From: pungk...@yahoo.com
Date: Tue, 21 May 2013 00:17:09 +0000
Ikhwan fillah,
Mohon penjelasannya apakah sholat taubat disyari'atkan oleh Rasulullah صَلَّى 
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمََ dan para sahabat ? Kalau iya, apakah ada dasar hadits 
yg shahih beserta kaifiyah detail pelaksanaannya sesuai sunnah nabi صَلَّى 
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمََ.
Pungky Heru Prabowo

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>


Jawaban.
1. Untuk bertaubat dianjurkan shalat dua raka’at berdasarkan hadits: 

عَنْ عَلِيٍّ يَقُولُ إِنِّى كُنْتُ رَجُلاً إِذَا سَمِعْتُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ 
-صلى الله عليه وسلم- حَدِيثًا نَفَعَنِى اللَّهُ مِنْهُ بِمَا شَاءَ أَنْ 
يَنْفَعَنِى بِهِ وَإِذَا حَدَّثَنِى رَجُلٌ مِنْ أَصْحَابِهِ اسْتَحْلَفْتُهُ 
فَإِذَا حَلَفَ لِى صَدَّقْتُهُ وَإِنَّهُ حَدَّثَنِى أَبُو بَكْرٍ وَصَدَقَ أَبُو 
بَكْرٍ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ « مَا مِنْ 
رَجُلٍ يُذْنِبُ ذَنْبًا ثُمَّ يَقُومُ فَيَتَطَهَّرُ ثُمَّ يُصَلِّى ثُمَّ 
يَسْتَغْفِرُ اللَّهَ إِلاَّ غَفَرَ اللَّهُ لَهُ ». ثُمَّ قَرَأَ هَذِهِ الآيَةَ 
(وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا 
اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ اللَّهُ 
وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَى مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ )

Dari ‘Ali Radhiyallahu anhu, dia berkata, “Aku adalah seorang lelaki, jika aku 
telah mendengar sebuah hadits dari Rasûlullâh Shallallahu 'alaihi wa sallam, 
Allâh Azza wa Jalla memberiku manfaat yang Dia kehendaki dengan perantara 
hadîts itu. Jika ada salah seorang sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam 
yang menyampaikan sebuah hadits kepadaku, maka aku akan memintanya bersumpah 
(bahwa dia benar-benar telah mendengar dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam 
-red). Jika dia telah bersumpah kepadaku, maka aku mempercayainya. Dan 
sesungguhnya Abu Bakar telah memberitakan sebuah hadits kepadaku, dan Abu Bakar 
telah berkata jujur, dia berkata, “Aku telah mendengar Rasûlullâh Shallallahu 
'alaihi wa sallam bersabda: “Tidak ada seseorang pun yang melakukan dosa, lalu 
dia berdiri kemudian bersuci lalu menunaikan shalat, setelah itu memohon ampun 
kepada Allâh, kecuali Allâh pasti akan mengampuninya.” Kemudian beliau membaca 
ayat ini (yang maknanya-red), “Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan 
perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allâh, lalu 
memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni 
dosa selain dari pada Allâh ? dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya 
itu, sedang mereka mengetahui.” [Ali Imrân/3: 135][1] 

Hadits ini juga diriwayatkan oleh imam Abu Dâwud dengan lafazh :

مَا مِنْ عَبْدٍ يُذْنِبُ ذَنْبًا فَيُحْسِنُ الطُّهُورَ ثُمَّ يَقُومُ فَيُصَلِّى 
رَكْعَتَيْنِ ثُمَّ يَسْتَغْفِرُ اللَّهَ إِلاَّ غَفَرَ اللَّهُ لَهُ ». ثُمَّ 
قَرَأَ هَذِهِ الآيَةَ (وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا 
أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ) إِلَى آخِرِ الآيَةِ.

Tidak ada seorang hamba pun yang melakukan dosa, lalu dia bersuci dengan baik 
selanjutnya berdiri lalu melakukan shalat dua raka’at, kemudian memohon ampun 
kepada Allâh, kecuali Allâh pasti akan mengampuninya. Kemudian beliau 
Shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca ayat (yang artinya), “Dan (juga) 
orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri 
sendiri, mereka ingat akan Allâh…”, sampai akhir ayat. [2] 

Oleh karena itu imam Ibnu Katsîr rahimahullah mengatakan, “Dianjurkan wudhu’ 
serta shalat dua raka’at pada waktu taubat”. Kemudian beliau menyebutkan 
hadits-hadits tentang masalah ini.[3] 

Selengkapnya baca di 
http://almanhaj.or.id/content/2600/slash/0/doa-berjamaah-dan-jabat-tangan-setelah-shalat-adakah-shalat-taubat/

 

2. SYARAT-SYARAT TAUBAT
Para ulama menjelaskan syarat-syarat taubat yang diterima Allah Subhanahu wa 
Ta'ala sebagai berikut:

1. ِالإِقْلاَعُ(al iqla’u), orang yang berbuat dosa harus berhenti dari 
perbuatan dosa dan maksiat yang selama ini ia pernah lakukan.

2. النَّدَمُ (an nadamu), dia harus menyesali perbuatan dosanya itu.

3. اَلْعَزْمُ (al ‘azmu), dia harus mempunyai tekad yang bulat untuk tidak 
mengulangi perbuatan itu.

4. Jika perbuatan dosanya itu ada hubungannya dengan orang lain, maka di 
samping tiga syarat di atas, ditambah satu syarat lagi, yaitu harus ada 
pernyataan bebas dari hak kawan yang dirugikan itu. Jika yang dirugikan itu 
hartanya, maka hartanya itu harus dikembalikan. Jika berupa tuduhan jahat, maka 
ia harus meminta maaf, dan jika berupa ghibah atau umpatan, maka ia harus 
bertaubat kepada Allah dan tidak perlu minta maaf kepada orang yang diumpat.[9] 

Di samping syarat-syarat di atas, dianjurkan pula bagi orang yang bertaubat 
untuk melakukan shalat dua raka’at yang dinamakan Shalat Taubat, berdasarkan 
hadits yang diriwayatkan dari Abu Bakar Radhiyallahu 'anhu, bahwa ia mendengar 
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

مَا مِنْ رَجُلٍ يُذْنِبُ ذَنْباً ثُمَّ يَقُوْمُ فَيَتَطَهَّرُ ثُمَّ يُصَلِّى 
ثُمَّ يَسْتَغْفِرُ اللهَ إِلاَّ غَفَرَ اللهُ لَهُ ثُمَّ قَرَأَ هَذَهِ الآيَةَ 
(وَالَّذِيْنَ إِذَا فَعَلُوْا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوْا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوْا 
اللهَ فَاسَتَغَفَرُوْا لِذُنُوْبِهِمْ.

"Jika seorang hamba berbuat dosa kemudian ia pergi bersuci (berwudhu’), lalu ia 
shalat (dua raka’at), lalu ia mohon ampun kepada Allah (dari dosa tersebut), 
niscaya Allah akan ampunkan dosanya".

Kemudian beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam membaca ayat ini:

وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا 
اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا اللَّهُ 
وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَىٰ مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ

"Dan orang-orang yang apabila mengejakan perbuatan keji atau menganiaya diri 
sendiri, mereka ingat kepada Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa 
mereka, dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah? Dan 
mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu sedang mereka mengetahui". [Ali 
‘Imran : 135].”[10]

Selengkapnya baca di 
http://almanhaj.or.id/content/2659/slash/0/segeralah-bertaubat-kepada-allah/

 

Wallahu Ta'ala A'lam 

 






                                          

Kirim email ke