sampai kepadaku kabar bahwa shirรขth itu lebih halus dari rambut dan lebih tajam dari pedang" [4] . Setelah kita amati dalil-dalil tersebut di atas dapat kita ikhtisarkan di sini sifat dan bentuk shirรขth tersebut sebagaimana berikut: 1. Shirรขth tersebut amat licin, sehingga sangat mengkhawatirkan siapa saja yang lewat dimana ia mungkin saja terpeleset dan terperosok jatuh. 2. Shirรขth tersebut menggelincirkan. Para Ulama telah menerangkan maksud dari 'menggelincirkan' yaitu ia bergerak ke kanan dan ke kiri, sehingga membuat orang yang melewatinya takut akan tergelincir dan tersungkur jatuh. 3. Shirรขth tersebut memiliki besi pengait yang besar, penuh dengan duri, ujungnya bengkok. Ini menunjukkan siapa yang terkena besi pengait ini tidak akan lepas dari cengkeramannya. 4. Terpeleset atau tidak, tergelincir atau tidak, dan tersambar oleh pengait besi atau tidak, semua itu ditentukan oleh amal ibadah dan keimanan masing-masing orang. 5. Shirรขth tersebut terbentang membujur di atas neraka Jahannam. Barang siapa terpeleset dan tergelincir atau terkena sambaran besi pengait, maka ia akan terjatuh ke dalam neraka Jahannam. 6. Shirรขth tersebut sangat halus, sehingga sulit untuk meletakkan kaki di atasnya. 7. Shirรขth tersebut juga tajam yang dapat membelah telapak kaki orang yang melewatinya. Karena sesuatu yang begitu halus, namun tidak bisa putus, maka akan menjadi tajam. 8. Sekalipun shirรขth tersebut halus dan tajam, manusia tetap dapat melewatinya. Karena Allรขh Azza wa Jalla Maha Kuasa untuk menjadikan manusia mampu berjalan di atas apapun. 9. Kesulitan untuk melihat shirรขth karena kehalusannya, atau terluka karena ketajamannya, semua itu bergantung kepada kualitas keimanan setiap orang yang melewatinya. BAGAIMANA KEADAAN MANUSIA KETIKA MELEWATI SHIRATH? Setelah kita melihat sikilas tentang sifat-sifat shirรขth yang tedapat dalam hadits-hadits shahih. Berikutnya kita lihat pula bagaimana keadaan manusia ketika melewati shiraath tersebut. 1. Riwayat Pertama: ุนููู ุฃูุจููู ููุฑูููุฑูุฉู ุฑูุถููู ุงูููููู ุนููููู ููุงูู: ููุงูู ุฑูุณูููู ุงููู ุตููููู ุงูููู ุนููููููู ููุณููููู ู : (( ููุชูุฑูุณููู ุงููุฃูู ูุงููุฉู ููุงูุฑููุญูู ู ููุชููููู ูุงูู ุฌูููุจูุชููู ุงูุตููุฑูุงุทู ููู ููููุง ููุดูู ูุงููุง ููููู ูุฑูู ุฃููููููููู ู ููุงููุจูุฑููู))ุ ููุงูู : ููููุชู ุจูุฃูุจูู ุฃูููุชู ููุฃูู ููู ุฃูููู ุดูููุกู ููู ูุฑูู ุงููุจูุฑููู ุ ููุงูู: ((ุฃูููู ู ุชูุฑูููุง ุฅูููู ุงููุจูุฑููู ูููููู ููู ูุฑูู ููููุฑูุฌูุนู ููู ุทูุฑูููุฉู ุนููููู ุ ุซูู ูู ููู ูุฑูู ุงูุฑูููุญู ุซูู ูู ููู ูุฑูู ุงูุทููููุฑู ููุดูุฏูู ุงูุฑููุฌูุงูู ุชูุฌูุฑูู ุจูููู ู ุฃูุนูู ูุงููููู ู ููููุจููููููู ู ููุงุฆูู ู ุนูููู ุงูุตููุฑูุงุทู ููููููู ุฑูุจูู ุณููููู ู ุณููููู ู ุญูุชููู ุชูุนูุฌูุฒู ุฃูุนูู ูุงูู ุงููุนูุจูุงุฏู ุญูุชููู ููุฌููุกู ุงูุฑููุฌููู ููููุง ููุณูุชูุทููุนู ุงูุณููููุฑู ุฅููููุง ุฒูุญูููุง ููุงูู ููููู ุญูุงููุชููู ุงูุตููุฑูุงุทู ููููุงูููุจู ู ูุนููููููุฉู ู ูุฃูู ููุฑูุฉู ุจูุฃูุฎูุฐู ู ููู ุฃูู ูุฑูุชู ุจููู ููู ูุฎูุฏููุดู ููุงุฌู ููู ูููุฏููุณู ููู ุงููููุงุฑู )) ุฑูุงู ู ุณูู . Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, ia berkata: Rasรปlullรขh Shallallahu โalaihi wa sallam telah bersabda: "Lalu diutuslah amanah dan rohim (tali persaudaraan) keduanya berdiri di samping kair-kanan shiraath tersebut. Orang yang pertama lewat seperti kilat". Aku bertanya: "Dengan bapak dan ibuku (aku korbankan) demi engkau. Adakah sesuatu seperti kilat?" Rasul Shallallahu โalaihi wa sallam menjawab : "Tidakkah kalian pernah melihat kilat bagaimana ia lewat dalam sekejap mata? Kemudian ada yang melewatinya seperti angin, kemudian seperti burung dan seperti kuda yang berlari kencang. Mereka berjalan sesuai dengan amalan mereka. Nabi kalian waktu itu berdiri di atas shirรขth sambil berkata: "Ya Allรขh selamatkanlah! selamatkanlah! Sampai para hamba yang lemah amalannya, sehingga datang seseorang lalu ia tidak bisa melewati kecuali dengan merangkak". Beliau menuturkan (lagi): "Di kedua belah pinggir shirรขth terdapat besi pengait yang bergatungan untuk menyambar siapa saja yang diperintahkan untuk disambar. Maka ada yang terpeleset namun selamat dan ada pula yang terjungkir ke dalam neraka". [HR. Muslim] 2. Riwayat Kedua: ุงููู ูุคูู ููู ุนูููููููุง ููุงูุทููุฑููู ููููุงููุจูุฑููู ููููุงูุฑูููุญู ููููุฃูุฌูุงูููุฏู ุงููุฎููููู ููุงูุฑููููุงุจู ููููุงุฌู ู ูุณููููู ู ููููุงุฌู ู ูุฎูุฏููุดู ููู ูููุฏููุณู ููู ููุงุฑู ุฌููููููู ู ุญูุชููู ููู ูุฑูู ุขุฎูุฑูููู ู ููุณูุญูุจู ุณูุญูุจูุง ( ู ุชูู ุนููู) Orang Mukmin (berada) di atasnya (shirรขth), ada yang secepat kedipan mata, ada yang secepat kilat, ada yang secepat angin, ada yang secepat kuda yang amat kencang berlari, dan ada yang secepat pengendara. Maka ada yang selamat setelah tertatih-tatih dan ada pula yang dilemparkan ke dalam neraka. Mereka yang paling terakhir merangkak secara pelan-pelanโ. [Muttafaqun 'alaih] 3. Riwayat Ketiga: ููู ูููููู ู ู ููู ูููููุจููู ุจูุนูู ููููู ููู ูููููู ู ูููุฎูุฑูุฏููู ุซูู ูู ููููุฌูู( ู ุชูู ุนููู) Di antara mereka ada yang binasa disebabkan amalannya, dan di antara mereka ada yang tergelincir namun kemudian ia selamat [Muttafaqun 'alaih] 4. Riwayat Keempat: ููููุถูุฑูุจู ุงูุตููุฑูุฃุทู ุจููููู ุธูููุฑูู ุฌููููููู ู ููุฃูููููู ุฃููุง ููุฃูู ููุชููู ุฃูููููู ู ููู ููุฌููุฒู ูููุงู ููููุชููููููู ู ููููู ูุฆูุฐู ุฅููุงูู ุงูุฑูุณููู ููุฏูุนูููู ุงูุฑููุณููู ููููู ูุฆูุฐู ุงููููููู ูู ุณููููู ู ุณููููู ู ููู ูููููู ู ุงููู ูุคูู ููู ุจููููู ุจูุนูู ููููู ููู ูููููู ู ุงููู ูุฌูุงุฒูู ุญูุชููู ููููุฌููู (ุฑูุงู ู ุณูู ) Dan dibentangkanlah shirรขth di atas permukaan neraka Jahannam. Maka aku dan umatku menjadi orang yang pertama kali melewatinya. Dan tiada yang berbicara pada saat itu kecuali para rasul. Dan doa para rasul pada saat itu: "Ya Allรขh, selamatkanlah, selamatkanlahโฆโฆdi antara mereka ada yang tertinggal dengan sebab amalannya dan di antara mereka ada yang dibalasi sampai ia selamatโ. [HR. Muslim] Melalui riwayat-riwayat yang kita sebutkan di atas dapat kita simpulkan di sini bagaimana kondisi manusia saat menlintasi shirรขth : 1. Ketika manusia melewati shirรขth, amanah dan ar-rahm (hubungan silaturrahim) menyaksikan mereka. Ini menunjukkan betapa pentingnya menunaikan amanah dan menjalin hubungan silaturrahim. Barangsiapa melalaikan keduanya, maka ia akan merasa gemetar ketika disaksikan oleh amanah dan ar-rahm saat melewati shirรขth. 