Bunda Zalwa,
Ma kasih banget yah infonya. Steven blm pernah demam sebelumnya. Apalagi kejang. Kemarin itu Steven aku bawa ke DSA dekat rumah (yg bukan langganan Steven). Rencananya aku akan cari 2nd opinion dr dokter lain mengenai penanganan demam ini dan juga akan nanya ke DSA dekat rumah mengenai obat yang dia kasi apakah utk mengobati demam atau mencegah kejang spt yg Mbak jelaskan. Ma kasih banyak ya. Regards, Amalia ----- Original Message ----- From: "Bunda_Zalwa" <[EMAIL PROTECTED]> To: <balita-anda@balita-anda.com> Sent: Thursday, April 13, 2006 12:23 PM Subject: Re: [balita-anda] (Need Info) Pemberian Obat Penurun Panas Bayi Yang Di Dubur halo Bu. kebetulan Zalwa pernah kejang demam berulang dalam 6 jam. aku repost artikel dulu aja ya; Apakah kejang demam itu ? Kejang demam adalah kejang yang terjadi pada saat seorang bayi atau anak mengalami demam tanpa infeksi sistem saraf pusat (1,2). Hal ini dapat terjadi pada 2-5 % populasi anak. Umumnya kejang demam ini terjadi pada usia 6 bulan ¨C 5 tahun dan jarang sekali terjadi untuk pertama kalinya pada usia < 6 bulan atau > 3 tahun. Tidak ada nilai ambang suhu untuk dapat terjadinya kejang demam (2).Selama anak mengalami kejang demam, ia dapat kehilangan kesadaran disertai gerakan lengan dan kaki, atau justru disertai dengan kekakuan tubuhnya. Kejang demam ini secara umum dapat dibagi dalam dua jenis yaitu (1,2): Simple febrile seizures : kejang menyeluruh yang berlangsung < 15 menit dan tidak berulang dalam 24 jam. Complex febrile seizures / complex partial seizures :kejang fokal (hanya melibatkan salah satu bagian tubuh), berlangsung > 15 menit, dan atau berulang dalam waktu singkat (selama demam berlangsung). Risiko berulangnya kejang demam Simple febrile seizures tidak meningkatkan risiko kematian, kelumpuhan, atau retardasi mental. Risiko epilepsi pada golongan ini adalah 1%, hanya sedikit lebih besar daripada populasi umum. Risiko yang dimiliki hanyalah berulangnya kejang demam tersebut pada 1/3 anak yang mengalaminya.Beberapahal yang merupakan faktor risiko berulangnya kejang demam adalah (1,2): Usia < 15 bulan saat kejang demam pertama Riwayat kejang demam dalam keluarga Kejang demam terjadi segera setelah mulai demam atau saat suhu sudah relatif normal. Riwayat demam yang sering; Kejang pertama adalah complex febrile seizure Risiko berulangnya kejang demam adalah 10% tanpa faktor risiko, 25% dengan 1 faktor risiko, 50% dengan 2 faktor risiko, dan dapat mencapai 100% dengan ¡¯ 3 faktor risiko. Penanganan kejang demam Dalam penanganan kejang demam, orang tua harus mengupayakan diri setenang mungkin dalam mengobservasi anak. Beberapa hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut (2,3): Anak harus dibaringkan di tempat yang datar dengan posisi menyamping, bukan terlentang, untuk menghindari bahaya tersedak. Jangan meletakkan benda apapun dalam mulut si anak seperti sendok atau penggaris, karena justru benda tersebut dapat menyumbat jalan napas. Jangan memegangi anak untuk melawan kejang. Sebagian besar kejang berlangsung singkat dan tidak memerlukan penanganan khusus. Jika kejang terus berlanjut selama 10 menit, anak harus segera dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat. Sumber lain menganjurkan anak untuk dibawa ke fasilitas kesehatan jika kejang masih berlanjut setelah 5 menit. Ada pula sumber yang menyatakan bahwa penanganan lebih baik dilakukan secepat mungkin tanpa menyatakan batasan menit (4). Setelah kejang berakhir (jika < 10 menit), anak perlu dibawa menemui dokter untuk meneliti sumber demam, terutama jika ada kekakuan leher, muntah-muntah yang berat, atau anak terus tampak lemas. Jika anak dibawa ke fasilitas kesehatan, penanganan yang akan dilakukan selain poin-poin di atas adalah sebagai berikut (3,4): Memastikan jalan napas anak tidak tersumbat Pemberian oksigen melalui face mask Pemberian diazepam 0,5 mg/kg berat badan per rektal (melalui anus)atau jika telah terpasang selang infus 0,2 mg/kg per infus Pengawasan tanda-tanda depresi pernapasan Sebagian sumber menganjurkan pemeriksaan kadar gula darah untuk meneliti kemungkinan hipoglikemia. Namun sumber lain hanya menganjurkan pemeriksaan ini pada anak yang mengalami kejang cukup lama atau keadaan pasca kejang (mengantuk, lemas) yang berkelanjutan (1). Berikut adalah tabel dosis diazepam yang diberikan : Terapi awal dengan diazepam Usia Dosis IV (infus)(0.2mg/kg) Dosis per rektal(0.5mg/kg) < 1 tahun 1¨C2 mg 2.5¨C5 mg 1¨C5 tahun 3 mg 7.5 mg 5¨C10 tahun 5 mg 10 mg > 10 years 5¨C10 mg 10¨C15 mg Jika kejang masih berlanjut : ¡°Ë Pemberian diazepam 0,2 mg/kg per infus diulangi. Jika belum terpasang selang infus, 0,5 mg/kg per rektal ¡°Ë Pengawasan tanda-tanda depresi pernapasan Jika kejang masih berlanjut : ¡°Ë Pemberian fenobarbital 20-30 mg/kg per infus dalam 30 menit atau fenitoin 15-20 mg/kg per infus dalam 30 menit. ¡°Ë Pemberian fenitoin hendaknya disertai dengan monitor EKG(rekam jantung). Jika kejang masih berlanjut, diperlukan penanganan lebih lanjut di ruang perawatan intensif dengan thiopentone dan alat bantu pernapasan. Perlu tidaknya pemeriksaan lanjutan Setelah penanganan akut kejang demam, sumber demam perlu diteliti.Dalamsebuah penelitian, sumber demam pada kejang demam antara lain infeksi virus (tersering), otitis media, tonsilitis, ISK, gastroenteritis, infeksi paru2 (saluran napas bagian bawah), meningitis, dan pasca imunisasi. Beberapa pemeriksaan lanjutan hanya diperlukan jika didapatkan karakteristik khusus pada anak. ¡°Ë Pungsi lumbar (1) Pungsi lumbar adalah pemeriksaan cairan serebrospinal (cairan yang ada di otak dan kanal tulang belakang) untuk meneliti kecurigaan meningitis. Pemeriksaan ini dilakukan setelah kejang demam pertama pada bayi (usia < 12 bulan) karena gejala dan tanda meningitis pada bayi mungkin sangat minimal atau tidak tampak. Pada kejang demam pertama di usia antara 12-18 bulan, ada beberapa pendapat berbeda mengenai prosedur ini. Berdasar penelitian yang telah diterbitkan, cairan serebrospinal yang abnormal umumnya diperoleh pada anak dengan kejang demam yang : ¡°Ë Memiliki tanda peradangan selaput otak (contoh : kaku leher) ¡°Ë Mengalami complex partial seizure ¡°Ë Kunjungan ke dokter dalam 48 jam sebelumnya (sudah sakit dalam 48 jam sebelumnya) ¡°Ë Kejang saat tiba di IGD (instalasi gawat darurat) ¡°Ë Keadaan post-ictal (pasca kejang) yang berkelanjutan.Mengantukhingga sekitar 1 jam setelah kejang demam adalah normal. ¡°Ë Kejang pertama setelah usia 3 tahun Pada anak dengan usia > 18 bulan, pungsi lumbar dilakukan jika tampak tanda peradangan selaput otak, atau ada riwayat yang menimbulkan kecurigaan infeksi sistem saraf pusat. Pada anak dengan kejang demam yang telah menerima terapi antibiotik sebelumnya, gejala meningitis dapat tertutupi, karena itu pada kasus seperti itu pungsi lumbar sangat dianjurkan untuk dilakukan. ¡°Ë