Thx mba u/ artikelnya..........
kalo' kata ayahnya anak2......jgn coba u/ memulai...:P
insya allah kita semua di jauhkan dari kondisi seperti ini, bagi yg 
terlanjur....selain dinikmati.....en waspada lah...he..he..
( sorry becanda ....)

thx,

-----Original Message-----
From: [EMAIL PROTECTED]
[mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Friday, 03 February, 2006 9:03 AM
To: balita-anda@balita-anda.com
Cc: [EMAIL PROTECTED]
Subject: [balita-anda] OOT was TTM was : permisi......ooT Yaaaa: Cowok
Impian


ia dech....biar seru....en memuaskan permintaan pelanggan hehehehe....
apalagi dr kemaren artikel yg aku kirim versi abg semua yak....dr TTM 
sampe cow impian...pada protes minta yg versi dah merid.....

nih..tak tambahin yg versi dah kawinnya.....

sory yg tdk berkenan dilarang protes :-p
====================================================================


Munculnya Cinta Lain dalam Perkawinan

PENGARUH media yang bernama televisi memang luar biasa. Ketika 
pasangan Dewi Yull dan Ray Sahetapy yang sudah berumah tangga selama 
sekitar 23 tahun hendak bercerai dan kabar itu diwartakan secara 
bertubi-tubi lewat televisi, maka sebagian orang pun merasa perlu 
melihat kembali kehidupan perkawinan mereka.

ADAKAH mereka akan, tengah, atau sudah mengalami hal serupa Dewi dan 
Ray? 

Sering kali orang tak merasa perlu meragukan kekuatan cinta antara 
suami-istri. Apalagi bila ikatan pernikahan mereka sudah berjalan 
berpuluh-puluh tahun, dan selama itu hubungan keduanya relatif 
tenang-tenang saja. Oleh karena itulah, ketika muncul cinta lain 
dalam kehidupan perkawinan tersebut, baik mereka yang terlibat 
maupun orang-orang di sekitarnya seakan tersentak kaget.

Meskipun sebenarnya soal hadirnya cinta lain dalam sebuah kehidupan 
perkawinan, entah itu disebut selingkuh atau pria/wanita idaman 
lain, bukanlah hal baru dalam sejarah kehidupan manusia. Bahkan 
sering kali tidak bisa dijelaskan mengapa cinta yang muncul 
belakangan itu justru lebih kuat dari ikatan cinta suami-istri, 
padahal secara fisik, misalnya, si suami/istri tak bisa 
dikatakan "kalah" dari pasangan resminya.

Seorang pria berusia 40-an teringat masa kecilnya di sebuah kota 
kecil di antara Solo dan Yogyakarta. Sekitar tahun 1960-an, 
tetangganya yang punya anak tiga mendadak ketambahan satu anak lagi. 
Saat itu dia berpikir bahwa anak itu adalah keponakan si empunya 
rumah yang mau ngenger. Baru belakangan dia tahu bahwa anak itu 
hasil hubungan cinta pria pemilik rumah dengan perempuan lain.

Entah karena pasangan itu bukan sosok populer seperti Dewi dan Ray, 
atau karena saat itu belum ada acara infotainmen di televisi, maka 
kisah itu tidak mengubah cara hidup dan pandangan orang-orang di 
sekitarnya. "Anak itu dipelihara sama si pria dengan istri resminya. 
Tidak ada keributan antara suami-istri yang aku ingat, apalagi 
kehebohan di lingkungannya. Hal itu kayaknya sesuatu yang biasa 
saja," katanya mengenang kejadian tersebut.

Kejadian tersebut mungkin biasa di mata anak kecil pada tahun 1960-
an. Namun, lihatlah acara infotainmen di layar kaca, bukan hanya 
orang dewasa yang terlibat di dalamnya yang saling bertutur kata, 
namun anak-anak pun memberikan pendapatnya. Maka, sebagian pemirsa 
pun hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala dengan pikiran dan 
pandangan masing-masing.

