Dear Mbak Muthi.,
Seringnay sih mbak baby pup berulang  n mencret itu karena virus… yg bs
dateng dari udara, makan yg masuk, dsb or bs juga krn salah makan atau 
baru pertama kali dikenalkan jenis makanan tertentu..
So, spy ga susah  ngenalin penyebabnya aja bs dicoba buburnya dipisahin
aja walo diblender… misal berasnya disendirin, bayamnya sendiri n lauknay
jg sendiri2 gitu pake piring yg terkotak-kotak spt lagian mbak klo dicampur
alias diublek jd satu susah dong anaknya blajar mengenal rasa…

Trus mbak bs juga lebih disterilkan lagi deh tempat makannya krn klo kurang
bersih bs jg menyebabkan pup encer… but klo anaknyamasih aktiv juga sih
ga terlalu kuatir dehhhh

Kavin wkt awal2 makan bubur havermuth juga lembek gitu faesesnya but ga
lama kmdan normal lagiiii

Ini aku ada artikel ttg pup baby smoga membantu yah

KENALI WARNA DAN BENTUK FESES BAYI
 From NAKITA

Frekuensi yang sering bukan berarti pencernaannya terganggu. Waspadai
bila
warnanya putih atau disertai darah. Kegiatan buang air besar pada bayi
kadang membuat khawatir orang tua. Warna, bentuk dan polanya yang
berbeda
dengan orang dewasa inilah yang kerap menimbulkan kecemasan. Sebelum
kita
menjadi cemas, berikut penjelasan dr. Waldi Nurhamzah, Sp.A, tentang
feses
bayi.

WARNA

Umumnya, warna-warna tinja pada bayi dapat dibedakan menjadi kuning
atau
cokelat, hijau, merah, dan putih atau keabu-abuan. Normal atau tidaknya
sistem pencernaan bayi, dapat dideteksi dari warna-warna tinja
tersebut.

Kuning

Warna kuning diindikasikan sebagai feses yang normal. Kata Waldi, warna
feses bayi sangat dipengaruhi oleh susu yang dikomsumsinya. "Bila bayi 
minum
ASI secara eksklusif, tinjanya berwarna lebih cerah dan cemerlang atau
didominasi warna kuning, karenanya disebut golden feces. Berarti ia
mendapat
ASI penuh, dari foremilk (ASI depan) hingga hindmilk (ASI belakang)."

Warna kuning timbul dari proses pencernaan lemak yang dibantu oleh
cairan
empedu. Cairan empedu dibuat di dalam hati dan disimpan beberapa waktu 
di
dalam kandung empedu sampai saatnya dikeluarkan. Bila di dalam usus
terdapat
lemak yang berasal dari makanan, kandung empedu akan berkontraksi
(mengecilkan ukurannya) untuk memeras cairannya keluar. Cairan empedu
ini
akan memecah lemak menjadi zat yang dapat diserap usus.

Sedangkan bila yang diminum susu formula, atau ASI dicampur susu
formula,
warna feses akan menjadi lebih gelap, seperti kuning tua, agak cokelat,
cokelat tua, kuning kecoklatan atau cokelat kehijauan.

Hijau

Feses berwarna hijau juga termasuk kategori normal. Meskipun begitu,
warna
ini tidak boleh terus-menerus muncul. "Ini berarti cara ibu memberikan
ASI-nya belum benar. Yang terisap oleh bayi hanya foremilk saja,
sedangkan
hindmilk-nya tidak." Kasus demikian umumnya terjadi kalau produksi ASI
sangat melimpah.

Di dalam payudaranya, ibu memiliki ASI depan (foremilik) dan ASI
belakang
(hindmilk). Pada saat bayi menyusu, ia akan selalu mengisap ASI depan
lebih
dulu. Bagian ini mempunyai lebih banyak kandungan gula dan laktosa tapi
rendah lemak. Sifatnya yang mudah dan cepat diserap membuat bayi sering
lapar kembali. Sedangkan, ASI belakang (hindmilk) akan terisap kalau
foremilk yang keluar lebih dulu sudah habis. Hindmilk mengandung banyak
lemak. "Lemak ini yang membuat tinja menjadi kuning."

Nah, kalau bayi hanya mendapat foremilk yang mengandung sedikit lemak
dan
banyak gula, kadang-kadang terjadi perubahan pada proses pencernaan
yang
akhirnya membuat feses bayi berwarna hijau. Bahkan sering juga dari
situ
terbentuk gas yang terlalu banyak (kentut melulu), sehingga bayi merasa
tak
nyaman (kolik).

Mestinya yang bagus itu tidak hijau terus, tapi hijau kuning, hijau dan
kuning, bergantian. "Ini berarti bayi mendapat ASI yang komplet, dari
foremilk sampai hindmilk supaya kandungan gizinya komplet. Nah, ibu
harus
mengusahakan agar bayinya mendapat foremilk dan hindmilk sekaligus."

