KCM - Jumat, 19 Juli 2002, 7:33 WIB
Waspadai Makanan Pencetus Kanker..!
Jika benar bahwa 80-90 persen kanker disebabkan oleh makanan, maka kita 
punya peluang besar mencegahnya. Pengaruh faktor lingkungan ini terlihat 
pada kasus orang-orang yang berimigrasi dari satu budaya ke pola budaya 
yang lain.
Angka kematian akibat kanker payudara dan kanker kolon rendah di kalangan 
penduduk Jepang, tetapi kanker perut relatif tinggi. Hal ini 
bertolakbelakang dengan kejadian di Amerika Serikat (AS).
Sesudah 2-3 generasi bermigrasi ke AS, masyarakat Jepang yang tinggal di 
negara Paman Sam itu ternyata mempunyai kecenderungan kanker yang sama 
dengan masyarakat Amerika. Hal ini disebabkan oleh pola makan migran Jepang 
yang ternyata juga berubah.
Pola makan mereka menjadi cenderung tinggi energi dan lemak, setelah 
orang-orang Jepang itu menetap di sana.
Jenis Kelamin
Data statistik di AS menunjukkan bahwa 1 dari 5 kematian disebabkan oleh 
kanker. Bahkan untuk anak-anak usia 3-14 tahun, kanker menjadi penyebab 
kematian yang dominan. Kaum wanita sudah lama menyadari bahwa kanker 
payudara bisa berakibat fatal, prevalensinya di AS mencapai 7 per 100
wanita.
Angka kematian akibat kanker berbeda besarannya tergantung pada jenis 
kelamin. Data dari American Cancer Society menunjukkan bahwa kematian 
akibat kanker pada wanita didominasi oleh kanker payudara (19 persen), 
kanker paru (16 persen), serta kanker kolon (usus besar) dan rektum (15 
persen).
Sementara itu, pada pria kanker yang dominan sebagai penyebab kematian 
adalah kanker paru (34 persen), kanker kolon dan rectum (12 persen), dan 
kanker prostat (10 persen).
Dari sudut pandang gizi diketahui bahwa energi, protein, zat besi, zinc, 
dan vitamin A berperan penting dalam mempertahankan kekebalan tubuh. 
Kekurangan zat-zat gizi tersebut akan melumpuhkan sistem kekebalan tubuh 
dan akhirnya tubuh tidak mampu membendung karsinogenesis (pembentukan sel 
kanker).
Dalam studi dengan hewan percobaan, dibuktikan bahwa pembatasan makanan 
dapat mencegah pertumbuhan kebanyakan jenis tumor. Hanya tumor hati yang 
justru tumbuh dengan upaya pembatasan makanan tersebut.
Teori yang mendasari hal ini adalah dengan pembatasan makanan, maka terjadi 
perubahan hormonal di dalam tubuh, yang kemudian dengan mekanisme yang 
masih belum diketahui terhambatlah proses tumorigenesis (pembentukan 
tumor). Kejadian berbagai jenis tumor cenderung menimpa hewan percobaan 
(tikus) yang mempunyai berat badan lebih alias terlalu banyak makan.
Kaya Lemak
Diet makanan kaya lemak pada studi epidemiologis, menunjukkan adanya kaitan 
erat dengan munculnya kanker usus maupun kanker payudara. Mengkonsumsi 
makanan dengan kandungan lemak rendah dan serat yang tinggi, seperti pada 
pola makan vegetarian, diketahui menyebabkan rendahnya kejadian kanker.
Pembentukan tumor akan semakin berkembang pada pola makan yang rendah lemak 
tak jenuh ganda. Lemak tak jenuh, tunggal maupun ganda, telah dikenal 
sebagai lemak yang bermanfaat bagi pencegahan penyakit jantung koroner.
Hormon tertentu mungkin ikut bertanggungjawab pada munculnya tumor. Hormon 
ini pengeluarannya dipicu oleh konsumsi lemak yang tinggi. Sebagai contoh, 
hormon prolactin (serum) yang merangsang pertumbuhan tumor ternyata semakin 
meningkat bila diet kita kaya lemak.
Ada hubungan positif antara kematian akibat lymphoma (kanker) dengan 
konsumsi protein hewani, khususnya daging. Diet tinggi protein umumnya 
banyak mengandung daging, banyak mengandung lemak tapi rendah serat. 
Negara-negara yang konsumsi dagingnya tinggi umumnya angka kematiannya 
akibat kanker kolon juga tinggi.
Cara Memasak
Bila kita memasak daging, maka terbentuklah senyawa HCA (amina-amina 
heterosiklis). HCA muncul sebagai reaksi antar protein hewani selama proses 
