From: rully_hatrivia...@yahoo.com
Date: Tue, 30 Jul 2013 07:56:40 +0800
Semenjak hari pertama sampai malam ke-20 sholat tarawih dilaksanakan 8 rakaat 
(tiap 2 rakaat salam), setelah itu dilanjutkan dengan witir ( kadang-kadang 
bentuknya 2 rakaat + 1 rakaat atau langsung 3 rakaat.
Pada malam 21 dan sampai akhir Ramadhan, sholat tarawih 8 rakaat (tiap 2 rakaat 
salam) dilakukan seperti biasa...tapi untuk witir dilakukan dinihari sekitar 
jam 2 pagi..bentuknya melakukkan sholat 8 rakaat lagi( tiap 2 rakaat salam) + 
witir 2 rakaat + 1 rakaat..
1 Apakah ini pernah dilakukan Nabi atau sahabat Radhiyallahu Anhum?
2. Apakah Nabi atau sahabat Radhiyallahu Anhum juga setiap witir pada bulan 
ramadhan melakukan do'a Qunut setelah rukuk.
Abu 'Abdillah

>>>>>>>>>>>>>>

 

1. Shalat malam (tarawih) Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam selama bulan 
ramadhan.

Abu Salamah bin Abdurrahman Radhiyallahu 'anhu bertanya kepada Aisyah 
Radhiyallahu 'anha perihal shalat Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam pada bulan 
Ramadhan. Aisyah Radhiyallahu 'anha menjawab:

مَا كَانَ يَزِيدُ فِي رَمَضَانَ وَلَا فِي غَيْرِهِ عَلَى إِحْدَى عَشْرَةَ 
رَكْعَةً وفي رواية لمسلم يُصَلِّي ثَمَانَ رَكَعَاتٍ ثُمَّ يُوتِرُ رواه البخاري 
و مسلم

"Pada bulan Ramadhan, Beliau tidak pernah melebihkan dari 11 rak’at. (Begitu) 
juga pada bulan lainnya. (Dalam hadits riwayat Muslim) Beliau Shallallahu 
'alaihi wa sallam shalat 8 raka’at, lalu melakukan witir".

Dengan langgam bahasanya yang keras/tegas, hadits Aisyah ini memberikan kesan 
pengingkaran terhadap tambahan lebih dari bilangan (sebelas) ini. Sedangkan 
dari Ibnu Abbas Radhiyallahu 'anhuma tentang cara shalat malam Nabi Shallallahu 
'alaihi wa sallam, dia mengatakan:

فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ ثُمَّ رَكْعَتَيْنِ ثُمَّ رَكْعَتَيْنِ ثُمَّ رَكْعَتَيْنِ 
ثُمَّ رَكْعَتَيْنِ ثُمَّ رَكْعَتَيْنِ ثُمَّ أَوْتَرَ رواه مسلم

"Lalu Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam shalat 2 raka’at, kemudian 2 
raka’at, kemudian 2 raka’at, kemudian 2 raka’at, kemudian 2 raka’at, kemudian 2 
raka’at, kemudian witir". [HR Muslim 2/179]

Dengan ini menjadi jelas, bahwa shalat Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam pada 
malam hari itu, berkisar antara 11 dan 13 raka’at.

Jika ada yang mengatakan, bahwa shalat malam yang diterangkan dalam hadits ini 
bukanlah shalat Tarawih, karena Tarawih merupakan sunnah yang dikerjakan Umar 
bin Khaththab Radhiyallahu 'anhu.

Maka jawabnya : Shalat malam Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam pada bulan 
Ramadhan itulah (yang disebut) Tarawih. Mereka menamakannya Tarawih 
(istirahat), karena mereka memanjangkan shalatnya lalu istirahat setelah dua 
kali salam. Oleh karena itu dinamakan Tarawih (istirahat). Dan Tarawih termasuk 
sunnah perbuatan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.

Selengkapnya baca di 
http://almanhaj.or.id/content/3143/slash/0/shalat-tarawih-keabsahan-23-rakaat/

 

2. Qunut Witir

Disyari’atkan juga qunut pada pertengahan Ramadhan sampai akhir Ramadhan, 
berdasarkan riwayat Sahabat dan Tabi’in.

Dari ‘Amr bin Hasan, bahwasanya ‘Umar radhiyallahu anhu menyuruh Ubay 
radiyallahu ‘anhu mengimami shalat (Tarawih) pada bulan Ramadhan, dan beliau 
menyuruh Ubay radhiyallahu ‘anhu untuk melakukan qunut pada pertengahan 
Ramadhan yang dimulai pada malam 16 Ramadhan.[8]

Ma’mar berkata: “Sesungguhnya aku melaksanakan qunut Witir sepanjang tahun, 
kecuali pada awal Ramadhan sampai dengan pertengahan (aku tidak qunut), 
demikian juga dilakukan oleh al-Hasan al-Bashri, ia menyebutkan dari Qatadah 
dan lain-lain.[9]

Demikian juga dari Ibnu Sirin.[10]

Syaikh al-Albani berkata: “Boleh juga do’a qunut sesudah ruku’ dan ditambah 
dengan (do’a) melaknat orang-orang kafir, lalu shalawat kepada Nabi Shallallahu 
‘alaihi wa sallam dan mendo’akan kebaikan untuk kaum Musli-min pada pertengahan 
bulan Ramadhan, karena terdapat dalil dari para Shahabat radhiyallahu ‘anhum di 
zaman ‘Umar radhiyallahu ‘anhu. Terdapat keterangan di akhir hadits tentang 
Tarawihnya para Shahabat radhiyallahu ‘anhum, Abdurrahman bin ‘Abdul Qari 
berkata: ‘Mereka (para Shahabat) melaknat orang-orang kafir pada (shalat Witir) 
mulai pertengahan Ramadhan

Selengkapnya baca di 
http://almanhaj.or.id/content/1499/slash/0/makna-qunut-makna-nazilah-qunut-pada-pertengahan-ramadhan-dan-akhir-ramadhan/

 

MENGANGKAT TANGAN DALAM DOA QUNUT WITIR 
Dalam hal ini, Syaikh Muhammad bin Shâlih al-'Utsaimîn rahimahullah berkata: 
"Yang shahîh, ialah mengangkat kedua tangan; karena hal itu benar telah 
diamalkan 'Umar bin al-Khaththab Radhiyallahu anhu . 'Umar bin al-Khaththab 
adalah salah satu dari khulafa` ar-Rasyidin yang memiliki sunnah yang boleh 
diteladani dengan dasar perintah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , sehingga 
mengangkat kedua tangannya".[9] 

Begitu pula mengangkat tangan dalam doa Witir telah dilakukan beberapa sahabat 
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , sebagaimana disampaikan oleh Muhammad bin 
Nashr al-Marwazi rahimahullah dalam Mukhtashar Kitab al-Witri, hlm. 139-140. Di 
antara mereka ialah Ibnu Mas'ud Radhiyallahu anhu , 'Umar bin al-Khaththab 
Radhiyallahu anhu dan Abu Hurairah Radhiyallahu anhu

CARA MENGANGKAT TANGAN DALAM DOA QUNUT
Tentang cara mengangkat tangan dalam doa qunut, Syaikh Muhammad bin Shâlih 
al-'Utasimîn rahimahullah menjelaskan: "Para ulama menyatakan, mengangkat kedua 
telapak tangan ke dada dan tidak mengangkatnya terlalu tinggi, karena doa ini 
bukan doa ibtihal yang seorang melebihkan dalam mengangkat tanganya, namun doa 
ini adalah doa permintaan. Kedua telapak tangan dan bagian dalamnya dibuka ke 
arah langit. Demikianlah pendapat para ulama kami. Zhahir keterangan para 
ulama, yaitu kedua tangan dikumpulkan seperti keadaan orang yang membutuhkan, 
meminta dari orang lain agar memberinya sesuatu".[10] 

Mengangkat tangan ke dada juga dilakukan Ibnu Mas'ud Radhiyallahu anhu dalam 
doa qunut Witir, sebagaimana diriwayatkan al-Aswâd rahimahullah, ia berkata: 

أَنَّ عَبْدَ اللهِ بْنَ مَسْعُوْدٍ كَانَ يَرْفَعُ يَدَيْهِ فِيْ الْقُنُوْتِ 
إِلَى صَدْرِهِ

Sesungguhnya 'Abdullah bin Mas'ud Radhiyallahu anhu , dahulu mengangkat kedua 
tangannya dalam qunut hingga dadanya. [HR al-Marwazi dalam Mukhtashar Kitab 
al-Witr, hlm. 139].

Demikian, beberapa permasalahan tentang qunut Witir, mudah-mudahan bermanfaat.

Selengkapnya baca di 
http://almanhaj.or.id/content/2592/slash/0/bagaimana-qunut-witir-dilakukan/

 

Wallahu Ta'ala A'lam

  








                                          

Kirim email ke