Ayahnya Irfan, kok kirim ke japri ga bisa yah..... maaf niy Ibu-ibu & Bapak-bapak, jadi teriaknya di jalum.....
----- Forwarded by Lala Nurlilawati/Indonesia/ThamesWaterAsia on 04/12/2006 03:47 PM ----- Lala Nurlilawati 04/12/2006 03:45 PM To: "[EMAIL PROTECTED]"<ayahnyairfan cc: Subject: (OOT) tentang Tibo yg mo dieksekusi itu Pak, Mau dong detailnya.... tks... "[EMAIL PROTECTED]" <ayahnyairfan 04/12/2006 03:17 PM Please respond to balita-anda To: <balita-anda@balita-anda.com> cc: Subject: [balita-anda] (OOT) tentang Tibo yg mo dieksekusi itu Hhhm, Karena barusan ada yg kirim imel mengenai Tibo, ada baiknya kita baca tulisan salah seorang pimred koran sore di Surabaya di bawah ini. ps. yg mo tau 'reportase'nya mengenai sepak terjang Tibo ini seperti apa , silahkan japri aja ke saya. rgrd ************** Salam, Reportase di bawah ini memenuhi standar laporan investigasi yang baik. Sumbernya banyak, many angles, multi-sides, korban muslim, tokoh gereja, aparat TNI/Polri, tokoh masyarakat, semua diwawancarai. Kata demi kata terukur, angkanya terkesan akurat, selalu diverifikasi. Meskipun cenderung menyatakan nada "kristen membanti muslim", laporan ini menyajikan juga kemungkinan lain berdasarkan penelusuran dan rumor yang beredar, yaitu "keterlibatan aparat, lemahnya intelijen, faktor politik pilkada." Betul-betul sebuah tulisan yang komplet. Mengherankan, laporan yang sulit diragukan kebenarannya ini berjalan sendirian. Tak ada media lain (media umum) melaporkan seperti ini. Namun dengan tak adanya bantahan atau gugatan, laporan ini bisa dianggap menyajikan kebenaran. Bila laporan di bawah ini adalah kebenaran, bagaimana kita -para orang berpendidikan dan melek informasi- bisa memperjuangkan pembatalan eksekusi Tibo dkk? Bukan hanya dari reportase ini keterlibatan Tibo jelas, tetapi juga dari proses dan pembuktian di pengadilan. Saya heran, ketika orang-orang menyebut Tibo dkk sebagai "korban". Apakah kita melupakan korban sesungguhnya? Dia jelas pelaku. Apakah dia aktor intelektual/dalang? Mungkin bukan, namun pencarian aktor intelektual/dalang tidak berarti kita boleh mempahlawankan pelaku yang mengaku cuma korban/kaki tangan. Ini gejala di Indoensia. Polycarpus, yang jelas-jelas melakukan tindakan meracuni Munir sampai tewas, ada yang membela dia cuma kaki tangan bahkan korban. Kita sibuk mencari dalang/aktor intelektual. Tanggungjawab tervonis untuk membuka siapa dalangnya. kalau tidak, berarti dalang itu memang tidak ada, atau dia sembunyikan dengan harga mahal (jaminan hidup layak sampai tiga keturunan misalnya). Sudah divonis mati, mengapa tidak buka siapa dalang yang memperalat mereka? Apa yang membuat mereka mau jadi mesin pembunuh? Bahkan ada tokoh yang mengatakan "Tibo cuma pendidikan SD, tak mungkin aktor intelektual". Apakah dia aktor intelektual atau bukan, masih perlu penelitian. Namun dia adalah pelaku pembantaian, dan tidak melaksanakan hukuman baginya bisa berarti: - meremehkan hukum - menyuburkan kejahatan karena pelaku akan merasa pasti para pejuang HAM akan membela mereka. Jangan terulang lagi kasus larinya Alex Manuputi, tervonis kasus konflik Ambon, yang selalu berkilah "saya cuma alat, dalangnya para aparat". Ya, oke, tapi alatpun harus menjalani konsekuensi dari perbuatannya bukan? Teman-teman, terlepas apa agama kita, mari kita renungkan kembali, layakkah kita memperjuangkan pembatalan eksekusi Tibo? Don't forget history, remember the real victims. Apapun agama kita, sebagai warga negara Indoensia, kita mesti menjunjung supremasi hukum dan mendorong penegakannya. Pertanyaan saya yang masih mengganggu: - mengapa kita tidak protes pada penahanan Baasyir yang tidak jelas kesalahannya? - mengapa kita tidak menuntut kasus Amrozi dan Imam Samoedra dicari dalangnya? mereka kan cuma pelaku? (meskipun mereka telah cukup bertanggungjawab untuk menjalani hukuman mati, yang saya setuju karena mereka mengebom orang-orang tak berdosa). Demikian uneg-uneg saya. Saya terusik karena semua media mengesankan "kalau Tibo dihukum, pemerintah Indonesia melakukan kesalahan". Jangan-jangan kita yang menyesatkan publik. Salam, sirikit syah yang tak takut bersuara beda dan siap mengkoreksi diri bila salah ---------------------------------------------------- EMAIL DISCLAIMER This email and any files transmitted with it is confidential and intended solely for the use of the individual or entity to whom it is addressed. Any personal views or opinions stated are solely those of the author and do not necessarily represent those of the company. If you have received this email in error please notify the sender immediately. Please also delete this message and attachments if any from your computer.