dear all,
apa yang disampaikan pak wis adalah realita sistem demokrasi kita...realita 
pelaksanaan sistem yang penuh penyimpangan karena didukung karakter warisan 
jaman feodal...didukung kondisi masyarakat yang rata2 masih dibawah standar 
baik ekonomi sosial, pendidikan maupun kesadaran berpolitik praktis 
nya...lebih-lebih back nuasa religius yang salah kaprah...hancur 
dehhhhhh...tapi itulah negara kita yang dihuni oleh kemunafikan, 
keserakahan...dan,....gak tahu malu..., hehehheheeeeee....
tokoh politik banyak yang pake topeng...tokoh agama...ikut-ikutan pake 
topeng...dan tokoh-tokoh lainnya....masih buaaanyakkkkkk...makanya jadi gini...
untuk merubah kondisi ini harus ada "REVOLUSI"....
GAK SUSAH KALO KITA DAPET PEMIMPIN YANG BENER...cukup mulai revolusi birokrasi 
dan hukum....yang lain pasti akan mengikuti....
salam,
GBS
singaraja


--- On Sun, 2/20/11, Gde Wisnaya Wisna <gdewisn...@gmail.com> wrote:

From: Gde Wisnaya Wisna <gdewisn...@gmail.com>
Subject: [bali] Re: Fwd: makalah pilkada
To: bali@lp3b.or.id
Date: Sunday, February 20, 2011, 6:20 AM

Mbak Vieb,
Dengan kondisi masyarakat sekarang, yaitu belum melek demokrasi sbg sarana 
untuk mendapatkan pemimpin yang baik, serta belum sejahtera, sesungguhnya 
penerapan demokrasi langsung belum saatnya. Terbukti ada 150 kepala daerah 
menjadi tersangka korupsi.

Prasyarat suatu demokrasi adalah masyarakat yang sejahtera. Jadi, mengapa kita 
harus malu untuk mengevaluasi sistem demokrasi langsung, yang selama beberapa 
tahun ini kita adopsi mentah2 dari negara mapan ?

salamgde wisnaya 

2011/2/19 Asana Viebeke Lengkong <asan...@indo.net.id>















SAya tambahkan untuk memudahkan berpikir.

 

1.      
Kondisi masyarakat sekarang belum memungkinkan (kata P Wis)

2.      
Bagaimana kondisi yang diharapkan? (pertanyaan kita semua);
jawaban jelas : perubahan character, sikap, kondisi masyarakat (Sosial dan
Economi) semua menuju ke kesejahteraan

3.      
Apa tindakan kita? Para Tokoh, Akademisi, masyarakat secara luas
(Stakeholders)

 

Jadi yang mungkin bisa di mulai untuk di lakukan adalah –
menyusun strategi untuk mencapai harapan tersebut….

 

Makasi,

Viebeke

 





From:
bali-bou...@lp3b.or.id [mailto:bali-bou...@lp3b.or.id] On Behalf Of Asana
Viebeke Lengkong

Sent: Saturday, February 19, 2011 9:43 AM

To: bali@lp3b.or.id

Subject: [bali] Re: Fwd: makalah pilkada





 

P Wis yang baik,

 

Menurut pendapat saya (kalau boleh besuara) gagasan
‘perubahan’ yang di usulkan oleh P Ketut Teja sangat di butuhkan
sekarang ini, dan bisa di mulai di Singaraja oleh para akademian, pemimpin dan
masyarakat melalui ‘political will’.  Masyarakat perlu di
didik untuk mau berkontribusi untuk kandidatnya, karena kalau tidak maka
‘ketidak sesuaian’ akan selalu terjadi dari yang kecil kecil sampai
yang besar; demo dimana mana; marah marah dan berkelahi… yang semua itu
karena masyarakat yang di bayar.  Kandidat pun di Negara maju perlu untuk
menyediakan dana besar, itu lumrah, harus punya modal.

 

Coba perhatikan, di Negara ‘masyarakat sipil’
mendorong mantan Bupatinya masuk penjara; itu juga bagian dari perubahan yaitu
memperingati para ‘pemimpin cq penguasa’ bahwa ke semena mena an
itu tidak lah benar.

 

Kalau tidak berkenan maka mohon di abaikan.

 

Salam,

 

Vieb

 



From:
bali-bou...@lp3b.or.id [mailto:bali-bou...@lp3b.or.id] On Behalf Of Gde
Wisnaya Wisna

Sent: Friday, February 18, 2011 10:51 PM

To: bali@lp3b.or.id

Subject: [bali] Re: Fwd: makalah pilkada



 

P. Teja,



 





Saya sangat hargai gagasan ini, das sollen memang seperti
itu, shg diperoleh pemimpin yang hanya mencari rente politik dan break even
point.





 





Namun das sein mungkin sangat jauh dari harapan gagasan ini
pak, kondisi masyarakat kita yang masih belum memungkinkan. Di negara maju,
masyarakatlah yang berkontribusi membiayai kampanye kandidatnya, melalui
berbagai cara pengumpulan uang. Tetapi di negara seperti Indonesia, masyarakat
masih harus dibeli suaranya. Kandidat, karena itu harus menyediakan sejumlah
besar uang.





 





Tapi, siapa tahu suatu saat gagasan pak Teja bisa terwujud.





 





salam





gde wisnaya



2011/2/18 ketut.tejawibawa <ketut.t...@sgu.ac.id>



Pak Gde Wisnaya dan teman2,



Saya punya usul yg masih embrio tentang virus, terutama virus hiv yg sedang di
teliti, bisa di redam pengembangannya dengan bromelain namun diextrakt dari
buah2an, seperti halnya kita makan rujak, juss atau sejenisnya.

Salah satu hal yg bentuknya akademik tentu akan menarik masa bila calon
kontenstan meletakkan porsi tertenti pendekatan budaya berfikir dan terus
berfikir, lebih menggunakan logika, dan menghormati pendapat orang, dan mencari
solusi dengan dialog pikiran.



Saatnya pemilihan pimpinan daerah ..........." biaya rendah dan tdk
bergutang", namun kaya akan inovasi dan pikiran baru.

Keto malu, di dunia teknologi sedang berkembang 'material2 baru, sekala micro
dan nano'



sukseme

ketut teja-sgu











On 2/17/2011 11:21 PM, Gede Suardana wrote: 







Sent from my iPhone







Begin forwarded message:







From: suardana gede <suardana...@yahoo.com>

Date: September 27, 2007 16:23:34 GMT+07:00

To: Pan Bima <gdewisn...@gmail.com>

Cc: BASKORO BUDIYANTO <pradipt...@yahoo.com>

Subject: makalah pilkada











dear, pak wis





saya kirimkan naskah makalah pilkada untuk tanggal 4 oktober
2007, tolong diperiksa dan kalau sudah pas, tolong diprint kan untuk kesbang
linmas dan printkan juga untuk pak Gede Dharma Wijaya. naskah ada pada attach
file.





tnx - Gede Suardana









Luggage? GPS? Comic books? 

Check out fitting gifts for grads at Yahoo! Search.





 















-- 

Gde Wisnaya Wisna

Jl.Dewi Sartika Utara 32A

Singaraja-Bali

website : www.lp3b.com











-- 
Gde Wisnaya Wisna
Jl.Dewi Sartika Utara 32A
Singaraja-Bali
website : www.lp3b.com





      

Kirim email ke