sama dong mbak :)
Pasha malah sudah 25 bln tapi ngomongnya masih bahasa dewa :-p
Bilang 'Bunda' sama 'Ayah' juga blon bisa..
Perkembangan tiap anak memang beda kok mbak, yang penting jangan bosan
menstimulasi Gillian ya mbak :)
Berikut saya fwd-kan sedikit informasi soal speech delay yang dulu pernah
diposting sama mbak Luluk,
Mudah2an bermanfaat ya :)

regards,
Hera

 *From:* "Luluk Lely Soraya I" <[EMAIL PROTECTED]>
*Date: *Thu Sep 1, 2005  6:13 pm
*Subject:* Re : [sehat] (TANYA) umur 20 bulan belum bicara


Dear Mbak Ina,

Membaca email mbak, saya jadi teringat pengalaman dari salah seorg ibu
terhebat yg pernah saya kenal, Hanni Armansyah.
Beliau salah seorg Smart Parent yg juga moderator milis ini.

Dari pengalaman beliau membesarkan putri sulungnya, Amanda, saya belajar
banyak sekali. Termasuk juga bagaimana menghadapi anak2 yg spesial dalam
perkembangannya. Dan yg gak kalah hebatnay adalah kesabaran dalam
menghadapi anak dg kondisi speech delay. Dan saya selalu ingat kata2 blio
bahwa the best therapist is PARENT !

Krn itu rasanya gak ada email yg tepat kecuali email blio yg pernah
dishare di milis ini. Dan email ini jgua rasanya tepat utk menjawab
kekhawatiran mbak.

Semoga membantu.
Luluk
-------------------------------------

From: "Adam & Hanni Armansyah" <[EMAIL PROTECTED]
<http://health.groups.yahoo.com/group/sehat/post?postID=Jdp_YzKqMBBB7PFTYan-6EwvH1F06mKmRdsb-RoCdIpFER8kxobIEprQjv2AsbTC1RG7zneMC7Or>>
To: <[EMAIL PROTECTED]
<http://health.groups.yahoo.com/group/sehat/post?postID=RT5vHyIRBS9kpVdsNmvFNDBVsEINe56Uo9QwsRyOCzqOyhpxccceTaBTTgWCLfgjxQyxz32Sqdk8j9qB7zEnRw>>
Sent: Monday, June 07, 2004 11:25 PM
Subject: Re: [sehat] bicara batita

Hai Novi,

aku boleh coba ikutan urun pendapat ya.. mudah2an ngga telat (abis baru
sempet bacain mails sehat nii )

aku setuju banget sama dr. Wati.. tiap anak itu unik dan mereka punya waktu
tahapan perkembangannya masing2..  salah satu ciri anak autis memang telat
bicara, tapi bukan berarti semua anak yg telat bicara itu autis.. begitu
juga dgn 'tidak merespon waktu dipanggil'.. mungkin harus kita liat bener2,
dia ngga nengok mungkin krn pas kita panggil juga pas ada hal lain yg lagi
menarik perhatiannya? Kecenderungan hiperaktif pun menurut aku sulit sekali
dinilai pada usia balita (apalagi batita), krn memang kemampuan & rentang
konsentrasi anak usia segitu bervariasi sekali kan? Kontak matapun cara
mengukurnya ngga semata2 meliat kemampuan si anak berpandangan sama org yg
ngajak dia bicara.. tapi juga kontak mata saat kita menunjukkan sesuatu di
arah sana atau sini, jadi aku pribadi justru takut menginterpretasikan
checklist kriteria anak yg dianggap punya disorder spt adhd, autisme dll..
khawatir aja bhw standar & persepsi kita waktu liat checklist itu beda2...
lalu kita jadi terlalu mudah untuk kasih label disorder pd anak

kebetulan sulungku baru verbal di usia ke-4.. dan Alhamdulillah, di umurnya
yg ke5 ini walaupun masih belum terlalu mampu bicara sesuai konteks &
runtutan waktu, kosa kata anakku begitu banyak dan susah disuruh diam ;p
Sebelum mengarahkan ke dugaan speech delay atau apapun, coba deh Novi amati
keseharian Hans.. Gimana dg makanannya? apa dia udah makan makanan kasar spt
orang dewasa? Terlalu lama makan makanan cair/lembut bisa menyebabkan otot2
oromotor (di daerah mulut & rahang ya Dok, bener ngga sih?) anak males lho
ternyata.. dan krn otot ini ngga terlatih, kemampuan bicara anakpun
terhambat...

