Mba, tks banget nih artikelnya, sangat2 bermanfaat, karna kemaren anak saya
sakit panas, 5 hari saya tidak mandikan, hanya di lap saja...hehe...ternyata
salah persepsi ya.....

Rgd,
Rina
----- Original Message ----- 
From: "Ibunda Arka" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <balita-anda@balita-anda.com>
Sent: Thursday, March 16, 2006 9:58 AM
Subject: [balita-anda] Sedikit Tips cara merawat si kecil kalau lagi demam


> Buat Bunda uci N mama felix
> ini ada sedikit tips dari temen kantorku pada saat Arka demam...
> Semoga membantu...
> Maaf buat yang kurang berkenan atau sudah pernah dibahas
>
> Salam Ibunda Arka
>
>
> Sedikit Tips cara merawat si kecil kalau lagi demam
> >
> > Bagaimana meng-kompres yang efektif
> >
> > Ternyata kompres dengan es sudah ketinggalan zaman dan tak efektif.
> >
> > Yang paling pas, gunakan air hangat dan mandikan anak. Selama ini
> > kompres air dingin atau es, lazim diterapkan para ibu saat anaknya
> > demam atau panas tinggi. "Kalau suhunya 37,5 sampai 39 derajat
> > Celcius, cukup pakai obat-obat penurun panas. Tapi kalau sampai 39-40
> > derajat Celcius, kompres perlu dilakukan untuk membantu menurunkan
> > panas," kata dr. Waldi Nurhamzah, Sp.A, dari FKUI/RSUPN Cipto
> > Mangunkusumo Jakarta. "Penyakit apa pun, dari yang ringan seperti flu
> > atau infeksi ringan, hingga infeksi berat di susunan saraf pusat atau
> > di otak, dapat menggunakan kompres."
> >
> >
> > JUSTRU TAMBAH PANAS
> >
> > Zaman dulu, kata Waldi, untuk mengompres umumnya digunakan air dingin
> > atau es. Ternyata cara itu kini sudah ditinggalkan. "Sebab, kalau
> > tubuh dikompres es atau air dingin, suhunya tak turun, malah makin
> > tinggi. Ini terjadi karena mekanisme tubuh yang sedemikian rupa, di
> > mana jika kondisi di luar dingin, maka tubuh akan menginterpretasi-
> > kan kalau dirinya kurang panas. Akibatnya, tubuh pun akan tambah
> > panas."
> >
> > Selain itu, efek dingin bisa membuat pembuluh darah di permukaan
> > kulit jadi mengecil. Alhasil, panas yang seharusnya dialirkan oleh
> > darah ke kulit agar keluar, terhalang karena jalannya terhambat.
> > "Kompres dingin juga bisa membuat pusat pengaturan panas
> > dalam tubuh jadi kacau. Saraf-saraf yang digunakan untuk melihat atau
> > memantau suasana di luar tubuh menangkap kesan, di luar tubuh dingin,
> > sehingga tubuh pun akan bertambah panas." Kendati kompres dingin
> > sudah tidak lagi dianjurkan karena berdampak negatif, "Tapi tak
> > sepenuhnya ditinggalkan. Untuk sejumlah kasus semisal luka memar dan
> > bakar, kompres air dingin masih kerap digunakan. Bahkan air dingin
> > disiramkan ke tubuh korban luka bakar," jelas Waldi.
> >
> >
> > BAHAYA PAKAI ALKOHOL
> >
> > Selain kompres air dingin atau es, kompres alkohol juga amat
> > diakrabi. Biasanya, lanjut Waldi, dilakukan pada pasien di rumah-
> > rumah sakit. Prinsip kerjanya adalah karena sifat alkohol yang mudah
> > menguap. "Untuk menguap memerlukan panas dan panas tadi berasal atau
> > diambil dari tubuh pasien. Nah, diharapkan, dengan kompres alkohol,
> > panas tubuh akan berangsur turun."
> >
> > Namun, seiring dengan kemajuan ilmu kedokteran, kompres alkohol sudah
> > mulai ditinggalkan karena dapat membahayakan kesehatan. "Jika alkohol
> > dibalurkan ke tubuh, uapnya dapat terhirup si sakit. Ini bisa
> > mengganggu susunan saraf pusat." Selain itu, alkohol pun mudah
> > terbakar, sehingga berbahaya.
> >
> >
> > AIR HANGAT
> >
> > Nah, saat ini yang lazim digunakan adalah kompres dengan air hangat
> > atau suam-suam kuku. "Ini cara terbaik untuk menurunkan panas."
> > Sebab, jelas Waldi, kalau suhu di luar tubuh terasa hangat, maka
> > tubuh akan menginterpretasikan bahwa suhu di luar cukup