EEG (electroencephalogram) (1) EEG adalah pemeriksaan gelombang otak untuk meneliti ketidaknormalan gelombang. Pemeriksaan ini tidak dianjurkan untuk dilakukan pada kejang demam yang baru terjadi sekali tanpa adanya defisit (kelainan) neurologis. Tidak ada penelitian yang menunjukkan bahwa EEG yang dilakukan saat kejang demam atau segera setelahnya atau sebulan setelahnya dapat memprediksi akan timbulnya kejang tanpa demam di masa yang akan datang. Walaupun dapat diperoleh gambaran gelombang yang abnormal setelah kejang demam, gambaran tersebut tidak bersifat prediktif terhadap risiko berulangnya kejang demam atau risiko epilepsi. ¡°Ë Pemeriksaan laboratorium (1) Pemeriksaan seperti pemeriksaan darah rutin, kadar elektrolit,kalsium, fosfor, magnesium, atau gula darah tidak rutin dilakukan pada kejang demam pertama. Pemeriksaan laboratorium harus ditujukan untuk mencari sumber demam, bukan sekedar sebagai pemeriksaan rutin. ¡°Ë Neuroimaging (1) Yang termasuk dalam pemeriksaan neuroimaging antara lain adalah CT-scan dan MRI kepala. Pemeriksaan ini tidak dianjurkan pada kejang demam yang baru terjadi untuk pertama kalinya. Risiko dan keuntungan penanganan jangka panjang Pemberian obat-obatan jangka panjang untuk mencegah berulangnya kejang demam jarang sekali dibutuhkan dan hanya dapat diresepkan setelah pemeriksaan teliti oleh spesialis (2). Beberapa obat yang digunakan dalam penanganan jangka panjang adalah sebagai berikut. ¡°Ë Antipiretik Antipiretik tidak mencegah kejang demam (5,6).Penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan dalam pencegahan berulangnya kejang demam antara pemberian asetaminofen setiap 4 jam dengan pemberian asetaminofen secara sporadis. Demikian pula dengan ibuprofen. ¡°Ë Diazepam Pemberian diazepam per oral atau per rektal secara intermiten (berkala) saat onset demam dapat merupakan pilihan pada anak dengan risiko tinggi berulangnya kejang demam yang berat (2,6). Namun, edukasi orang tua merupakan syarat penting dalam pilihan ini. Efek samping yang dilaporkan antara lain ataksia (gerakan tak beraturan),letargi (lemas, sama sekali tidak aktif), dan rewel. Pemberian diazepam juga tidak selalu efektif karena kejang dapat terjadi pada onset demam sebelum diazepam sempat diberikan (5). Efek sedasi (menenangkan) diazepam juga dikhawatirkan dapat menutupi gejala yang lebih berbahaya, seperti infeksi sistem saraf pusat. ¡°Ë Profilaksis (obat pencegahan) berkelanjutan Efektivitas profilaksis dengan fenobarbital hanya minimal, dan risiko efek sampingnya (hiperaktivitas, hipersensitivitas) melampaui keuntungan yang mungkin diperoleh (5). Profilaksis dengan carbamazepine atau fenitoin tidak terbukti efektif untuk mencegah berulangnya kejang demam. Asam valproat dapat mencegah berulangnya kejang demam, namun efek samping berupa hepatotoksisitas (kerusakan hati, terutama pada anak berusia < 3 tahun), trombositopenia (menurunnya jumlah keping darah yang berfungsi dalam pembekuan darah), pankreatitis (peradangan pankreas yang merupakan kelenjar penting dalam tubuh), dan gangguan gastrointestinal membuat penggunaan asam valproat sama sekali tidak dianjurkan sebagai profilaksis kejang demam. Dari berbagai penelitian tersebut, satu-satunya yang dapat dipertimbangkan sebagai profilaksis berulangnya kejang demam hanyalah pemberian diazepam secara berkala pada saat onset demam, dengan dibekali edukasi yang cukup pada orang tua. Dan tidak ada terapi