Moms... saya punya artikel ttg ini. Maaf klo dah dapet.
Mudah2an berkenan..

Salam
-Kartika-
Ibunya Nabiel
=====================================================================


      Media Indonesia, Kamis, 05 Agustus 2004 03:53 WIB

      KESEHATAN

--------------------------------------------------------------------------

      Pakai Pampers Terus-menerus Kurangi Sensitivitas Bayi
     
      BOGOR--MIOL: Saat ini ada kecenderungan umum bahwa dengan alasan
kepraktisan tak jarang para ibu menggunakan pampers (popok bayi berdaya
serap tinggi) untuk bayi di bawah lima tahun (Balita)-nya.

      Namun, sebuah seminar tentang Pendidikan Anak Dini Usia dan Pendidikan
Tempat Penitipan Anak (TPA) Agriananda yang diselenggarakan di Institut
Pertanian Bogor (IPB), mengemukakan bahwa pemakaian pampers terus-menerus
akan berdampak psikologis yang kurang baik bagi Balita.

      Hal ini diungkap oleh Ketua Pengelola Sasana Bina Balita Mitra Badan
Urusan Logistik (Bulog) Jakarta, Dra Tuty Wahyuti PSi.

      "Penggunaan pampers terus-menerus dapat mengurangi sensitivitas anak
terhadap lingkungan sekitarnya. Kondisi tersebut akan berdampak psikologis
yang kurang baik saat dewasa, seperti ketidakpedulian terhadap lingkungan
dan rasa percaya diri yang kurang," katanya pada seminar yang digagas Dharma
Wanita Persatuan IPB itu.

      Lazimnya, kata dia, Balita akan menangis bila merasa kurang nyaman
terhadap perubahan lingkungan atau adanya gangguan fisik seperti basah oleh
air kencingnya sendiri.

      Dengan pemakaian pampers, Balita membawa pipis bahkan 'pub'-nya
kemana-mana tanpa terganggu.

      Namun, katanya, karena biasa pipis di dalam pampers, menyebabkan anak
malas ke kamar mandi dan pipis di tempat, dan mental ini kemudian terbawa
ketika dewasa.

      Karena itu, ia menyarankan sebagai pengganti, lebih baik menggunakan
popok kain. "Ini akan merangsang balita lebih peka pada lingkungan, dan
penggunaan pampers hanya digunakan dalam keadaan mendesak saja," katanya.

      Pada kesempatan sama, pembicara lain, Ir Alhidayati Aziz, MSi,
menyatakan, pemahaman tentang perkembangan anak usia dini perlu dipahami
oleh para ibu.

      Ia mengatakan, selain dipengaruhi gen, perkembangan otak anak juga
dipengaruhi lingkungan.

      Saat lahir, kata dia, otak meproduksi lebih dari triliunan neuron dan
synap-synap (hubungan antar sel-sel otak) yang sangat dibutuhkan, di mana
Synap berfungsi menghubungkan dunia luar dengan otak.

      Selama tiga tahun pertama kehidupan, katanya, synap-synap berkembang
cepat melalui rangsangan dari luar.

      Anak mencapai intelektual tertinggi (sekitar 50 persen) pada masa itu,
di mana synap- synap ini cenderung menjadi memori tetap dan hilang bila
tidak digunakan.

      Menurut dia, stress atau trauma emosional menyebabkan otak memproduksi
hormon. Tingkat hormon tinggi seperti kartisol mengakibatkan sel otak mati
dan hubungan antar sel berkurang.

      Menurut Alhidayati, otak manusia terdiri dari belahan otak kanan dan
otak kiri. Otak kiri mengatur bagian tubuh sebelah kanan dan sebaliknya.
Belahan otak kiri sangat penting untuk berbicara dalam menulis, keterampilan
berhitung dan ilmiah, memahami bahasa isyarat, serta pikiran logis.

      Sedangkan belahan otak kanan bertanggung jawab untuk kesadaran musik,
seni, persepsi ruang, pola, wawasan dan imajinasi.

      Ia menjelaskan, gerakan dapat merekatkan kedua belahan otak, sehingga
memungkinkan anak menyampaikan informasi antara belahan otak kanan dan kiri.

      Alasan inilah, katanya, meniscayakan anak usia dini harus bergerak
untuk bisa belajar, di mana mereka bisa memperhatikan dan belajar jika bebas
bergerak, sementara duduk diam merupakan tekanan dan menghambat kemampuan
anak menyerap seluruh informasi baru.

      "Kita kadang menganggap anak yang diam itu baik, tidak merepotkan.
Tapi sebenarnya itu berbahaya karena otak anak tak berkembang. Jadi jangan
paksa anak untuk diam meski kita terganggu dengan aktivitasnya," katanya.

      Dari dasar ini, kata dia, seharusnya sebuah taman penitipan anak
didirikan dengan mengembangkan suasana bermain menyenangkan, yang akan
merangsang proses belajar yang cepat pada anak.

      Oleh karena itu hendaknya TPA menyediakan tiga jenis mainan yakni
mainan sensorimotor, mainan peran dan mainan pembangunan, katanya. (Ant/O-2)
      


================
Kirim bunga, http://www.indokado.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke