sama dong mbak :) Pasha malah sudah 25 bln tapi ngomongnya masih bahasa dewa :-p Bilang 'Bunda' sama 'Ayah' juga blon bisa.. Perkembangan tiap anak memang beda kok mbak, yang penting jangan bosan menstimulasi Gillian ya mbak :) Berikut saya fwd-kan sedikit informasi soal speech delay yang dulu pernah diposting sama mbak Luluk, Mudah2an bermanfaat ya :)
regards, Hera *From:* "Luluk Lely Soraya I" <[EMAIL PROTECTED]> *Date: *Thu Sep 1, 2005 6:13 pm *Subject:* Re : [sehat] (TANYA) umur 20 bulan belum bicara Dear Mbak Ina, Membaca email mbak, saya jadi teringat pengalaman dari salah seorg ibu terhebat yg pernah saya kenal, Hanni Armansyah. Beliau salah seorg Smart Parent yg juga moderator milis ini. Dari pengalaman beliau membesarkan putri sulungnya, Amanda, saya belajar banyak sekali. Termasuk juga bagaimana menghadapi anak2 yg spesial dalam perkembangannya. Dan yg gak kalah hebatnay adalah kesabaran dalam menghadapi anak dg kondisi speech delay. Dan saya selalu ingat kata2 blio bahwa the best therapist is PARENT ! Krn itu rasanya gak ada email yg tepat kecuali email blio yg pernah dishare di milis ini. Dan email ini jgua rasanya tepat utk menjawab kekhawatiran mbak. Semoga membantu. Luluk ------------------------------------- From: "Adam & Hanni Armansyah" <[EMAIL PROTECTED] <http://health.groups.yahoo.com/group/sehat/post?postID=Jdp_YzKqMBBB7PFTYan-6EwvH1F06mKmRdsb-RoCdIpFER8kxobIEprQjv2AsbTC1RG7zneMC7Or>> To: <[EMAIL PROTECTED] <http://health.groups.yahoo.com/group/sehat/post?postID=RT5vHyIRBS9kpVdsNmvFNDBVsEINe56Uo9QwsRyOCzqOyhpxccceTaBTTgWCLfgjxQyxz32Sqdk8j9qB7zEnRw>> Sent: Monday, June 07, 2004 11:25 PM Subject: Re: [sehat] bicara batita Hai Novi, aku boleh coba ikutan urun pendapat ya.. mudah2an ngga telat (abis baru sempet bacain mails sehat nii ) aku setuju banget sama dr. Wati.. tiap anak itu unik dan mereka punya waktu tahapan perkembangannya masing2.. salah satu ciri anak autis memang telat bicara, tapi bukan berarti semua anak yg telat bicara itu autis.. begitu juga dgn 'tidak merespon waktu dipanggil'.. mungkin harus kita liat bener2, dia ngga nengok mungkin krn pas kita panggil juga pas ada hal lain yg lagi menarik perhatiannya? Kecenderungan hiperaktif pun menurut aku sulit sekali dinilai pada usia balita (apalagi batita), krn memang kemampuan & rentang konsentrasi anak usia segitu bervariasi sekali kan? Kontak matapun cara mengukurnya ngga semata2 meliat kemampuan si anak berpandangan sama org yg ngajak dia bicara.. tapi juga kontak mata saat kita menunjukkan sesuatu di arah sana atau sini, jadi aku pribadi justru takut menginterpretasikan checklist kriteria anak yg dianggap punya disorder spt adhd, autisme dll.. khawatir aja bhw standar & persepsi kita waktu liat checklist itu beda2... lalu kita jadi terlalu mudah untuk kasih label disorder pd anak kebetulan sulungku baru verbal di usia ke-4.. dan Alhamdulillah, di umurnya yg ke5 ini walaupun masih belum terlalu mampu bicara sesuai konteks & runtutan waktu, kosa kata anakku begitu banyak dan susah disuruh diam ;p Sebelum mengarahkan ke dugaan speech delay atau apapun, coba deh Novi amati keseharian Hans.. Gimana dg makanannya? apa dia udah makan makanan kasar spt orang dewasa? Terlalu lama makan makanan cair/lembut bisa menyebabkan otot2 oromotor (di daerah mulut & rahang ya Dok, bener ngga sih?) anak males lho ternyata.. dan krn otot ini ngga terlatih, kemampuan bicara anakpun terhambat... terus gimana dg pola interaksi anak dg orang2 terdekatnya? apa orangtua / pengasuh pendiam? atau mungkin malah terlalu dominan, jadi anaknya merasa ngga