Sayangnya, disamping ASI, ibu juga kerap memberikan tambahan susu
formula.
Sebelum proses menyusunya mencapai hindmilk, anak sudah telanjur diberi
susu
formula hingga kenyang. Akibatnya, ia hanya mendapat ASI foremilk saja.

Waldi menyarankan, "Berikan ASI secara eksklusif. Perbaiki
penatalaksanaan
pemberiannya agar bayi bisa mendapat foremilk dan hindmilk." Kiatnya
mudah;
susui bayi dengan salah satu payudara sampai ASI di situ habis, baru
pindah
ke payudara berikutnya.

Merah

Warna merah pada kotoran bayi bisa disebabkan adanya tetesan darah yang
menyertai. Namun dokter tetap akan melihat, apakah merah itu disebabkan
darah dari tubuhnya sendiri atau dari ibunya.

Jika bayi sempat mengisap darah ibunya pada proses persalinan, maka
pada
fesesnya akan ditemukan bercak hitam yang merupakan darah. Umumnya
bercak
itu muncul selama satu sampai tiga hari. "Jadi, tinggal dites saja,
asalnya
dari mana? Dari darah ibu atau darah bayi." Bila darah itu tetap muncul
pada
fesesnya (bisa cair ataupun bergumpal), dan ternyata bukan berasal dari
darah ibu, maka perlu diperiksa lebih lanjut. Kemungkinannya hanya dua,
yaitu alergi susu formula bila bayi sudah mendapatkannya, dan
penyumbatan
pada usus yang disebut invaginasi. Dua-duanya butuh penanganan. Kalau
ternyata invaginasi, bayi harus segera dioperasi.

"Darah ini sangat jarang berasal dari disentri amuba atau basiler,
karena
makanan bayi, kan, belum banyak ragamnya dan belum makan makanan
yang
kotor." Kalau penyakitnya serius, biasanya bayi juga punya keluhan
lain,
seperti perutnya membuncit atau menegang, muntah, demam, rewel dan
kesakitan.

Putih/Keabua-abuan

Waspadai segera jika feses bayi yang baru lahir berwarna kuning pucat
atau
putih keabu-abuan. Baik yang encer ataupun padat. Warna putih
menunjukkan
gangguan yang paling riskan. Bisa disebabkan gangguan pada hati atau
penyumbatan saluran empedu. "Ini berarti cairan empedunya tidak bisa
mewarnai tinja, dan ini tidak boleh terjadi karena sudah 'lampu
merah'."
Waldi menegaskan, bila bayi sampai mengeluarkan tinja berwarna putih,
saat
itu juga ia harus dibawa ke dokter. Jangan menundanya sampai
berminggu-minggu karena pasti ada masalah serius yang harus
diselesaikan
sebelum bayi berumur tiga bulan. Sebagai langkah pertama, umumnya
dokter
akan segera melakukan USG pada hati dan saluran empedunya.

"Yang sering terjadi, ibu terlambat membawa bayinya. Dipikirnya tinja
ini
nantinya akan berubah. Padahal kalau dibiarkan, dan bayinya baru dibawa
ke
dokter sesudah berumur di atas tiga bulan, saat itu si bayi sudah tidak
bisa
diapa-apakan lagi karena umumnya sudah mengalami kerusakan hati.
Pilihannya
tinggal transplantasi hati yang masih merupakan tindakan pengobatan
yang
sangat mahal di Indonesia."

BENTUK

Feses bayi di dua hari pertama setelah persalinan biasanya berbentuk
seperti
ter atau aspal lembek. Zat buangan ini berasal dari pencernaan bayi
yang
dibawa dari kandungan. Setelah itu, feses bayi bisa bergumpal-gumpal
seperti
jeli, padat, berbiji/seeded dan bisa juga berupa cairan.

Feses bayi yang diberi ASI eksklusif biasanya tidak berbentuk, bisa
seperti
pasta/krem, berbiji (seeded), dan bisa juga seperti mencret/cair.
Sedangkan
feses bayi yang diberi susu formula berbentuk padat, bergumpal-gumpal
atau
agak liat dan merongkol/bulat. Makanya bayi yang mengonsumsi susu
formula,
kadang suka bebelan (susah buang air besar, Red), sedangkan yang
mendapat
ASI tidak.

Bila bayi yang sudah minum susu formula mengeluarkan feses berbentuk
cair,
hal itu perlu dicurigai. "Bisa jadi si bayi alergi terhadap susu
formula
yang dikonsumsinya atau susu itu tercemar bakteri yang mengganggu
usus."

Kesulitan mendeteksi normal tidaknya feses akan terjadi bila ibu
memberikan
ASI yang diselang-seling susu formula. Misalnya, akan sulit menentukan
apakah feses yang cair/mencret itu berasal dari ASI atau susu formula.