terus gimana dg pola interaksi anak dg orang2 terdekatnya? apa orangtua /
pengasuh pendiam? atau mungkin malah terlalu dominan, jadi anaknya merasa
ngga perlu banyak bicara? apa anak didampingi terus selama sebagian besar
waktunya, sehingga ngga ada kebutuhan untuk 'manggil' dan menggunakan
kemampuan verbalnya utk mencari orang lain? kembali lagi ke prinsip bahwa
tiap anak beda.. ngga bisa dipukul rata bahwa kalau anak telat bicara, itu
pasti disebabkan kurang rangsangan, krn over-stimulation juga bisa
menyebabkan anak takut/males ngomong..

gimana suasana di rumah..? apa sehari2 sepi, jadi anaknya ikut 'nyepi'..
atau malah hiruk pikuk, jadi anaknya 'tenggelem' saking ramenya.. Dulu aku
pernah nginep bawa anak sulungku di rumah kerabat yg tv-nya ada 3 (di salah
satu kamar, di ruang tamu & di ruang makan) Bisa tuh, pada satu waktu semua
tv nyala.. dg program yg beda, tapi suaranya lumayan keras semua.. belum
lagi orangnya banyak, semua nonton sambil ngomong.. wah, anakku kaya gasing,
lari sana-sini.. liaaaaar sekali! I literally had to catch her dan meluk,
kalau mau dia stop lari & lompat2.. Nah ternyata memang anakku itu kalau mau
diajak bicara, ngga bole ada distraction.. jadi tv harus mati, ngga ada
orang yg lagi ngomong atau berkegiatan yg seru2.. soalnya kalo ada yg rame2
gitu dia bakalan seperti ada di ruang kedap suara, ngga denger / noleh ke
kita sama sekali..  ini yg dulu sering bikin dokter curiga dan melabel dia
dg macem2 diagnosa...

gimana dg language exposure? apa anak diajak bicara dlm 2 atau lebih bahasa?
ada memang anak yg ngga masalah dpt exposure seperti ini, tapi kembali
lagi.. tiap anak beda. Ada juga anak yang malah jadi bingung bahasa, apalagi
kalau belum ada satupun bahasa yg ajeg (apa sih yg bhs indonesianya? hehe)
dipakainya.. Buat anak2 spt ini, rasanya seperti lagi belajar nangkep bola,
eh dilemparin beberapa bola sekaligus... kan kewalahan, ngga tau mana duluan
yg mau ditangkep.

coba deh Novi cari tau, minat Hans apa? dia suka nyanyi-kah? kalau iya..
pake itu sebagai alat utk rangsang dia bicara.. suara ibu di kuping anaknya
ngga pernah fals kok Nov, hehe.. jadi dari satu lagu cicak2 di dinding, kita
bisa ganti2 liriknya jadi macem2... untuk ngajak mandi, untuk nidurin..
semuaaa aja dilagu'in.. jadi dia tertarik. Atau kalau dia senengnya kegiatan
yg akrobatik kaya pemain sirkus.. ikutin aja, lompat, berguling.. sambil
ngomong mengindentifikasikan apa yg kita lakukan.. "lompaaat... sekali
lagii.. ke kiri.... ke kanan..." gitu misalnya..

atau kalau dia sukanya kegiatan yg motorik halus spt nggunting atau nempel,
coba bikin scrap book.. bisa dari foto (bisa juga motretnya bareng2, that'll
be a fun activity, ya kan?) atau dari gambar di katalog/majalah tua..
digunting, trus satu gambar ditempel di satu halaman (pakai aja buku
gambar), tiap hari kita ulang2.. misalnya kalau aku dulu, krn anakku belum
tau nama2 anggota keluarga, ya kita potret tuh si eyang, pakde, bude.. tiap
halaman hanya satu gambar, supaya dia bisa fokus.. tiap hari kita buka satu
buku aja.. kadang dia cuma tahan liat 2 halaman, udah bosen.. ya udah stop
aja ngga usah dipaksa.. nanti kalau mood dia lagi bagus, coba lagi.. lama2
dia bisa nyebut sendiri... trus tau2 kalo ketemu orangnya dia bisa menyapa..

Tapi tentunya.. ini proses yg waktunya ngga bisa disamain antara 1 anak dg
lainnya.. mungkin ngga akan terjadi dalam sekejap shg butuh waktu dan
kesabaran luar biasaaaa.. tp juga mungkin sebaliknya, berlangsung cepet
sekali....

wah, udah kepanjangan nih.. maaf ya.. semoga ngga malah tambah mbingungin..
salam untuk Hans !