perlu banyak bicara? apa anak didampingi terus selama sebagian besar waktunya, sehingga ngga ada kebutuhan untuk 'manggil' dan menggunakan kemampuan verbalnya utk mencari orang lain? kembali lagi ke prinsip bahwa tiap anak beda.. ngga bisa dipukul rata bahwa kalau anak telat bicara, itu pasti disebabkan kurang rangsangan, krn over-stimulation juga bisa menyebabkan anak takut/males ngomong.. gimana suasana di rumah..? apa sehari2 sepi, jadi anaknya ikut 'nyepi'.. atau malah hiruk pikuk, jadi anaknya 'tenggelem' saking ramenya.. Dulu aku pernah nginep bawa anak sulungku di rumah kerabat yg tv-nya ada 3 (di salah satu kamar, di ruang tamu & di ruang makan) Bisa tuh, pada satu waktu semua tv nyala.. dg program yg beda, tapi suaranya lumayan keras semua.. belum lagi orangnya banyak, semua nonton sambil ngomong.. wah, anakku kaya gasing, lari sana-sini.. liaaaaar sekali! I literally had to catch her dan meluk, kalau mau dia stop lari & lompat2.. Nah ternyata memang anakku itu kalau mau diajak bicara, ngga bole ada distraction.. jadi tv harus mati, ngga ada orang yg lagi ngomong atau berkegiatan yg seru2.. soalnya kalo ada yg rame2 gitu dia bakalan seperti ada di ruang kedap suara, ngga denger / noleh ke kita sama sekali.. ini yg dulu sering bikin dokter curiga dan melabel dia dg macem2 diagnosa... gimana dg language exposure? apa anak diajak bicara dlm 2 atau lebih bahasa? ada memang anak yg ngga masalah dpt exposure seperti ini, tapi kembali lagi.. tiap anak beda. Ada juga anak yang malah jadi bingung bahasa, apalagi kalau belum ada satupun bahasa yg ajeg (apa sih yg bhs indonesianya? hehe) dipakainya.. Buat anak2 spt ini, rasanya seperti lagi belajar nangkep bola, eh dilemparin beberapa bola sekaligus... kan kewalahan, ngga tau mana duluan yg mau ditangkep. coba deh Novi cari tau, minat Hans apa? dia suka nyanyi-kah? kalau iya.. pake itu sebagai alat utk rangsang dia bicara.. suara ibu di kuping anaknya ngga pernah fals kok Nov, hehe.. jadi dari satu lagu cicak2 di dinding, kita bisa ganti2 liriknya jadi macem2... untuk ngajak mandi, untuk nidurin.. semuaaa aja dilagu'in.. jadi dia tertarik. Atau kalau dia senengnya kegiatan yg akrobatik kaya pemain sirkus.. ikutin aja, lompat, berguling.. sambil ngomong mengindentifikasikan apa yg kita lakukan.. "lompaaat... sekali lagii.. ke kiri.... ke kanan..." gitu misalnya.. atau kalau dia sukanya kegiatan yg motorik halus spt nggunting atau nempel, coba bikin scrap book.. bisa dari foto (bisa juga motretnya bareng2, that'll be a fun activity, ya kan?) atau dari gambar di katalog/majalah tua.. digunting, trus satu gambar ditempel di satu halaman (pakai aja buku gambar), tiap hari kita ulang2.. misalnya kalau aku dulu, krn anakku belum tau nama2 anggota keluarga, ya kita potret tuh si eyang, pakde, bude.. tiap halaman hanya satu gambar, supaya dia bisa fokus.. tiap hari kita buka satu buku aja.. kadang dia cuma tahan liat 2 halaman, udah bosen.. ya udah stop aja ngga usah dipaksa.. nanti kalau mood dia lagi bagus, coba lagi.. lama2 dia bisa nyebut sendiri... trus tau2 kalo ketemu orangnya dia bisa menyapa.. Tapi tentunya.. ini proses yg waktunya ngga bisa disamain antara 1 anak dg lainnya.. mungkin ngga akan terjadi dalam sekejap shg butuh waktu dan kesabaran luar biasaaaa.. tp juga mungkin sebaliknya, berlangsung cepet sekali.... wah, udah kepanjangan nih.. maaf ya.. semoga ngga malah tambah mbingungin.. salam untuk Hans ! /hanni ---------------- Mengapa Anak Mengalami Kesulitan Belajar Bicara Dalam periode 24 tahun (Tahun 1971 sampai dengan 1995) Dr. James MacDonnald