"Kalau mencretnya karena minum ASI, ini normal-normal saja karena
sistem
pencernaannya memang belum sempurna. Tetap susui bayi agar ia tidak
mengalami dehidrasi. Tapi bila mencretnya disertai keluhan demam,
muntah,
atau keluhan lain, dan jumlahnya sangat banyak serta mancur, berarti
memang
ada masalah dengan bayi. Ia harus segera dibawa ke dokter.

FREKUENSI

Masalah frekuensi sering mencemaskan ibu, karena frekuensi BAB bayi
tidak
sama dengan orang dewasa. Kalau ibu mungkin sehari cuma sekali, jadi
kalau
anaknya sampai lima kali sehari, ini sudah membuat cemas."

Padahal frekuensi BAB setiap bayi berbeda-beda. Bahkan, bayi yang sama 
pun,
frekuensi BAB-nya akan berbeda di minggu ini dan minggu depannya. "Itu
karena bayi belum menemukan pola yang pas. Umumnya di empat atau lima
minggu
pertama, dalam sehari bisa lebih dari lima kali atau enam kali. Enggak
masalah, selama pertumbuhannya bagus."

Bayi yang minum ASI eksklusif, sebaliknya bisa saja tidak BAB selama
dua
sampai empat hari. Bahkan bisa tujuh hari sekali. Bukan berarti ia
mengalami
gangguan sembelit, tapi bisa saja karena memang tidak ada ampas
makanan
yang
harus dikeluarkan. Semuanya dapat diserap dengan baik. Feses yang
keluar
setelah itu juga harus tetap normal seperti pasta. Tidak cair yang
disertai
banyak lendir, atau berbau busuk dan disertai demam dan penurunan berat
badan bayi.

"Jadi yang penting lihat pertumbuhannya, apakah anak tidak rewel dan
minumnya bagus. Kalau tiga hari belum BAB, dan bayinya anteng-anteng
saja,
mungkin memang belum waktunya BAB."

Santi Hartono. Ilustrator: Pugoeh



Harus BAB Dalam 24 Jam Pertama

Bayi yang pencernaannya normal, akan BAB pada 24 jam pertama setelah
dilahirkan. BAB pertama ini disebut mekonium. Biasanya berwarna hitam
kehijau-hijauan dan lengket seperti aspal yang merupakan produk dari
sel-sel
yang diproduksi dalam saluran cerna selama ia dalam kandungan.

BAB pertama dalam 24 jam penting artinya, karena menjadi indikasi
apakah
pencernaannya normal atau tidak. "Ada penyakit yang bisa ditentukan
dengan
melihat apakah BAB pertama dalam 24 jam terjadi atau tidak," kata
Waldi.
Contohnya, penyakit Hirschsprung yang merupakan gangguan pengeluaran
tinja
akibat tidak adanya syaraf tertentu pada usus sebelah bawah.

BAB ini juga bisa dijadikan patokan oleh dokter kalau bayi mengalami
masalah
pencernaan di kemudian hari. Misalnya, kalau BAB tidak lancar di minggu
berikut. "Bila catatan menunjukkan bahwa si bayi melakukan BAB pada
kurun 24
jam sesudah lahir, dokter akan mengesampingkan kemungkinan
Hirschsprung
atau
penyumbatan. Jika tidak, dokter akan memikirkan kemungkinan-
kemungkinan
ini,
dan biasanya jawabannya adalah operasi."

Itulah sebabnya, penting bagi para ibu yang habis bersalin untuk
menanyakan
pada suster/bidan apakah bayinya sudah BAB dalam waktu 24 jam. Jangan
lupa
mengingatkan suster/bidan untuk mencatatnya di buku anak, karena
catatan ini
penting di kemudian hari.


To:     balita-anda@balita-anda.com
Subject:        [balita-anda] Baby sering PUP
 From:  "Muthiatun Nuriah" <[EMAIL PROTECTED]> Add to Contacts
Date:   Thu, 16 Mar 2006 11:11:03 +0700
View Message Source
 Attachments:   Unknown
Halo parents,

Kayla kenapa ya sudah dua hari ini PUP nya sering banget, bisa lebih dari 5
kali sehari. Klo diliat sih ga mencret, tapi memang agak lembek -maaf ya-.
Anaknya tetep ceria, doyan makan dan mimi susunya juga kuat seperti biasa,
kemarin aku beliin satu botol pedialyte dan hari itu juga langsung habis.
Aku berusaha ga kuatir, tapi aku perhatiin tuh anusnya jadi merah-merah gitu
mungkin karena sering PUP kali ya... seperti ruam, kasian liatnya.
Diapersnya juga udah ga dipakein lagi. Kira-kira kenapa ya? Apa mungkin
dari
makanannya berhubung dia kan memang baru mulai makan. Tapi
masalahnya Kayla
itu buburnya dijadiin satu semua bahan-bahan diblender gitu , jadi aku ga
tahu persis apa penyebabnya... apa yang kira2 harus aku lakukan ya....

--
Thanks,
Muthi





Uci mamaKavin
http://oetjipop.multiply.com


================
Kirim bunga, http://www.indokado.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke