Sangatlah sedih apabila TIDAK ADA YANG TAHU, saya kira politik harus terbuka, 
dan kenapa tidak kalau memang ikut menjadi kandidat itu merupakan pembelajaran 
untuk pribadi P Wijaya, tapi this is public matters, sangat lah tidak fair 
apabila dipakai untuk proses pembelajaran pribadi saja.

Keinginan keluar dari ambisi yang tentunya mempunyai dasar, peduli atau sekadar 
saja, dan saya rasa terlalu mahal harganya kalau hanya sekadar saja, dan 
taruhannya juga terlalu besar yaitu kemaslahatan masyarakat, semoga tidak lagi 
ada kata untuk berhenti bicara soal pendidikan politik, dan P Wijaya juga mohon 
untuk tidak minta kita untuk berhenti berbicara mengenai subjek ini. Btw, you 
don't have the right to do so.

Saya senang bahwa pidato yang tentunya merupakan visi misi disampaikan di milis 
ini; konsekwensinya tentu perjuangan yang terus di lakukan ke depan.  Remember 
you are one of the "oligarky" so come along with it your integrity and social 
responsibility.

You can NO LONGER dismiss yourselves from the choices already taken, nggak bisa 
coba coba; bahwa pursuing your 'good intention' in political movements should 
therefore be continued, dan kita akan mendorong itu terus terjadi.  Sorry ya....
Tentunya sudah tau dong konsekwensinya.

vieb
  ----- Original Message ----- 
  From: Wijaya Kusuma 
  To: bali@lp3b.or.id 
  Sent: Thursday, February 14, 2008 12:19 PM
  Subject: [bali] Re: Kandidat Gubernur bali


  Salam semuanya,

  Mbak Viebeke, Pak Tjahyo, Pak Gede Wisnaya, dll,

  Rupanya, email mbak Viebeke membuat orang lain tahu. Padahal saya ingin 
menyepi saja, karena ini adalah proses
  pembelajaran.

  Bagi saya ini merupakan pembelajaran, baik bagi saya pribadi maupun bagi 
Partai Politik. Sebagai akademisi yang Independent,
  maka saya menyampaikan hal - hal yang realistis ada di masyarakat. Bagi yang 
mendengarkan langsung, mereka akan mengetahui arah dan tujuan saya (disiarkan 
langsung RRI Denpasar).

  Berikut adalah bagian dari pidato saya:


  Dalam kehidupan politik dikenal adanya apa yang disebut dengan infra-struktur 
politik dan supra-struktur politik. Yang termasuk dalam infra-struktur politik 
adalah organisasi kemasyarakatan, pers, lembaga swadaya masyarakat (lsm), 
kelompok kepentingan, dan partai politik. 

   

  Kekuatan infra-struktur politik intinya ada pada eksistensi partai politik. 
Suatu negara dapat disebut sebagai sebuah negara demokrasi apabila 
infra-struktur politik yang diwakili oleh partai politik itu dapat menjalankan 
fungsi-fungsinya sebagai partai politik dengan baik. 

   

  Partai politik memiliki fungsi untuk melakukan:

  ·        pendidikan politik (political education); 

  ·        fungsi komunikasi politik (political communication); fungsi 
agrigrasi dan artikulasi kepentingan (interest agrigration and articulation ); 

  ·        pengawasan publik atau social control; 

  ·        fungsi manajemen konflik; 

  ·        fungsi rekruitmen politik. 

   

  Yang termasuk dalam supra-struktur politik adalah Lembaga Presiden, Dewan 
Perwakilan Rakyat, Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi, yang disebut dengan 
kekuatan Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif. 

   

  Kedua kekuatan politik tersebut baik yang berada dalam infra-struktur politik 
maupun yang berada pada supra-struktur politik, dalam negara demokrasi, 
sama-sama mempunyai kedudukan yang penting. 

   

  Keberadaan dua kekuatan politik tersebut adalah dalam rangka menjamin dan 
melindungi hak - hak rakyat. 

   

  Partai politik karenanya berfungsi untuk mengontrol agar kekuasaan yang 
berada di tangan pemerintah digunakan dengan mempertimbangkan aspirasi rakyat, 
dan tidak terjadi penyalahgunaan kekuasaan (mandat kekuasaan) yang semula 
berasal dari rakyat. 


  Dalam Dekade 2000 ini, maka faktor Kemandirian Bangsa dan Masyarakat mutlak 
diperlukan, karena menjadi tulang punggung ketahanan masyarakat dalam 
menghadapi berbagai persoalan dan masalah.

   

  Kemandirian Masyarakat, akan membawa Bangsa Indonesia bukan saja terbebas 
dari belenggu sosial dan ekonomi, namun akan menjadikan bangsa ini unggul dalam 
berbagai sektor, dan menjadi pemimpin.

   

  Berbagai masalah besar yang ada di Bali saat ini adalah:

  -         Menurunnya tingkat kesejahteraan dan daya beli masyarakat

  -         Pendidikan yang tidak merata

  -         Kesehatan yang tidak menyentuh semua lini

  -         Air bersih

  -         Energi

  -         Daya dukung Bali

  -         Pengangguran

   

  Indonesia, dalam waktu dekat akan mengalami krisis energi, sekaligus menjadi 
pengimpor minyak bumi dengan kebutuhan 130 juta kilo liter per tahun. Maka 
nilai uang sekitar Rp. 1.300.000.000.000.000,- per tahun akan bersirkulasi ke 
luar negeri sebagai akibat pembelanjaan minyak bumi ini. 

  Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara akan menjadi sangat tinggi, dan 
apabila perekonomian masyarakat Indonesia diasumsikan tetap seperti saat ini, 
maka beban hidup yang harus ditanggung masyarakat akan menjadi luar biasa 
tinggi. Tingkat kesejahteraan dan daya beli semakin turun.

   

  Kemandirian Masyarakat dilakukan melalui program Ketahanan Pangan dan Energi, 
yang secara langsung akan menyelesaikan tujuh masalah di atas, secara 
sistematik, terintegrasi, holistik dan penuh partisipasi.



  Dengan tingkatan hasil seperti diterangkan di atas, maka:

  1.      Lahan menjadi produktif dan meningkatkan  penghasilan masyarakat,

  2.      Meningkatnya daya dukung, daya serap tanah dan daur hidrologi,

  3.      Meningkatkan skill dan adaptasi masyarakat terhadap perubahan iklim,

  4.      Alih teknologi,

  5.      Sarana dan prasarana pendidikan, kesehatan dan infrastruktur lainnya 
bisa dibangun di sana, tanpa membebani kerja Anggota Dewan dan Gubernur 
Propinsi Bali, serta APBD Propinsi Bali.

   

  Dengan ini, dengan kerendahan hati, topik Kandidat Gubernur Bali, mohon 
disudahi.

  Kalau ada yang ingin melanjutkan, tolong diganti Subyek nya.

   

  Terima kasih.

   

    ----- Original Message ----- 
    From: CHPStar 
    To: bali@lp3b.or.id 
    Sent: Sunday, February 10, 2008 9:19 PM
    Subject: [bali] Re: Kandidat Gubernur bali dari partai Golkar

Reply via email to