bekerja di Ohio State University, mendalami masalah Keterlambatan Bicara pada Anak. Sebagai seorang ahli Patologi Bahasa dan Wicara, ia melatih para terapis wicara dan orangtua untuk menjadi 'rekan' bicara dari anak-anak. Intinya, ia ingin mengajarkan orang dewasa untuk tidak mendominasi pembicaraan dan menjadikan anak sebagai 'obyek' dalam suatu pembicaraan. Sejak pensiun di tahun 1995, Jim mendedikasikan waktu dan tenaganya untuk memimpin "Communicating Partners Center". Ia telah membuat banyak tulisan mengenai Keterlambatan Bicara, sekaligus juga membuka forum diskusi "Communicating" di internet. Di bawah ini adalah salah satu tulisannya yang merupakan analisa / hasil penelitian atas ribuan anak yang mengalami keterlambatan dalam perkembangan verbal /bicara-nya. Yang penting untuk diingat dalam membaca tulisan-tulisan Jim adalah bahwa komunikasi berarti kemampuan bicara DAN mendengar yang berlangsung DUA ARAH. ======================================================== Mengapa Anak Mengalami Kesulitan dalam Belajar Berbicara ======================================================== Ini hanyalah sedikit dari sekian banyak masalah yang kami temui: KETERBATASAN dalam PENDENGARAN Seringkali ditemui kondisi medis sementara maupun kerusakan permanen dalam pendengaran anak PERKEMBANGAN OTOT yang LAMBAT Beberapa anak mengalami kesulitan melakukan gerakan mulut/rahang cepat untuk mengkombinasikan dan mengkoordinasikan apa yang ingin mereka katakan dengan suara & bahasa yang harus mulut mereka hasilkan KELAMBANAN dalam MENGERTI BAHASA ORANG DEWASA Tidak mudah bagi anak untuk memproses panjang (dan cepat)-nya informasi yang di-'ekspos' oleh orang dewasa melalui bahasa 'rumit' yang mereka pakai SEDIKITNYA LATIHAN DALAM BERINTERAKSI dengan ORANG LAIN Anak kurang mendapat kesempatan untuk berinteraksi dengan orang lain guna melatih kemampuan komunikasi mereka PERAN yang TERLALU PASIF dalam KEHIDUPAN SOSIAL Kebanyakan anak lebih sering ditempatkan dalam posisi "menerima" dan tidak "memberi" dalam hubungannya dengan orang lain. Hal ini mengakibatkan tidak terbiasanya mereka berpartisipasi secara aktif; hal yang dibutuhkan dalam perkembangan bicara mereka CARA KOMUNIKASI "KUNO" SUDAH TERLALU NYAMAN DIPAKAI Beberapa anak, khususnya dalam hubungan di dalam keluarganya, terbiasa dengan nyaman berkomunikasi menggunakan gerakan, bahasa tubuh maupun bunyi-bunyian saja. Hal ini boleh jadi merupakan cara komunikasi yang efektif di dalam rumah, namun tidak dalam lingkup masyaarakat, di mana anak butuh menggunakan bahasa secara verbal sampai ke tingkat kata-kata yang rumit ORANG DEWASA TIDAK MENGANGGAP ANAK MAMPU Banyak orang dewasa tidak melibatkan anak dalam berkomunikasi, karena memiliki pemikiran bahwa anak tersebut belum mampu berpartisipasi aktif ataupun mengerti pembicaraan yang berlangsung. ORANG DEWASA BICARA ATAS NAMA MEREKA Seringkali orang dewasa bicara atas nama anak, sehingga mereka kelihatan tidak berbicara TIDAK CUKUP WAKTU untuk BERBICARA Sering terjadi bahwa dalam suatu proses komunikasi, orang dewasa tidak menunggu cukup lama guna memberi kesempatan pada anak untuk merespon. Kebanyakan anak bersikap pasif dalam berkomunikasi, sepertinya mereka mengerti bahwa mereka tidak akan diberi kesempatan untuk bicara. TERLALU BANYAK RANGSANGAN Sekalipun untuk niat dan tujuan yang baik, seringkali anak di'jejali' dengan terlalu banyak bahasa, sehingga mereka kewalahan. Rasanya seperti anak yang sedang belajar menangkap bola, lalu dilempari beberapa bola sekaligus. TERLALU BANYAK BAHASA "SEKOLAH"; KURANG BAHASA yang "KOMUNIKATIF" Kebanyakan