HTML clipboard

JENGHIS
KHAN,
SANG
PENGUASA
DUA
BENUA
Sumber: 
Republika Online 
(Minggu, 21 Desember 2008)

 
Pada Maret 2003, sebuah 
artikel mengagumkan muncul di American Journal of Human Genetics. Dari 
sebanyak 2.000 pria di seluruh Eurasia yang diuji DNA-nya, ditemukan beberapa 
lusin pria di antaranya mempunyai struktur genetik yang mirip. Struktur yang 
juga dimiliki tidak kurang dari 16 kelompok populasi yang menyebar antara Laut 
Kaspia dan Samudera Pasific. 



Jika 16 kelompok itu diperhitungkan ke seluruh populasi kawasan tersebut, maka 
ada sekitar 16 juta pria yang merupakan bagian dari satu keluarga yang sangat 
besar. Sebuah hipotesis pun dikemukakan bahwa pada sekitar abad ke-12 ada 
seorang pria yang menyebarkan benih genetiknya di hampir seluruh Eurasia. 
Serorang pria bernama Jenghis Khan-lah yang paling mungkin untuk melakukan hal 
tersebut.



Saat kematiannya pada 1227, Jenghis Khan telah membangun sebuah kerajaan yang 
mampu menguasai kawasan dari Laut Kaspia hingga Samudera Pasifik. Dia adalah 
orang yang menaklukkan daratan Cina hingga sebagian Eurasia. Daerah 
kekuasaannya 
empat kali lebih besar dari Alexander Agung, dan dua kali lebih besar dari 
imperium Roma. Dalam setiap penaklukannya, wanita cantik merupakan bagian dari 
harta rampasan dalam peperangan dan merupakan persembahan dari perwara bawahan 
sebagai sebuah pernyataan kepemimpinan. 



Jenghis Khan juga merupakan orang yang bertanggung jawab atas kematian jutaan 
orang, termasuk kaum Muslim, kurun 1209 - 1227. Meski demikian, dia adalah 
orang 
pertama yang menghubungkan perdagangan antara dataran Cina dan bangsa-bangsa di 
kawasan Eurasia melalui jalur sutra. Dia adalah pria yang menjamin keamanan dan 
perdamaian di sepanjang jalur tersebut. Jenghis juga mulai mengenalkan 
penggunaan bubuk mesiu, uang kertas, serta kitab hukum yang mengatur tentang 
pemerintahan, dan undang-undang, Yassa Agung.



Sejarawan Inggris, John Man, membeberkan tentang seluk-beluk Jenghis Khan itu 
melalui bukunya, Genghis Khan Life, Death and Ressurection atau dalam 
cetakan Indonesianya, Jenghis Khan, Legenda Sang Penakluk Dari Mongolia. 
Dalam penceritaannya, John tidak hanya berpaku pada literatur-literatur yang 
sudah ada. Penulisannya juga berdasarkan tapak tilas perjalanan sang penakluk 
itu dari kawasan Asia hingga Eropa. Dia juga mewawancara beberapa penduduk 
lokal 
tentang keberadaan makam Jenghis Khan yang masih misterius. 



John juga mengungkap sesuatu yang berbeda di balik buku The Secret History: 
Sebuah buku kisah perjalanan Jenghis Khan yang ditulis saat dia masih berkuasa 
hingga kematiannya. Seperti sebuah fakta bahwa orang yang telah bertarung dalam 
banyak peperangan itu ternyata takut dengan anjing-anjing dari Mongolia.



Kisah Jenghis Khan diawali dari seorang anak bernama Temujin yang merupakan 
seorang pelarian. Anak yang terus hidup dengan dendam dari orang-orang yang 
pernah menyiksa dan menganiaya dirinya. Seiring waktu dan pencapaiannya selama 
10 tahun menyatukan bangsa Mongol yang terpisah-pisah karena kesukuan, Temujin 
diangkat menjadi Jenghis Khan, sang pemimpin. 



Jenghis Khan merupakan pemimpin yang sangat menjunjung tinggi kesetiaan dari 
bawahannya. Sejak masa kepemimpinannya dari tahun 1209 tidak ada satu pun 
jenderalnya yang berkhianat. Dia membalas tindakan suku-suku yang bergabung 
dengan dirinya dengan sebuah kesetiaan yang tinggi.



Penaklukan Jenghis Khan dimulai dari daratan China pada 1211. Di dalam buku 
tersebut disebutkan pula bahwa Jenghis merupakan salah satu bapak pendiri 
dinasti di Cina yang merupakan efek dari penyerangan itu. Untuk mengepung Kota 
Terlarang dia menggunakan senjata terkuat bangsa Mongol, yaitu kuda dan busur 
kecil yang dapat melontarkan anak panah berkilo-kilo meter. Untuk berkoordinasi 
antarpasukan, dia menggunakan kurir yang mampu mengantarkan pesan berjarak 
ratusan kilometer dalam sehari. Dia juga mengadaptasi alat pelontar batu, busur 
raksasa, serta tangga besar yang digunakannya dalam setiap pengepungan kota.



Pada 1218, Jenghis mulai bergerak ke wilayah barat. Termasuk di dalamnya 
penyerangannya  ke wilayah kaum Muslim di kawasan Asia Tengah. Disebutkan dalam 
buku tersebut, pembantaian jutaan kaum Muslim di kota Merv, Khwarezm, atau kota 
berpenduduk Muslim yang lain, adalah karena sikap pimpinan kota Khwarezm yang 
terlalu paranoid dengan kedatangan Jenghis Khan. Utusan pimpinan bangsa Mongol 
itu yang bertujuan membuka perdagangan di jalur sutra dibunuh oleh pimpinan 
Khwarazem. Jenghis yang sangat mengagungkan kesetiaan akhirnya membalas dendam 
atas penghinaan itu dengan membantai hampir 1,3 juta Muslim dalam perjalanannya 
menuju Rusia. 



Perjalanan hidup Sang Penakluk akhirnya berakhir dalam perjalanan pulangnya ke 
Xi Xia, pintu gerbang dataran China. Saat melintasi Sungai Kuning, dia 
diceritakan menderita sakit yang parah. Mendekati kematiannya, dia berwasiat 
kepada para jenderalnya untuk merahasiakan kematiannya agar rencana-rencana 
penaklukannya bisa terus berjalan melalui penggantinya.

________________________________

DATA 
BUKU:

Judul                : JENGHIS 
KHAN

      
Legenda 
Sang 
Penakluk 
dari


Mongolia

Penulis            : 
John 
Man

Penerjemah     : Kunti Saptoworini

Editor              : Indi Ainullah

Genre              : Sejarah

Cetakan           : I, 
November 2008

                      
: II, Desember 2008

Ukuran            : 13 
x 
20 
cm

Tebal               : 576 halaman

ISBN               
: 978-979-3064-71-0

Harga              
: Rp. 89.900,-

 



==========================================
Pustaka Alvabet
Ciputat Mas Plaza Blok B/AD
Jl. Ir. H. Juanda No. 5A, Ciputat
Jakarta Selatan Indonesia 15411
Telp. +62 21  7494032, 
Fax. +62 21 74704875
www.alvabet.co.id




      

Kirim email ke