2. Kecepatan manusia saat melewati shirรขth yang begitu halus dan tajam tersebut sesuai dengan tingkat kecepatan mereka dalam menyambut dan melaksanakan perintah-perintah Allรขh Azza wa Jalla di dunia ini. 3. Di antara manusia ada yang melewati shirรขth secepat kedipan mata, ada yang secepat kilat, ada yang secepat angin, ada yang secepat burung terbang, dan ada pula yang secepat kuda yang berlari kencang. 4. Di antara manusia ada yang melewatinya dengan merangkak secara pelan-pelan, ada yang berjalan dengan menggeser pantatnya sedikit demi sedikit, ada pula yang bergelantungan hampir-hampir jatuh ke dalam neraka dan ada pula yang dilemparkan ke dalamnya. 5. Besi-besi pengait baik yang bergantungan dengan shirรขth maupun yang berasal dari dalam neraka akan menyambar sesuai dengan keimanan dan ibadah masing-masing manusia. 6. Yang pertama sekali melewati shirรขth adalah Nabi Muhammad Shallallahu โalaihi wa sallam dan umatnya. 7. Setiap rasul menyasikkan umatnya ketika melewati shirรขth dan mendoakan umat mereka masing-masing agar selamat dari api neraka. 8. Ketika melewati shirat setiap mukmin agar diberi cahaya sesuai dengan amalnya masing-masing. Hal ini diriwayatkan dari Ibnu Masโรปd Radhiyallahu anhu dalam menafsirkan firman Allรขh Azza wa Jalla : 9. ููููู ู ุชูุฑูู ุงููู ูุคูู ูููููู ููุงููู ูุคูู ูููุงุชู ููุณูุนูู ูููุฑูููู ู ุจููููู ุฃูููุฏููููู ู ููุจูุฃูููู ูุงููููู ู Pada hari itu, engkau melihat orang-orang mukmin cahaya mereka menerangi dari hadapan da kanan mereka [al-Hadรฎd/57:12] Ibnu Masโud Radhiyallahu anhu berkata, โMereka melewati shirรขth sesuai dengan tingkat amalan mereka. Di antara mereka ada cahayanya sepert gunung, ada cahayanya yang seperti pohon, ada cahayanya setinggi orang berdiri, yang paling sedikit cahayanya sebatas menerangi ampu kakinya, sesekali nyala sesekali padamโ [5] . KELOMPOK YANG MENYIMPANG DALAM MENGIMAMI Meski banyak sekali dalil yang mengharuskan umat mengimani adanya shirรขth, namun ada saja kelompok yang menyimpang dalam masalah ini, yaitu kaum Muโtazilah. Mereka tidak mengimani adanya shirรขth yang hakiki pada hari Kiamat, karena โmenurut mereka- hal itu tidak masuk akal dan tidak logis (?!). Syubhat yang merasuki hati mereka dalam pengingkaran ini, bagaimana mungkin manusia bisa melewati di atas benda yang lebih halus dari rambut, lebih tajam dari pedang, amat licin dan selalu bergerak-gerak? Para Ulama telah membantah dan menjawab pernyataan aneh mereka ini dan orang-orang yang meragukan wujud shirรขth, seperti Imam al-Qurthubi rahimahullah. Setelah menyebutkan perkataan mereka, beliau berkata, "Apa yang disebutkan oleh orang ini adalah tertolak berdasarkan hadits-hadits yang kita sebutkan, bahwa beriman dengan hal itu adalah wajib. Sesungguhnya (Allรขh) Dzat yang mampu menahan burung di udara, tentu sanggup menahan orang Mukmin di atas shirรขth tersebut. Baik, dengan berlari maupun berjalan. Tidak boleh dialihkan dari makna hakiki kepada makna majazi kecuali