anak pada awal usianya diajarkan bahasa yang mencakup 'warna', 'angka', yang sebetulnya tidak terlalu bermanfaat dalam komunikasi sehari-hari. Anak membutuhkan rangsangan bahasa yang sifatnya praktis; mencakup kosa kata yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, karena mereka akan melatih kemampuan berbahasanya melalui kehidupan sehari-hari. TERLALU BANYAK BAHASA "PERTUJUKAN"; KURANG "OBROLAN" SOSIAL Kebanyakan anak menggunakan bahasa untuk menunjukkan kemampuannya meniru sesuatu kepada orang dewasa; apakah itu sajak pendek, syair lagu, mengulang cerita yang didongengkan kepada mereka, dll. Hanya sedikit yang mendapatkan kesempatan untuk 'ngobrol' dan bertanya jawab secara santai, sehingga terbangun hubungan 'pertemanan' dengan orang yang berkomunikasi dengan mereka. TERLALU BANYAK BERMAIN SENDIRIAN Tentunya anak belajar banyak melalui permainannya dengan boneka, robot atau mainan lainnya. Namun untuk melatih kemampuannya berkomunikasi, ia akan membutuhkan juga manusia yang melakukan pembicaraan timbal balik sesuai dengan kemampuan si anak. Disadur bebas; HS(9/03) ------------------ Kapankah Anakku akan Mulai Bicara? Entah sudah berapa sering saya mendapat pertanyaan di atas, sepanjang perjalanan karir saya selama 20 tahun sebagai ahli patologi bahasa. Sepertinya, para orangtua menunggu munculnya kemampuan berbahasa pada anak-anak mereka seperti menunggu sebuah angkutan umum. Mereka merasa tidak memiliki kontrol untuk mengetahui kapan kemampuan itu akan muncul. Namun justru sebetulnya, kemampuan berbahasa pada anak sangat dipengaruhi oleh orangtuanya. Secara umum, di'rumus'kan bahwa seorang anak akan mengucapkan kata pertamanya antara usia 10 sampai dengan 18 bulan. Tidak ada tabel waktu yang bisa secara persis menyatakan kapan seorang anak akan bicara. Cukup banyak anak yang mulai berbicara di usia lebih dari 18 bulan dan masih terus mengembangkan kemampuan berbahasanya, terutama dalam hal percakapan. Kita juga sering luput mengamati, bahwa anak anak-anak yang bicara dengan orang tertentu, tetapi tidak dengan yang lainnya. Nah, ketika pada usia ke-2 anak terlihat tidak menggunakan kata-kata dalam bermain dan memenuhi kebutuhan / keinginannya, maka kita harus teliti menelaah bagaimana kemampuannya dalam pra-berbahasa. Oleh karena itu, pertanyaan yang harus diajukan sebenarnya adalah ; "Apa yang dibutuhkan dan harus dilakukan oleh seorang anak sebelum ia bisa bicara dan menggunakan bahasa dalam berkomunikasi?" Dari pengalaman bertahun-tahun mewawancarai para orangtua, saya bisa membuat kesimpulan bahwa kebanyakan orangtua menganggap kemampuan anak berbahasa muncul secara otomatis, seperti halnya tumbuhnya rambut, bertambahnya berat badan dll, tanpa harus ada bantuan khusus dari orangtua, anggota keluarga maupun orang yang sehari-hari berhubungan dengan si anak. Jadi apabila Anda cemas bahwa anak Anda terlambat bicara, saya harap Anda tidak berpikir bahwa kemampuan bahasanya akan tumbuh sendiri tanpa bantuan Anda, seperti halnya tubuhnya yang tumbuh dan berkembang tanpa bantuan Anda Untuk dapat mengembangkan kemampuannya bicara dan berbahasa, Anak Anda perlu memiliki beberapa kebiasaan yang kita, orang dewasa tak pernah pikirkan sebagai kebiasaan yang dibutuhkan untuk dapat berbicara. Kebiasaan tersebut antara lain adalah bermain dengan orang lain, bermain secara bermakna dengan benda-benda yang ada, meniru, bergiliran / bergantian, melakukan interaksi (timbal balik), berkomunikasi secara non-verbal, dan menikmati hubungan dengan orang lain. Seringkali orangtua membawa anaknya yang