/hanni
----------------
Mengapa Anak Mengalami Kesulitan Belajar Bicara


Dalam periode 24 tahun (Tahun 1971 sampai dengan 1995) Dr. James
MacDonnald bekerja di Ohio State University, mendalami masalah
Keterlambatan Bicara pada Anak. Sebagai seorang ahli Patologi Bahasa dan
Wicara, ia melatih para terapis wicara dan orangtua untuk menjadi 'rekan'
bicara dari anak-anak. Intinya, ia ingin mengajarkan orang dewasa untuk
tidak mendominasi pembicaraan dan menjadikan anak sebagai 'obyek' dalam
suatu pembicaraan. Sejak pensiun di tahun 1995, Jim mendedikasikan waktu
dan tenaganya untuk memimpin "Communicating Partners Center". Ia telah
membuat banyak tulisan mengenai Keterlambatan Bicara, sekaligus juga
membuka forum diskusi "Communicating" di internet.
Di bawah ini adalah salah satu tulisannya yang merupakan analisa / hasil
penelitian atas ribuan anak yang mengalami keterlambatan dalam
perkembangan verbal /bicara-nya. Yang penting untuk diingat dalam membaca
tulisan-tulisan Jim adalah bahwa komunikasi berarti kemampuan bicara DAN
mendengar yang berlangsung DUA ARAH.

========================================================
Mengapa Anak Mengalami Kesulitan dalam Belajar Berbicara
========================================================

Ini hanyalah sedikit dari sekian banyak masalah yang kami temui:

KETERBATASAN dalam PENDENGARAN
Seringkali ditemui kondisi medis sementara maupun kerusakan permanen dalam
pendengaran anak

PERKEMBANGAN OTOT yang LAMBAT
Beberapa anak mengalami kesulitan melakukan gerakan mulut/rahang cepat
untuk mengkombinasikan dan mengkoordinasikan apa yang ingin mereka katakan
dengan suara & bahasa yang harus mulut mereka hasilkan

KELAMBANAN dalam MENGERTI BAHASA ORANG DEWASA
Tidak mudah bagi anak untuk memproses panjang (dan cepat)-nya informasi
yang di-'ekspos' oleh orang dewasa melalui bahasa 'rumit' yang mereka
pakai

SEDIKITNYA LATIHAN DALAM BERINTERAKSI dengan ORANG LAIN
Anak kurang mendapat kesempatan untuk berinteraksi dengan orang lain guna
melatih kemampuan komunikasi mereka

PERAN yang TERLALU PASIF dalam KEHIDUPAN SOSIAL
Kebanyakan anak lebih sering ditempatkan dalam posisi "menerima" dan tidak
"memberi" dalam hubungannya dengan orang lain. Hal ini mengakibatkan tidak
terbiasanya mereka berpartisipasi secara aktif; hal yang dibutuhkan dalam
perkembangan bicara mereka

CARA KOMUNIKASI "KUNO" SUDAH TERLALU NYAMAN DIPAKAI
Beberapa anak, khususnya dalam hubungan di dalam keluarganya, terbiasa
dengan nyaman berkomunikasi menggunakan gerakan, bahasa tubuh maupun
bunyi-bunyian saja. Hal ini boleh jadi merupakan cara komunikasi yang
efektif di dalam rumah, namun tidak dalam lingkup masyaarakat, di mana
anak butuh menggunakan bahasa secara verbal sampai ke tingkat kata-kata
yang rumit

ORANG DEWASA TIDAK MENGANGGAP ANAK MAMPU
Banyak orang dewasa tidak melibatkan anak dalam berkomunikasi, karena
memiliki pemikiran bahwa anak tersebut belum mampu berpartisipasi aktif
ataupun mengerti pembicaraan yang berlangsung.

ORANG DEWASA BICARA ATAS NAMA MEREKA
Seringkali orang dewasa bicara atas nama anak, sehingga mereka kelihatan
tidak berbicara

TIDAK CUKUP WAKTU untuk BERBICARA
Sering terjadi bahwa dalam suatu proses komunikasi, orang dewasa tidak
menunggu cukup lama guna memberi kesempatan pada anak untuk merespon.
Kebanyakan anak bersikap pasif dalam berkomunikasi, sepertinya mereka
mengerti bahwa mereka tidak akan diberi kesempatan untuk bicara.