bila mustahil. Dan tidak ada kemustahilan dalam hal itu, berdasarkan hadits-hadits dan penjelasan para ulama yang terkemuka tentang hal itu. Barangsiapa tidak diberi cahaya (petunjuk) oleh Allรขh Azza wa Jalla , maka ia tidak akan memiliki cahaya (petunjuk)โ [6] . PELAJARAN DAN HIKMAH DIBALIK KEIMANAN KEPADA KEIMANAN Qurthubi rahimahullaht berkata, "Coba renungkan sekarang tentang apa yang akan engkau alami, berupa ketakutan yang ada pada hatimu ketika engkau menyaksikan shirรขth dan kehalusannya (bentuknya). Engkau memandang dengan matamu kedalaman neraka Jahanam yang terletak di bawahnya. Engkau juga mendengar gemuruh dan gejolaknya. Engkau harus melewati shirรขth itu sekalipun keadaanmu lemah, hatimu gundah, kakimu bisa tergelincir, punggungmu merasa berat karena memikul dosa, hal itu tidak mampu engkau lakukan seandainya engkau berjalan di atas hamparan bumi, apa lagi untuk di atas shirรขth yang begitu halus. Bagaimana seandainya engkau meletakkan salah satu kakimu di atasnya, lalu engkau merasakan ketajamannya! Sehingga mengharuskan mengangkat tumitmu yang lain! Engkau menyaksikan makhluk-makhluk di hadapanmu tergelincir kemudian berjatuhan! Mereka lalu ditarik oleh para malaikat penjaga neraka dengan besi pengait. Engkau melihat bagaimana mereka dalam keadaan terbalik ke dalam neraka dengan posisi kepala di bawah dan kaki di atas. Wahai betapa mengerikannya pemandangan tersebut. Pendakian yang begitu sulit, tempat lewat yang begitu sempit"[7] . Imam al-Qurthubi rahimahullah menambahkan, "Bayangkanlah wahai saudaraku!. Seandainya dirimu berada di atas shiraath, dan engaku melihat di bawahmu neraka Jahanam yang hitam-kelam, panas dan menyala-nyala, engkau saat itu sesekali berjalan dan sesekali merangkak"[8]. Dari pembahasan shirรขth di atas terbukti kebenaran aqidah Ahlus Sunnah dalam pembahasan masalah iman: 1. Bahwa amal sholeh merupakan bagian dari iman, karena jelas sekali disebutkan dalam hadits-hadits shirรขth tersebut bahwa kecepatan manusia melewatinya sesuai dengan kadar keimanan mereka masing-masing. Ini sekaligus membantah paham Murji`ah yang mengeluarkan amal sholeh sebagai bagian dari iman. 2. Bahwa iman bertambah dan berkurang. Ketika seorang Mukmin berbeda-beda tingkat kekuatan iman mereka, maka berbeda-beda pula tingkat kecepatan mereka ketika melewati shirรขth. Dalam pembahasan shirรขth ini terdapat pula pelajaran bagi kita agar kita berlomba-lomba dalam melakukan kebaikan, sehingga termasuk orang yang paling cepat ketika melewati shirรขth di akhirat kelak. Semoga bermanfaat. Wallรขhu aโlam bish shawรขb [Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 09/Tahun XIV/1432H/2011. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo โ Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196] _______ Footnote [1]. Al-Qรขmรปs al-Muhรฎth hlm. 872 [2]. Lawรขmi'ul Anwรขr 2/189 [3]. Lihat Tafsรฎr Ibnu Katsรฎr 5/254 [4]. Lihat Shahรฎh Muslim 1/117 [5]. Imam Ibnu Katsรฎr t berkata: โDiriwayatkan oleh Ibnu Abi Hรขtim dan Ibnu Jarรฎrโ (tafsir Ibnu katsir: 8/15) [6]. At-Tadzkirah 1/381 [7]. At-Tadzkirah 1/381 [8]. At-Tadzkirah 1/381