berusia 3,4,5,6 tahun atau lebih untuk menemui saya dengan keluhan bahwa mereka belum bisa bicara atau kalaupun bicara hanya bicara sendiri saja. Para orangtua ini biasanya merasa bahwa mereka sudah melakukan segala hal yang bisa mereka lakukan, dari mulai mengajak bermain sampai mengajarkan bicara, sebagaimana mereka melakukannya dengan anak-anak mereka yang lainnya. Tetapi karena segala cara itu tak juga berhasil, maka mereka menyimpulkan bahwa ada sesuatu yang tidak beres dengan anak mereka tersebut. Beberapa keluhan dari para orangtua yang lazim saya temui adalah : "Anakku tidak bermain seperti halnya anak lain bermain" "Dia jarang memperhatikan hal-hal yang terjadi di sekelilingnya" "Ia tidak tertarik pada hal-hal baru" "Apa yang dia lakukan, pasti dilakukannya berulang-ulang" "Dia mendapatkan apa yang dibutuhkannya dengan cara menuntun kami ke hal yang dia inginkan atau dengan membuat suara-suara yang tidak jelas" "Anakku tidak menikmati kebersamaan dengan orang lain jika tanpa kegiatan" "Anakku lebih senang menyendiri" "Ia tidak mempedulikan orang lain" "Dia tidak bisa bermain bersama dengan sesamanya" Semua keluhan di atas menunjukkan kekhawatiran dan kecemasan dari pada orangtuanya mengenai anak-anaknya yang belum berbicara. Jadi, apa jawaban dari pertanyaan "Kapan Anakku Akan Bicara?" Dari pengalaman saya mengikuti perkembangan kemampuan berkomunikasi anak-anak di lebih dari 500 keluarga, maka jawabannya adalah -Ketika anak-anak itu sudah mengembangkan hubungan dengan orang-orang yang masuk ke dalam dunia mereka dan menjadi mitra mereka yang memiliki laju kecepatan sama dengan mereka. Saya sudah berkali-kali mengatakan kepada para orangtua untuk berhenti berharap Anaknya dapat sekonyong-konyong bicara. Sebaliknya, saya meminta mereka untuk melihat ke dalam diri mereka sendiri dan mereka akan menemukan betapa besar kekuatan yang mereka miliki untuk membantu anak mereka bicara. Tujuan utama saya adalah mengajarkan para orangtua apa yang anak mereka butuhkan sebelum bicara dan yang sama pentingnya, mengjarkan mereka cara-cara ALAMI untuk mengubah diri mereka sehingga anak bisa lebih banyak belajar BERSAMA dengan mereka. Sekarang saya akan mengingatkan Anda tentang beberapa hal penting yang Anda dan anak Anda dapat lakukan secara rutin. Hal ini telah membantu anak-anak lain mempersiapkan diri mereka untuk bicara. Perhatikanlah, ketika Anda membaca daftar di bawah ini Anda mungkin akan mengatakan dua hal; Pertama, bahwa Anda dan anak anda telah melakukan hal-hal tersebut. Mungkin saja pernyataan Anda itu benar, tetapi mungkin saat melakukannya, anak Anda belum siap menjadikannya suatu kebiasaan rutin. Kedua, anda mungkin mengatakan bahwa hal-hal ini dilakukan hanya oleh anak-anak usia bayi, sementara anda merasa bahwa anak anda sudah besar, lalu anda tidak merasa ingin melakukan hal-hal seperti itu lagi. Jika itu pernyataan Anda, maka jawaban saya adalah bahwa anak, dalam usia berapapun, dapat belajar mengenai hal-hal yang mereka tidak pernah pelajari sebelumnya, asalkan mereka memiliki mitra yang antusias mendukung dan melakukan kegiatan itu bersama-sama dengan mereka. Lihatlah daftar di bawah ini, lalu dengan menggunakan skala 1 sampai 5 (1=tidak pernah, 3=jarang, 5=rutin dilakukan) tulislah berapa sering hal ini dilakukan YANG PERLU DILAKUKAN OLEH ANAK Sering bermain dengan orang lain Bermain dengan benda-benda secara bermakna (telpon2an, masak2an, minum teh, mengendarai mobil dll) Menirukan tingkah laku dan bunyi-bunyian orang lain Bergiliran / bergantian Berinteraksi dengan orang lain, secara berkala semakin lama jangka waktunya Menggunakan bahasa tubuh dan bunyi-bunyian dalam berkomunikasi Aktif terlibat dalam permainan dengan orang lain dan menikmatinya Menunjukkan minatnya terhadap hal-hal yang baru YANG PERLU ANDA LAKUKAN Sering bermain, sesering anak Anda Menyamai gerak-gerik dan cara komunikasi anak Menunggu - memberi waktu kepada anak untuk melakukan gilirannya dalam berinteraksi Menunjukkan kepada anak, langkah selanjutnya Bergiliran dan membiarkan giliran anak lebih lama dibanding Anda Merespon terhadap setiap gerakan dan bunyi yang dibuat anak, sekecil apapun itu Menjadikan permainan sebagai suatu hal yang menyenangkan dan bukan sebagai pelajaran / keharusan Dr. James MacDonald Disadur bebas (HS 9/03) ---------------------------------------------------------------------------- What Can I Do To Help My Child Talk? I've worked with hundreds of parents and professionals whose main desire was they wanted their child to talk. Many of them thought that since their child had delays, getting her to talk meant teaching her, like teaching numbers and other school-like things. However, we have found that there's a great deal of play, turn-taking, and nonverbal communication needed before words are ready to come. But for now, lets look at what parents can do once their child is ready for words. Use the guide below to prepare your child to be a frequent and enjoyable talker. PLAY FREQUENTLY in ways your child plays BALANCE your times together; be sure both of you do about as much as the other WAIT FOR YOUR CHILD TO TALK; avoid doing all the talking MATCH your child's actions MATCH your child's communications, communicate in ways your child can do TALK AS MUCH AS YOUR CHILD DOES; then show him a next step RESPOND to your child's little sounds and actions as communications at first RESPOND MORE to your child's words than gestures or sounds, after he's talking regularly SHOW HIM WHAT TO SAY in one or two words MAKE TALKING TIMES MORE PLAY THAN WORK TRANSLATE your child's own language of sounds and movements into A WORD DON'T RUSH YOUR CHILD TO WORDS; communicating with sounds come first REDUCE YOUR QUESTIONS; show your child what to say instead ACCEPT ANY PRONUNCIATIONS AT FIRST, he won't talk like an adult until he practices a lot BECOME MORE OF A PLAY PARTNER THAN A TEACHER; your child will stay and learn more BE A LIVING DICTIONARY; put words on your child's experiences as they happen ---Dr. Jim MacDonald a professor of Speech and Language pathology and Developmental disabilities at the Ohio State University On 3/1/06, jacq. n. jill <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Dear All, > Gillian saya sudah berumur 21 bulan tapi kok belum bisa ngomong ya??? > Setiap > hari saya menunggu dia ngomong tapi ga keluar omongan dari > mulutnya.Kalaungomong atau nyanyi pakai bahasa dewa sih dia > jago.Dia sekolah di Gymboree dari umur 8 bulan.Perlu diketahui, terkadang > saya suka memperhatikan kalau dia sedang bernyanyi karena dia menggunakan > bahasanya sambil meniru gerakkan yang ada di Gymboree, tapi tentu saja dia > bernyanyi dalam bahasanya.Apa ada yang punya pengalaman seperti saya??? > Apa > yang harus saya lakukan??? Untuk mengucapkan "mama" saja dia tidak > mau.Padahal kakaknya waktu 8 bulan saja sudah bisa mengucapkan kata > "daddy" > dan "mami".Setahun Jackie sudah bisa ngomong banyak dan seusia dia, sudah > bisa diajak berkomunikasi,saya ingat betul ketika usia Jackie 18 bulan dia > sudah bisa ngomong,"ngak mau pakai pampers".Apa ya yang musti aku > lakukan??? > > -- > Regards, > Susan > >