DULU, anak-anak dari pasangan yang mendapati ada cinta lain dalam 
kehidupan perkawinan orangtuanya mungkin tidak berani atau tidak 
tahu bagaimana mengungkapkan apa yang mereka rasakan. Namun kini, 
setiap orang, entah itu dewasa maupun anak-anak, sudah tahu 
bagaimana harus bersikap.

Maka, yang muncul sebagai tontonan bukan hanya drama munculnya cinta 
lain dalam kehidupan suami-istri saja, tetapi juga untuk keluarnya. 
Ada anak yang merasa dibohongi oleh ayah/ibunya, tak rela kehilangan 
keberadaan ayah/ibunya, bahkan sampai mengungkapkan hal yang mungkin 
selama ini justru berusaha disembunyikan oleh ayah-ibunya.

Kalau munculnya cinta lain dalam perkawinan itu menimpa sosok 
populer, hampir bisa dipastikan bakal muncul terus-menerus di 
televisi, diliput dari segala sudut yang memungkinkan. Bila dulu 
tidak ada jawaban mengapa muncul "orang ketiga" dalam hubungan suami-
istri, maka survei tahun 1993 yang pernah dilakukan Sukiat, psikolog 
klinis dari Fakultas Psikologi Universitas Indonesia bersama majalah 
Tiara, misalnya, berusaha mencari jawabannya.

Meski cinta memang soal rasa yang sulit dijelaskan hingga bisa 
diterima akal sehat, namun Sukiat mendapati pria dan wanita punya 
perbedaan alasan terhadap munculnya cinta lain dalam perkawinan 
mereka. Perempuan yang menemukan cinta lain itu merasa hidup 
pernikahannya didera rasa kesepian. Dia tidak mendapatkan cukup 
kehangatan dari suaminya, hingga suatu saat menemukan pemenuhan 
kebutuhan psikisnya itu dari pria lain.

"Tidak perlu pria itu lebih ganteng, lebih pintar, atau lebih kaya 
dari suaminya. Cukup pria itu punya sesuatu yang bisa membuat si 
perempuan kagum. Hubungan seks sendiri menduduki posisi kesembilan 
dalam urutan penyebab perempuan selingkuh. Dia mau berhubungan seks 
dengan pria bukan suaminya karena hal itu menjadi balasan atas 
perhatian yang diterimanya dari si pria," kata Sukiat.

Sementara suami merasa menemukan cinta lain karena merasa komunikasi 
dengan si istri tidak lagi berjalan dengan baik. Hal ini bisa 
terjadi karena latar belakang pendidikan, sosial, ekonomi, sampai 
sebab istri dianggap terlalu dominan atau galak.

"Laki-laki akan mencari perempuan yang bisa diajak bicara dengan 
santai. Dia bisa mengungkapkan isi hatinya. Tidak perlu perempuan 
itu cantik atau pandai, yang penting bisa diajak ngomong," ujar 
Sukiat.

Ada pula suami yang merasa kecewa dengan penampilan istrinya, dan 
menemukan hal yang secara fisik lebih menarik pada perempuan di luar 
rumah. Misalnya, di depan suami, istri suka memakai baju apa adanya 
dan menggunakan berbagai alat kosmetika untuk mempercantik wajah.

"Si suami hanya melihat istrinya saat dia memakai masker wajah. 
Tetapi wajah cantik si istri justru diperlihatkan kepada orang lain 
saat dia berada di luar rumah. Lama-lama suami merasa bosan dengan 
pemandangan istri seperti itu," kata Sukiat menambahkan.

APA yang dinyatakan Sukiat memang berdasar hasil surveinya. Dari 
survei itu ditemukan hal-hal yang bisa menjadi penyebab munculnya 
cinta lain dalam kehidupan perkawinan. Pelaku-suami/istri-percintaan 
lain itu biasanya punya rasa bersalah terhadap pasangannya, entah 
itu diakui atau tidak. Namun, seperti kata Dian (36, bukan nama 
sebenarnya), istri yang menemukan suaminya punya cinta lain, hal itu 
membuatnya merasa tertipu, tidak dihargai, dan merasa tidak bisa 
lagi memercayai suaminya.