> > panas. "Dengan demikian, tubuh anak akan menurunkan kontrol pengatur
> > suhu di otaknya, supaya suhu tubuhnya jangan terlalu panas." Jadi,
> > kebalikan dari kompres air dingin, tubuh yang panas akan semakin
> > panas, karena tubuh menganggap di luar suhunya dingin.
> >
> > Walau demikian, cara termudah untuk menurunkan suhu tubuh anak adalah
> > dengan memberinya obat penurun panas. Di rumah sakit pun, pasien yang
> > datang dengan keluhan panas tinggi, tindakan pertama yang dilakukan
> > adalahmemberinya obat penurun panas. "Kalau sudah dikasih obat tapi
> > panas tetap tinggi, baru dikompres. Jadi, kompres bukan untuk keadaan
> > darurat. Ia dipakai untuk membantu menurunkan panas, selain pemberian
> > obat penurun panas." Dengan kata lain, kalau ternyata obat penurun
> > panas yang diberikan dirasakan telah cukup, anak pun tak perlu lagi
> > dikompres.
> >
> > TETAP HARUS MANDI
> >
> > Cara mengompres dengan air hangat yang paling efektif, kata Waldi,
> > adalah memandikannya dengan air hangat. "Minimal, itulah yang
> > disebutkan di literatur asing," katanya. Anak yang sakit, katanya,
> > harus dimandikan, dicelup, atau dibilas dengan air hangat. "Bukan
> > sekadar melap tubuh atau kepala anak dengan handuk hangat. Kalau
> > perlu, anak yang sakit dimasukkan ke dalam bak mandi beri air hangat.
> > Cara ini terbukti sangat membantu untuk menurunkan panas badan anak."
> >
> > Tak perlu khawatir penyakit anak bakal bertambah parah jika
> > dimandikan dengan air hangat. "Biarkan si kecil main air hangat.
> > Apalagi pada dasarnya anak kecil suka air." Selama ini ada pemahaman
> > yang salah dari para orang tua, bahwa anak sakit tidak boleh kena air
> > atau mandi. Pemahaman tersebut, menurut Waldi, harus
> > disingkirkan. "Itu semua masa lalu. Justru orang tua harus sadar,
> > anak sakit pun, badannya harus senantiasa bersih. Di rumah sakit pun,
> > anak harus mandi. Nah, apalagi di rumah?" Ia juga mengingatkan, kulit
> > anak sakit penuh oleh kuman hingga harus tetap mandi agar bersih.
> >
> > Lalu bagaimana kalau anak tak mau mandi dengan alasan lagi sakit?
> >
> > "Ya, pandai-pandainya orang tua membujuk. Memang, anak cenderung
> > malas kena air dingin. Tapi air hangat, anak pasti suka. Kalaupun
> > anak tak mau mandi di kamar mandi, kan, bisa dimandikan di tempat
> > tidur."
> >
> >
> > TEMPAT TEPAT
> >
> > Kembali ke soal kompres, pada prinsipnya mengompres adalah memberi
> > kemungkinan agar panas yang ada dalam tubuh dapat mengalir keluar.
> > Panas keluar melalui tempat-tempat di mana pembuluh darah besar yang
> > dekat dengan kulit berada, seperti di leher, ketiak, dan
> > selangkangan. "Jangan di dahi karena tak banyak manfaatnya untuk
> > menurunkan panas." Kalau hanya dahi yang dikompres, tutur
> > Waldi, "Yang dingin, ya, cuma dahinya, sementara tubuhnya tetap
> > panas." Cara yang benar adalah meletakkan kompres di tempat yang
> > tepat, yaitu di leher, ketiak, dan selangkangan.
> >
> > Nah, sekarang sudah lebih paham, kan?
> >
> > dr. Waldi Nurhamzah, Sp.A,
> > FKUI/RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta
>
>
>
>
> .
>
>
> ######################################
> CNI Mendapatkan Predikat Superbrands
> Satu lagi bukti dedikasi kami pada kualitas dan pelayanan
> ######################################
> .
>
>
>
>
> ================
> Kirim bunga, http://www.indokado.com
> Info balita: http://www.balita-anda.com
> Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke:
[EMAIL PROTECTED]
> Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]



================
Kirim bunga, http://www.indokado.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke