Tips :
 
Keinginan Anak dari Orang Tuanya
===================================
 
Ternyata, anak pun punya harapan kepada orang tua. Mereka
menginginkan orang tua yang punya waktu luang untuknya, yang mau
berbagi, dan sebagainya. Apa lagi ?
 
Sudah seminggu ini Tesa diam membisu. Tak mau makan, enggan belajar,
bahkan berbicara pun pelit. Selidik punya selidik, ternyata gadis 8
tahun ini tengah ngambek dan kesal pada orang tuanya. Menurutnya,
orang tuanya hanya peduli pada diri mereka sendiri, dan membiarkan
dirinya tumbuh sendiri bersama orang lain alias pembantu yang setiap
hari mengasuhnya.
 
Terlalu sibuk, itu alasan klise kenapa banyak orang tua yang
akhirnya menyerahkan urusan si kecil pada baby sitter atau pembantu.
Padahal, anak menginginkan orang tua yang mau meperhatikan mereka.
 
Apa lagi keinginan anak yang perlu diketahui orang tua ?
 
1. WAKTU LUANG
 
"Mama, kok, sibuk terus, sih? Memangnya kerja enggak ada liburnya?"
protes Tesa suatu hari pada sang mama.
 
Ya, boleh-boleh saja Anda sibuk berkarier di luar rumah, karena
tujuan bekerja pasti untuk anak juga. Namun, anak pun menginginkan
Anda memiliki waktu luang baginya. Jadi, Anda harus pintar me-manage
waktu. Yang pasti, Anda harus menetapkan hari libur yang tak boleh
lagi diusik dengan pekerjaan. Pergunakanlah waktu libur bersama anak.
 
2. KASIH SAYANG
 
Kebutuhan anak tak hanya kebutuhan fisik. Hal ini seringkali tidak
disadari para orang tua yang sibuk berkarier. Mereka berpikir,
melimpahi anak dengan harta benda sudah cukup.
 
Padahal tidak, kasih sayang dan perhatian Andalah yang paling
penting untuk anak. Bentuk perhatian tidak melulu harus hadiah,
tetapi dengan menemaninya belajar ataupun bermain, sudah cukup
membuat anak senang.
 
3. TIDAK BERTENGKAR
 
Orang tua kadangkala tidak menyadari, saat emosi mereka memuncak,
masalah anak dikesampingkan. Cekcok di depan anak lalu tak lagi jadi
masalah, tidak peduli apakah anak merasa tertekan atau tidak, yang
penting amarah itu bisa terlampiaskan.
 
Cara ini jelas salah. Boleh-boleh saja Anda dan pasangan bertengkar,
tetapi janganlah di depan anak. Secara psikologis, ini tidak baik
untuk perkembangan anak. Jiwanya akan tertekan dan ia akan bingung,
siapa yang harus dibela dan disalahkan. Ayahnya-kah atau ibunya-kah?
Nah, jika persoalan muncul, sebaiknya selesaikan saat anak tidak di
rumah atau sedang tidur, sehingga ia tidak melihat atau mendengar
orang tuanya tengah 'berantem'.
 
4. TIDAK PILIH KASIH
 
Ninies mempunyai 2 anak. Tesa dan Oiya. Nah, si kecil Oiya diberi
perhatian yang lebih dibandingkan Tesa. Pikirnya, si kakak juga akan
mengerti bahwa adiknya itu bungsu. Jadi, wajar saja jika ia berlaku
demikian.
 
Padahal, cara ini jelas salah dan tidak mendidik. Jangan sekali-
sekali membedakan kasih sayang antara anak yang satu dengan anak
yang lain. Jelas ini akan membuat anak yang dinomor duakan cemburu.
Jangan pernah membuat batasan, yang bungsu harus lebih disayang dari
yang besar.
 
5. RAMAH
 
"Mama jahat, Mama judes! Tesa benci sama Mama!", protes Tesa suatu
hari pada sang Mama. Pasal kekesalannya, karena ketika temannya
berkunjung ke rumah, mamanya tidak bersikap ramah. Memang, sih, ia
tidak memberitahukan teman-teman sekolahnya akan datang, sehingga
merepotkan mamanya menyiapkan makanan.
 
Sikap orang tua yang tidak bersahabat pada teman-teman si kecil
jelas akan membuat anak merasa tidak nyaman. Dan ini sangat sering
terjadi. Saat orang tua bete dan tidak siap menerima kedatangan
teman anaknya, timbullah sikap tidak bersahabat. Untuk itu, meski
suasana hati sedang tidak nyaman, cobalah tetap bersikap ramah pada
teman-teman si kecil. Ingat, anak tak siap menerima perlakuan
seperti itu dan akan berontak jika orang tuanya mempermalukannya.
 
6. MENEPATI JANJI
 
Janji adalah utang yang harus ditepati. Hal ini seringkali
terlupakan para orang tua. Mereka menganggapnya sepele dan merasa
tidak perlu harus selalu menepati janjinya pada si kecil. Bisa jadi,
orang tua memang lupa, tapi sebaiknya hindari ingkar janji.
 
Ninies misalnya. Ketika Tesa sakit dan sulit minum obat, ia
menjanjikan akan memberikan hadiah tas baru kalau mau minum obat.
Namanya anak, diiming-iming dapat hadiah jelas saja bersemangat.
Setelah sembuh, janji itu ditagih. Ternyata janji tinggal janji.
Jelas saja si anak kecewa yang berujung dengan aksi ngambek dan
nangis.
 
Sebaiknya, jangan pernah memberikan janji pada anak, jika hal itu
hanya Anda maksudkan bercanda atau tidak sungguh-sungguh. Anda tidak
mau, kan, dicap anak sebagai orang tua pembohong? Jika Anda sudah
telanjur janji, sebaiknya ditepati.
 
7. PINTAR
 
Hal lain yang perlu Anda ketahui, anak ternyata juga menginginkan
punya orang tua yang pintar dan cekatan. Tidak harus menjadi seorang
profesor, tetapi setiapkali ia bertanya, Anda bisa menjawabnya.
 
Berikan jawaban yang masuk akal. Sebaiknya, berikan jawaban yang
simpel dan tidak terlalu rumit, karena justru akan membuat anak
bingung. Dalam hal pelajaran misalnya, Anda bisa mengikuti
perkembangan belajar anak dari hari ke hari dan membaca buku
pelajarannya. Dengan demikian, Anda akan mendapatkan solusi saat si
anak mengalami kesulitan dalam belajar.
 
8. JADI TEMAN
 
Hubungan antara orang tua dan anak seringkali tidak harmonis, karena
orang tua membuat batasan, tidak mau mengakrabkan diri pada anak
dengan alasan agar anak segan. Padahal, sebagai anak, mereka juga
menginginkan orang tua tidak saja menjadi tempat untuk meminta
ataupun berlindung, melainkan juga bisa diajak berbagi alias curhat.
 
Nah, inilah yang terkadang tidak disadari para orang tua. Sulit
membaur dalam kehidupan anak, membuat jarak, dan tidak mau tahu
masalah yang dihadapi anak. Mulai sekarang, cobalah menata kembali
hubungan Anda dan anak agar lebih akrab. Sehingga posisi Anda tak
hanya sebagai orang tua, tetapi juga bisa sebagai teman.
 
9. MAMPU MENGATASI MASALAH
 
Seringkali, orang tua tidak menyadari sikapnya, dan mengeluh di
depan anak. Keluhan Anda pun bermacam-macam, dari masalah keluarga
sampai urusan pekerjaan yang membuat bingung si kecil. Mau tidak
mau, ini melibatkan anak untuk turut berpikir dalam persoalan yang
Anda hadapi. Padahal, itu tidak perlu. Kenapa harus berbagi masalah
dengan anak? Apa yang dapat Anda harapkan dari seorang anak yang
masih kecil dan pola pikirnya belum luas? Kalaupun anak memberikan
pendapat, pasti Anda tidak puas karena tidak sesuai dengan yang Anda
harapkan. Jadi, bicarakan masalah Anda dengan pasangan ataupun orang
yang lebih tua dan memahami masalah tersebut.
 
 
Kompas - 15/Nop/05
===============================
Mecky / makmur suprojo - jkta ,

Kirim email ke