browning (pencoklatan). Cara memasak ternyata mempengaruhi jumlah HCA yang 
terbentuk. Semakin sedikit HCA terbentuk berarti semakin sehat daging yang 
dimakan. Memanggang daging di dalam oven akan menghasilkan HCA lebih 
sedikit dibandingkan menggoreng, menyate dan memanggang di atas kompor yang 
suhunya tinggi.
Sedangkan merebus secara perlahan-lahan dengan panas bertahap, mengukus, 
atau memasak dengan oven praktis tidak menghasilkan HCA. HCA paling banyak 
ditemukan pada daging babi asap yang digoreng.
Berbagai percobaan pada binatang menunjukkan bahwa HCA mengakibatkan kanker 
usus besar, payudara, pankreas, hati, dan kandung kemih. HCA disinyalir 
bertanggung jawab terhadap meningkatnya insiden kanker payudara dan usus 
besar pada wanita di Amerika.
Sebagaimana diketahui konsumsi daging penduduk AS relatif tinggi, 
dibandingkan penduduk di belahan dunia lainnya.
Daging Merah
Sebuah studi yang dilakukan oleh New York University Medical Center 
menunjukkan bahwa wanita-wanita yang rajin makan daging merah, ternyata 
berpeluang menderita kanker payudara dua kali lipat, dibandingkan mereka 
yang hanya makan daging unggas dan ikan. Ini tidak berarti bahwa kita harus 
berpantang mengkonsumsi daging sapi dan sejenisnya. Boleh saja makan daging 
sapi, yang penting frekuensinya jangan terlalu sering.
Perlu diperhatikan bahwa daging yang diawetkan dengan nitrat akan 
memberikan kontribusi asupan nitrat ke dalam tubuh. Padahal, nitrat ini di 
dalam tubuh akan berubah menjadi nitrit dan selanjutnya menjadi nitrosamin 
yang karsinogenik.
Penggunaan pupuk nitrogen di bidang pertanian harus dilakukan dengan 
hati-hati karena hal ini bisa dikaitkan dengan munculnya kanker gastric.
Konsumsi vitamin A yang rendah dalam diet sehari-hari menyebabkan tingginya 
kejadian kanker perut dan paru. Vitamin A sangat berperan dalam imunitas 
tubuh. Selain itu vitamin A juga mencegah ikatan karsinogen (penyebab 
kanker) dengan DNA, dan mampu mengontrol diferensiasi sel epitel 
premalignant (sebelum menjadi sel kanker).
Teh, Buah, Sayur
Mengkonsumsi daging seyogyanya selalu disertai dengan makan sayuran dan 
buah-buahan sebagai sumber antioksidan. Buah-buahan seperti jeruk, kaya 
akan vitamin C yang merupakan antioksidan yang kuat. Demikian pula sayuran 
yang berwarna hijau, juga tinggi kandungan vitamin C-nya.
Selain itu membiasakan minum teh sehabis makan daging juga akan mendukung 
kesehatan tubuh. Di dalam teh terkandung katekin yang merupakan antioksidan 
yang bermanfaat bagi tubuh kita.
Konsumsi pangan sumber antioksidan akan menetralisir pembentukan HCA. 
Bumbu-bumbuan seperti bawang putih dan cabe hijau, yang sering kita gunakan 
untuk menambah lezatnya daging, ternyata juga dapat berfungsi untuk menekan 
nitrosamin (karsinogen). Demikian pula wortel dan tomat.
Jadi, alam sebenarnya sudah menyediakan gizi dan zat non gizi, yang bila 
diramu dengan baik akan bermanfaat bagi kesehatan kita.

Prof. DR.Ali Khomsan Dosen jurusan Gizi Masyarakat & Sumberdaya Keluarga IPB
Hangtuah Digital Library

----------------------------------------
Semoga bermanfaat

Dede Maulana
Network Manager

- Peluang Usaha Sampingan? kirimkan email kosong via Japri
  dengan Subject : eBook Forever Young Indonesia

- Anda membutuhkan Buku Cerita Anak Lokal dan Import, Buku Masakan & Kue,
  Novel Lokal dan Import, Buku Chicken Soup, Buu Tokoh, Buku Komputer,
  Buku Kesehatan dan Kedokteran dll.
  Hubungi saya Via japri dengan subject: Nama Buku yang akan anda cari.

- Anda membutuhkan CD-rom interaktif untuk anak anda? Hubungi saya
  dengan Subject: CD-Rom

>> Kirim bunga ke kota2 di Indonesia dan mancanegara? Klik, http://www.indokado.com/
>> Info balita, http://www.balita-anda.com

Kirim email ke