TERLALU BANYAK RANGSANGAN
Sekalipun untuk niat dan tujuan yang baik, seringkali anak di'jejali'
dengan terlalu banyak bahasa, sehingga mereka kewalahan. Rasanya seperti
anak yang sedang belajar menangkap bola, lalu dilempari beberapa bola
sekaligus.

TERLALU BANYAK BAHASA "SEKOLAH"; KURANG BAHASA yang "KOMUNIKATIF"
Kebanyakan anak pada awal usianya diajarkan bahasa yang mencakup 'warna',
'angka', yang sebetulnya tidak terlalu bermanfaat dalam komunikasi
sehari-hari. Anak membutuhkan rangsangan bahasa yang sifatnya praktis;
mencakup kosa kata yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, karena
mereka akan melatih kemampuan berbahasanya melalui kehidupan sehari-hari.

TERLALU BANYAK BAHASA "PERTUJUKAN"; KURANG "OBROLAN" SOSIAL
Kebanyakan anak menggunakan bahasa untuk menunjukkan kemampuannya meniru
sesuatu kepada orang dewasa; apakah itu sajak pendek, syair lagu,
mengulang cerita yang didongengkan kepada mereka, dll. Hanya sedikit yang
mendapatkan kesempatan untuk 'ngobrol' dan bertanya jawab secara santai,
sehingga terbangun hubungan 'pertemanan' dengan orang yang berkomunikasi
dengan mereka.

TERLALU BANYAK BERMAIN SENDIRIAN
Tentunya anak belajar banyak melalui permainannya dengan boneka, robot
atau mainan lainnya. Namun untuk melatih kemampuannya berkomunikasi, ia
akan membutuhkan juga manusia yang melakukan pembicaraan timbal balik
sesuai dengan kemampuan si anak.
Disadur bebas; HS(9/03)
------------------

Kapankah Anakku akan Mulai Bicara?

Entah sudah berapa sering saya mendapat pertanyaan di atas, sepanjang
perjalanan karir saya selama 20 tahun sebagai ahli patologi bahasa.
Sepertinya, para orangtua menunggu munculnya kemampuan berbahasa pada
anak-anak mereka seperti menunggu sebuah angkutan umum. Mereka merasa tidak
memiliki kontrol untuk mengetahui kapan kemampuan itu akan muncul. Namun
justru sebetulnya, kemampuan berbahasa pada anak sangat dipengaruhi oleh
orangtuanya.

Secara umum, di'rumus'kan bahwa seorang anak akan mengucapkan kata
pertamanya antara usia 10 sampai dengan 18 bulan. Tidak ada tabel waktu yang
bisa secara persis menyatakan kapan seorang anak akan bicara. Cukup banyak
anak yang mulai berbicara di usia lebih dari 18 bulan dan masih terus
mengembangkan kemampuan berbahasanya, terutama dalam hal percakapan. Kita
juga sering luput mengamati, bahwa anak anak-anak yang bicara dengan orang
tertentu, tetapi tidak dengan yang lainnya. Nah, ketika pada usia ke-2 anak
terlihat tidak menggunakan kata-kata dalam bermain dan memenuhi kebutuhan /
keinginannya, maka kita harus teliti menelaah bagaimana kemampuannya dalam
pra-berbahasa.

Oleh karena itu, pertanyaan yang harus diajukan sebenarnya adalah ; "Apa
yang dibutuhkan dan harus dilakukan oleh seorang anak sebelum ia bisa bicara
dan menggunakan bahasa dalam berkomunikasi?"

Dari pengalaman bertahun-tahun mewawancarai para orangtua, saya bisa membuat
kesimpulan bahwa kebanyakan orangtua menganggap kemampuan anak berbahasa
muncul secara otomatis, seperti halnya tumbuhnya rambut, bertambahnya berat
badan dll, tanpa harus ada bantuan khusus dari orangtua, anggota keluarga
maupun orang yang sehari-hari berhubungan dengan si anak.

Jadi apabila Anda cemas bahwa anak Anda terlambat bicara, saya harap Anda
tidak berpikir bahwa kemampuan bahasanya akan tumbuh sendiri tanpa bantuan
Anda, seperti halnya tubuhnya yang tumbuh dan berkembang tanpa bantuan Anda

Untuk dapat mengembangkan kemampuannya bicara dan berbahasa, Anak Anda perlu
memiliki beberapa kebiasaan yang kita, orang dewasa tak pernah pikirkan
sebagai kebiasaan yang dibutuhkan untuk dapat berbicara. Kebiasaan tersebut
antara lain adalah bermain dengan orang lain, bermain secara bermakna dengan
benda-benda yang ada, meniru, bergiliran / bergantian, melakukan interaksi
(timbal balik), berkomunikasi secara non-verbal, dan menikmati hubungan
dengan orang lain.

Seringkali orangtua membawa anaknya yang berusia 3,4,5,6 tahun atau lebih
untuk menemui saya dengan keluhan bahwa mereka belum bisa bicara atau
kalaupun bicara hanya bicara sendiri saja. Para orangtua ini biasanya merasa
bahwa mereka sudah melakukan segala hal yang bisa mereka lakukan, dari mulai
mengajak bermain sampai mengajarkan bicara, sebagaimana mereka melakukannya
dengan anak-anak mereka yang lainnya. Tetapi karena segala cara itu tak juga
berhasil, maka mereka menyimpulkan bahwa ada sesuatu yang tidak beres dengan
anak mereka tersebut.

Beberapa keluhan dari para orangtua yang lazim saya temui adalah :
"Anakku tidak bermain seperti halnya anak lain bermain"
"Dia jarang memperhatikan hal-hal yang terjadi di sekelilingnya"
"Ia tidak tertarik pada hal-hal baru"
"Apa yang dia lakukan, pasti dilakukannya berulang-ulang"
"Dia mendapatkan apa yang dibutuhkannya dengan cara menuntun kami ke hal
yang dia inginkan atau dengan membuat suara-suara yang tidak jelas"
"Anakku tidak menikmati kebersamaan dengan orang lain jika tanpa kegiatan"
"Anakku lebih senang menyendiri"
"Ia tidak mempedulikan orang lain"
"Dia tidak bisa bermain bersama dengan sesamanya"

Semua keluhan di atas menunjukkan kekhawatiran dan kecemasan dari pada
orangtuanya mengenai anak-anaknya yang belum berbicara.

Jadi, apa jawaban dari pertanyaan "Kapan Anakku Akan Bicara?" Dari
pengalaman saya mengikuti perkembangan kemampuan berkomunikasi anak-anak di
lebih dari 500 keluarga, maka jawabannya adalah -Ketika anak-anak itu sudah
mengembangkan hubungan dengan orang-orang yang masuk ke dalam dunia mereka
dan menjadi mitra mereka yang memiliki laju kecepatan sama dengan mereka.

Saya sudah berkali-kali mengatakan kepada para orangtua untuk berhenti
berharap Anaknya dapat sekonyong-konyong bicara. Sebaliknya, saya meminta
mereka untuk melihat ke dalam diri mereka sendiri dan mereka akan menemukan
betapa besar kekuatan yang mereka miliki untuk membantu anak mereka bicara.
Tujuan utama saya adalah mengajarkan para orangtua apa yang anak mereka
butuhkan sebelum bicara dan yang sama pentingnya, mengjarkan mereka
cara-cara ALAMI untuk mengubah diri mereka sehingga anak bisa lebih banyak
belajar BERSAMA dengan mereka.

Sekarang saya akan mengingatkan Anda tentang beberapa hal penting yang Anda
dan anak Anda dapat lakukan secara rutin. Hal ini telah membantu anak-anak
lain mempersiapkan diri mereka untuk bicara. Perhatikanlah, ketika Anda
membaca daftar di bawah ini Anda mungkin akan mengatakan dua hal; Pertama,
bahwa Anda dan anak anda telah melakukan hal-hal tersebut. Mungkin saja
pernyataan Anda itu benar, tetapi mungkin saat melakukannya, anak Anda belum
siap menjadikannya suatu kebiasaan rutin. Kedua, anda mungkin mengatakan
bahwa hal-hal ini dilakukan hanya oleh anak-anak usia bayi, sementara anda
merasa bahwa anak anda sudah besar, lalu anda tidak merasa ingin melakukan
hal-hal seperti itu lagi. Jika itu pernyataan Anda, maka jawaban saya adalah
bahwa anak, dalam usia berapapun, dapat belajar mengenai hal-hal yang mereka
tidak pernah pelajari sebelumnya, asalkan mereka memiliki mitra yang
antusias mendukung dan melakukan kegiatan itu bersama-sama dengan mereka.