yang dapat meniadakan risiko epilepsi di masa yang akan datang (6). Imunisasi dan kejang demam Walaupun imunisasi dapat menimbulkan demam, namun imunisasi jarang diikuti kejang demam. Suatu penelitian yang dilakukan memperlihatkan risiko kejang demam pada beberapa jenis imunisasi sebagai berikut (2): ¡°Ë DTP : 6-9 per 100.000 imunisasi. Risiko ini tinggi pada hari imunisasi, dan menurun setelahnya. ¡°Ë MMR : 25-34 per 100.000 imunisasi. Risiko meningkat pada hari 8-14 setelah imunisasi. Kejang demam pasca imunisasi tidak memiliki kecenderungan berulang yang lebih besar daripada kejang demam pada umumnya. Dan kejang demam pasca imunisasi kemungkinan besar tidak akan berulang pada imunisasi berikutnya. Jadi kejang demam bukan merupakan kontra indikasi imunisasi. Sumber Provisional Committee on Quality Improvement, Subcommittee on Febrile Seizures. Practice parameter: The neurodiagnostic evaluation of the child with a first simple febrile seizure. AAP Policy 1996;97:769-775 http://aappolicy.aappublications.org/cgi/content/abstract/pediatrics; 97/5/769 Prodigy Guidance - Febrile convulsion. April 2005. http://www.prodigy.nhs.uk/guidance.asp?gt=Febrile%20convulsion Clinical Practice Guidelines - Febrile Convulsion. Royal Children¡¯s Hospital Melbourne. http://www.rch.org.au/clinicalguide/cpg.cfm?doc_id=5132 Acute Management of Infants and Children with Seizures. December 2004. www.health.nsw.gov.au/fcsd/rmc/cib/circulars/2004/cir2004-66.pdf Committee on Quality Improvement and Subcommittee on Febrile Seizures. Practice Parameter: Long-term Treatment of the Child With Simple Febrile Seizures. Pediatrics 1999;103:1307-1309 Baumann RJ. Technical Report: Treatment of the Child With Simple Febrile Seizures. Pediatrics 1999; 103:e 86 http://aappolicy.aappublications.org/cgi/content/full/pediatrics;103/6/e86 ( Oleh dr Nurul I Hariadi) ------------------------------------- nah, sekarang, related ke yg Mbak tanyain, kyknya DSA mbak cenderung MENCEGAH kejang demamnya. sementara diazepam diberikan saat kejang demam terjadi. tinggal riwayat demam Steven bagaimana? apakah pernah kejang demam sebelumnya atau tidak?karena utk bayi < 1 th, jika pernah kejang demam, ambang batas demam yg bisa ditolerasni tubuhnya dan tidak memicu kejang demam berulang cenderung rendah. jadi, bisa saja saat demam 'baru' 38, bayi sudah kejang. coz, ada juga statement bahwa low-fever sbaiknya tdk diobati, agar tujuan demam tubuh yg ingin memerangi virus bisa tuntas. biar yakin, pastiin lagi aja ke DSAnya,. maksud sang DSA mo MENCEGAH kejang demam ato apa? On 4/13/06, Amalia <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Moms or Dads, > Please inform or sharing kapan perlu diberikan obat penurun panas bayi > yang dimasukkan ke dalam dubur? > Menurut DSA nya Steven ku (4.5 bln) obat pernurun panas yang dimasukkan ke > dlm dubur itu perlu diberikan jika panas melebihi 38.5 derajat. Tetapi > ada yang bilang obat itu baru boleh diberikan jika anak kejang. Jd bingung > deh. Tolong dong masukkannya. Ditunggu. Terima kasih. > > > Regards, > Amalia > -- Muslifa Aseani http://semarangan.multiply.com http://www.bayipertama.com?id=lucky http://www.indotext.com/?ref=4636839815 http://www.indomutiara.com Open Minded&Positive Thinking, Good Combination 4 Ur Brain ================ Kirim bunga, http://www.indokado.com Info balita: http://www.balita-anda.com Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]