"Awalnya ada telepon dari rekan kerja suami yang mengatakan suami 
saya punya affair dengan rekan kerjanya. Saya tak pedulikan karena 
sangat mungkin dia hanya iri atau kesal pada suami saya. Tetapi, 
setahun usia pernikahan kami, saya dikejutkan oleh pengakuan suami, 
dia punya anak balita usia taman kanak-kanak," cerita Dian.

Perempuan karier itu merasa terkejut, tetapi bisa memaafkan suami 
karena hal itu terjadi sebelum mereka menikah. Namun, hal itu 
membuat Dian teringat pada telepon rekan kerja suaminya. Diam-diam 
dia mencari tahu kebenarannya, dan lewat daftar nomor telepon 
genggam suaminya, Dian tahu siapa cinta lain suaminya.

Kali ini Dian memilih menanyakannya, dan setelah berkilah kian 
kemari, akhirnya si suami mengaku tengah bingung karena "orang 
ketiga" itu tengah hamil. "Dia mengulangi kesalahan yang sama. 
Artinya, dia memang tak mau belajar dari pengalaman. Lalu untuk apa 
diteruskan," ujar Dian yang kemudian memilih memulangkan suami ke 
keluarganya.

Ketika keadaan sudah tenang, si suami mengaku mendapatkan cinta lain 
karena Dian terlalu dominan. Untuk Dian, hal itu hanya alasan, sebab 
bila memang cinta dan komitmen mereka kuat, keduanya akan berusaha 
memperbaiki diri. "Kami kawin baru setahun lebih, kalau banyak 
kekurangan atau kesalahan, kan bisa dibicarakan dan diperbaiki. 
Mengapa dia langsung selingkuh?" ujar Dian yang memilih bercerai.

Hal sama dengan penyelesaian berbeda dilakukan Eva (34) ketika 
suaminya berpacaran dengan banyak perempuan. Ibu tiga anak ini 
mendapati suaminya suka berpacaran dengan perempuan yang bekerja di 
karaoke, kelab malam, dan semacamnya. "Dia lakukan itu ketika usia 
pernikahan kami baru delapan bulan."

Kelakuan suaminya itu membuat keduanya jadi kerap bertengkar 
meskipun kemudian berbaikan kembali. Hal serupa berulang terus-
menerus. Eva tidak bisa menggugat cerai karena anak-anak tidak ingin 
orangtuanya berpisah. "Walaupun hati saya hancur, saya harus tetap 
memikirkan kepentingan anak-anak di atas segalanya. Saya tak ingin 
mengecewakan dan melukai hati mereka," tuturnya.

KONTROL sosial di kota besar dan banyaknya waktu yang dihabiskan 
pasangan yang keduanya bekerja di luar rumah sering kali dijadikan 
alasan tumbuhnya cinta lain dalam kehidupan perkawinan. Kedekatan 
hubungan dengan teman sekerja muncul karena intensitas waktu 
pertemuan mereka lebih tinggi daripada dengan pasangan di rumah.

Sinta (28, bukan nama sebenarnya) bukannya tak pernah berusaha 
mencari pria lajang sebagai pacarnya. Namun, entah mengapa dia 
justru jatuh cinta kepada salah satu bos di kantornya yang berusia 
42 tahun, beristri dan beranak lebih dari empat orang.

"Berkali-kali saya berusaha memutuskan hubungan ini. Saya mencari 
pria lain, namun faktanya saya kembali lagi kepadanya. Pria lajang 
suka menuntut hubungan seks padahal baru pacaran, saya jadi merasa 
direndahkan. Sementara si bos tak pernah sekali pun memintanya, kami 
lebih banyak bercakap-cakap, berbagi pengalaman dan pikiran. Kontak 
fisik sangat terbatas," kata Sinta yang mengaku tak ingin merusak 
rumah tangga bosnya, dan justru akan meninggalkan si pria bila dia 
berniat menceraikan istrinya.