Lihatlah daftar di bawah ini, lalu dengan menggunakan skala 1 sampai 5
(1=tidak pernah, 3=jarang, 5=rutin dilakukan) tulislah berapa sering hal ini
dilakukan

YANG PERLU DILAKUKAN OLEH ANAK
Sering bermain dengan orang lain
Bermain dengan benda-benda secara bermakna (telpon2an, masak2an, minum teh,
mengendarai mobil dll)
Menirukan tingkah laku dan bunyi-bunyian orang lain
Bergiliran / bergantian
Berinteraksi dengan orang lain, secara berkala semakin lama jangka waktunya
Menggunakan bahasa tubuh dan bunyi-bunyian dalam berkomunikasi
Aktif terlibat dalam permainan dengan orang lain dan menikmatinya
Menunjukkan minatnya terhadap hal-hal yang baru


YANG PERLU ANDA LAKUKAN
Sering bermain, sesering anak Anda
Menyamai gerak-gerik dan cara komunikasi anak
Menunggu - memberi waktu kepada anak untuk melakukan gilirannya dalam
berinteraksi
Menunjukkan kepada anak, langkah selanjutnya
Bergiliran dan membiarkan giliran anak lebih lama dibanding Anda
Merespon terhadap setiap gerakan dan bunyi yang dibuat anak, sekecil apapun
itu
Menjadikan permainan sebagai suatu hal yang menyenangkan dan bukan sebagai
pelajaran / keharusan

Dr. James MacDonald

Disadur bebas (HS 9/03)
----------------------------------------------------------------------------
What Can I Do To Help My Child Talk?

I've worked with hundreds of parents and professionals whose main desire
was they wanted their child to talk. Many of them thought that since their
child had delays, getting her to talk meant teaching her, like teaching
numbers and other school-like things. However, we have found that there's
a great deal of play, turn-taking, and nonverbal communication needed
before words are ready to come. But for now, lets look at what parents can
do once their child is ready for words.
Use the guide below to prepare your child to be a frequent and enjoyable
talker.

PLAY FREQUENTLY in ways your child plays

BALANCE your times together; be sure both of you do about as much as the
other

WAIT FOR YOUR CHILD TO TALK; avoid doing all the talking

MATCH your child's actions

MATCH your child's communications, communicate in ways your child can do

TALK AS MUCH AS YOUR CHILD DOES; then show him a next step

RESPOND to your child's little sounds and actions as communications at first

RESPOND MORE to your child's words than gestures or sounds, after he's
talking regularly

SHOW HIM WHAT TO SAY in one or two words

MAKE TALKING TIMES MORE PLAY THAN WORK

TRANSLATE your child's own language of sounds and movements into A WORD

DON'T RUSH YOUR CHILD TO WORDS; communicating with sounds come first

REDUCE YOUR QUESTIONS; show your child what to say instead

ACCEPT ANY PRONUNCIATIONS AT FIRST, he won't talk like an adult until he
practices a lot

BECOME MORE OF A PLAY PARTNER THAN A TEACHER; your child will stay and
learn more

BE A LIVING DICTIONARY; put words on your child's experiences as they happen

---Dr. Jim MacDonald
a professor of Speech and Language pathology and Developmental
disabilities at the Ohio State University







On 3/1/06, jacq. n. jill <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Dear All,
> Gillian saya sudah berumur 21 bulan tapi kok belum bisa ngomong ya???
> Setiap
> hari saya menunggu dia ngomong tapi ga keluar omongan dari
> mulutnya.Kalaungomong atau nyanyi pakai bahasa dewa sih dia
> jago.Dia sekolah di Gymboree dari umur 8 bulan.Perlu diketahui, terkadang
> saya suka memperhatikan kalau dia sedang bernyanyi karena dia menggunakan
> bahasanya sambil meniru gerakkan yang ada di Gymboree, tapi tentu saja dia
> bernyanyi dalam bahasanya.Apa ada yang punya pengalaman seperti saya???
> Apa
> yang harus saya lakukan??? Untuk mengucapkan "mama" saja dia tidak
> mau.Padahal kakaknya waktu 8 bulan saja sudah bisa mengucapkan kata
> "daddy"
> dan "mami".Setahun Jackie sudah bisa ngomong banyak dan seusia dia, sudah
> bisa diajak berkomunikasi,saya ingat betul ketika usia Jackie 18 bulan dia
> sudah bisa ngomong,"ngak mau pakai pampers".Apa ya yang musti aku
> lakukan???
>
> --
> Regards,
> Susan
>
>

Kirim email ke