Lalu, apa harapan Sinta dari hubungan dengan si bos yang sudah 
berlangsung selama lima tahun ini? "Saya jadi belajar bertoleransi. 
Saya mencintai dia apa adanya. Saya tidak sakit hati kalau dia 
menomorsatukan istri dan anak-anaknya daripada saya, karena kami 
tahu posisi masing-masing. Hubungan kami seperti dua sahabat yang 
kebetulan saling jatuh cinta," ucap Sinta yang mengaku siap hidup 
melajang ini.

Hal serupa juga dialami Rian (30-an, bukan nama sebenarnya). 
Penyakit yang dideritanya membuat dia harus kerap berhubungan dengan 
dokter yang merawatnya. Hubungan profesional itu melibatkan unsur 
emosi ketika si dokter ditinggalkan anak kesayangannya yang mesti 
belajar ke luar negeri.

"Dia mendapati saya bisa menggantikan peran anaknya. Saya juga 
merasa tenang setiap kali bertemu dia. Seakan-akan semua hal pasti 
bisa terselesaikan dengan baik bila bersamanya," kata Rian tentang 
kekasihnya yang berusia hampir dua kali lipat dari usianya.

Sama seperti Sinta, Rian juga tak ingin mengacaukan ketenteraman 
hidup keluarga kekasihnya. Dia juga berhasil membunuh rasa 
cemburunya kepada pasangan hidup resmi sang kekasih dengan alasan 
inilah cinta sejati. "Saya tidak mengambil harta, waktu, maupun 
fisiknya. Tak ada waktu tetap untuk bertemu, kami cukup puas hanya 
dengan saling bercerita lewat telepon atau internet," ujarnya.

KALAU cinta lain muncul dalam kehidupan perkawinan, apakah cerai 
merupakan jalan terbaik? 

Di sini tak ada kata baik atau buruk. Menurut Sukiat, sebelum 
menentukan langkah, sebaiknya pasangan itu mengkaji kembali tujuan 
hidup mereka. Jika keutuhan rumah tangga menjadi prioritas utama, 
mereka harus saling memaafkan dan bersama-sama menata hidup 
perkawinan mereka kembali.

"Jika memilih cerai, sebaiknya pilihan ini dilakukan ketika anak 
masih bayi, atau jika mereka sudah menikah. Jangan cerai ketika anak 
dalam masa pertumbuhan atau remaja karena ini akan melukai jiwa anak 
seumur hidupnya. Kalau sudah begini, yang dipertaruhkan adalah masa 
depan si anak," tutur Sukiat.

Menurut dia, jika istri yang menemukan cinta lain, dan pasangan ini 
memutuskan mempertahankan perkawinan mereka, maka si istri akan 
mendapat perlakuan "istimewa" dari suami. "Kejadian itu akan membuat 
suami mengawasi istrinya dengan ketat sepanjang hari. Suami akan 
posesif sekali dan selalu mengecek keberadaan istrinya," kata Sukiat 
menambahkan.

Sebaliknya, bila suami yang menemukan cinta lain, dan mereka sepakat 
memperbaiki pernikahan, si pria bisa diibaratkan menggali kuburnya 
sendiri. "Cinta perempuan terhadap pria atau suaminya itu biasanya 
bersifat penyerahan total. Cinta lain yang dianggap penyelewengan 
akan menimbulkan luka hati yang dalam. Sebaiknya istri pun membantu 
suami membangun kembali hubungan cinta mereka," ujar Sukiat.

Bagaimanapun, orang lain hanya bisa berkomentar, namun yang 
merasakan indahnya cinta maupun kepedihannya adalah mereka yang 
terlibat langsung di dalamnya. Maka, hati-hatilah pada ancaman cinta 
lain dalam perkawinan. Lebih baik menjauhinya, kalau tidak ingin 
menuai perkara…. (CP/ARN)

Sumber: KCM - Minggu, 22 Agustus 2004






Vincentia Divka <[EMAIL PROTECTED]> 
02/04/2006 08:54 AM
Please respond to
balita-anda@balita-anda.com


To
balita-anda@balita-anda.com
cc

Subject
Re: [balita-anda] permisi......ooT Yaaaa: Cowok Impian






dear moms,

kalo term kita .... suami impian kali ya ?

TGIF,
vincentia


On Thu, 2 Feb 2006 10:31:53 +0700, <[EMAIL PROTECTED]>
wrote:

> Penting nih buat para cowok yang sering gagal menggaet cewek.....
>
>
>
> http://www.friendster.com/useropen.php?uid=8004518
>
> Cowok Impian
> Cowok impian kriterianya sebagai berikut :
>
> 1. Care, ramah, jujur, setia, pengertian maksudnya :
>
>     Kita para cewek akan seneng kalo kalian memperhatikan kita
contohnya
> kalo     kita sakit kalian 'care' ke kita beberapa sms yang nanyain
> tentang kondisi kita     udah buat kita seneng loh :). Apalagi kalo 
> kalian
> juga bersifat ramah dalam     artian kalian para cowok kalo ngomong ke
> kita ga 'kasar' :). Kita para cewek     juga bakalan seneng kalo
kalian
> mau ngerti-in kita, kalo kita lagi sedih atau bad     mod kalian para
> cowok mau menghibur kita, mungkin hanya jadi pendengar     kita aja
udah
> bikin kita para cewek seneng (soalnya kita jadi merasa ga sendirian).
> Perhatian misalnya, kalo kita lagi jalan bareng trus ngeliat kita para
> cewek bawa barang banyak, akan lebih menyenangkan jika kalian para
cowok
> membantu membawa beberapa barang kita :)
>
> 2. Cowok yang rapi dan wangi :)
>
>     Rapi disini maksudnya kalian para cowok bisa menyesuaikan baju
yang
> dipakai,     kalo cuman jalan nyantai kalian pake kaos+jeans gpp, tapi
> kalo ke pesta kalian     pake kaos+jeans belel+sandal jepit
> (waduhh...gawat nih). Rapi juga termasuk     gaya rambut :), mungkin
ada
> yang suka ama dandanan rambut gondrong (gpp     sih, cuman kalian kudu
> rajin keramas ya biar rambut gondrong kalian tetap     segar :p), ada 
> juga
> yang suka dengan gaya rambut jabrik, gaya rambut ala     marcell (baik

yg
> kribo maupun yang botak :p) hehehehe...apapun gaya rambut     kalian, 
> kita
> para cewek seneng kalo kalian bakal jadi keren dengan gaya     rambut 
> yang
> kalian pilih :)
>
> 3. Cowok yang romantis :)
>
>     Romantis itu misalnya inget ama tanggal b'day kita, inget
> moment-moment     special yang mungkin kadang kita para cewek ga inget
> (kalo kalian     bisa ngingetin kita-kita tentang moment tersebut,
> wah...kita bakal seneng).     romantis juga bisa seperti suka buat 
> kejutan
> buat kita para cewek :)
>
> 4. Cowok yang ga egois dan ga mau menang sendiri :)
>
>     Maksudnya, kalo emang salah yah...akui aja, sehingga hubungan 
menjadi
> lebih     sehat :)
>
> 5. Cowok yang selalu mendukung/memotivasi kita agar kita jadi 'someone
> better' :)
>
> 6. Cowok yang sayang keluarga, karena besok-besok dia juga bakal
> memperlakukan kita seperti itu :)
>
>
>
>


================
Kirim bunga, http://www.indokado.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke: 
[EMAIL PROTECTED]
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]







================
Kirim bunga, http://www.indokado.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke