fyi, dari milis tetangga, penting juga nih untuk kita ketahui bersama... 'met kerja lagi... cheers femmy. -----Original Message----- From: Indreswari Nurmalia [mailto:[EMAIL PROTECTED]
================================================ Pentingnya Pengetahuan yang Benar Pengetahuan seks yang benar yang dimiliki orangtua akan sangat mempengaruhi tumbuh kembang kejiwaan anak. Beberapa hal atau peran yang dapat dimainkan orangtua seperti dijelaskan Dra. Ieda Poernomo Sigit Sidi, sebagai berikut. Perhatikan perkembangan anak dan perilakunya dalam kaitan dengan perkembangan seksualnya. Dalam perkembangannya anak juga mengalami perubahan seksual sesuai pertumbuhan fisik dan mentalnya. Ajak anak mengenali tubuhnya dan beritahu kegunaannya. Misalnya hidung untuk penciuman, mata untuk melihat, mulut untuk bicara dan makan, telinga untuk mendengar, perut untuk mengolah makanan, kaki untuk berjalan, tangan untuk memegang, dan kelamin untuk buang air kecil. Beritahukan bahwa ia akan mengalami perubahan sesuai perkembangan tubuhnya. Dia akan tumbuh seperti orang dewasa dan tidak perlu cemas menghadapinya karena perkembangan itu menunjukkan bahwa dia normal. Ayah dan ibu bisa menggunakan gambar ilustrasi yang ada di buku-buku anatomi reproduksi. > > Amati perilaku seksual anak, misalnya bagaimana dia memperhatikan dan memperlakukan kelaminnya. > > Sejak balita ajarkan anak cara membasuh kelaminnya sesudah buang air kecil dan besar. > > Biasakan anak mengenakan pakaian dalam yang bersih. > > Dengarkan pertanyaan anak seputar perkembangan seksualnya. Kalau Anda tidak bisa menjawabnya saat itu, jangan segan untuk berterus terang. Sesudah itu carilah informasi yang diperlukan. Anda bisa mencari buku yang memuat informasi tersebut atau berkonsultasi kepada ahli (psikolog). Kemas informasi yang Anda peroleh dan sampaikan dengan bahasa yang dipahami anak sesuai perkembangan usianya. > > Kalau anak bertanya, dari mana dia lahir? Jawablah terus terang, "Dari kelamin ibu." Lanjutkan dengan penjelasan bahwa Tuhan menciptakan kelamin perempuan seperti itu untuk "jalan lahir" anak. Bagaimana bisa begitu? Katakan bahwa hal tersebut merupakan kebesaran Tuhan. Dalam keadaan tertentu, bayi tidak bisa lahir lewat jalan biasa, yaitu kelamin ibu, terpaksa dilakukan operasi. Dokter ahli kebidanan dan penyakit kandungan melakukannya di rumah sakit atau rumah bersalin. > > Jelaskan bahwa Tuhan menciptakan kelamin laki-laki dan perempuan berbeda karena fungsinya juga tidak sama. Laki-laki tidak mengandung, melahirkan, dan menyusui anak karena tidak punya perangkat untuk itu. > > Perempuan diberi kodrat oleh Tuhan untuk mengandung, melahirkan, menyusui anak. Untuk itu Tuhan memberikan perangkatnya, yaitu rahim, bentuk kelamin seperti itu, dan payudara. Rahim disiapkan untuk pertumbuhan bayi di dalam kandungan, kelamin diciptakan seperti itu buat jalan lahir bayi, dan payudara tumbuh menjadi besar agar kelak bisa menyusui. Karunia ini harus dijaga dengan baik supaya bisa berfungsi dengan baik pada saatnya kelak, yaitu ketika ia sudah dewasa dan menikah. > > Laki-laki diberi Tuhan sperma atau sel mani yang memungkinkannya untuk menghamili, yaitu ketika sel mani bertemu dengan sel telur milik wanita. Laki-laki harus menjaga kelaminnya dengan baik agar tetap sehat, sel maninya baik, dan pada saatnya kelak mampu membuahi sel telur. > > Bicaralah tentang perkembangan seksual anak sesuai dengan tahapan usianya. Bicara dengan anak berumur tujuh tahun tentu berbeda dengan anak yang sudah berusia 15 tahun. > > Cari informasi supaya bisa menyiapkan anak dengan bekal pengetahuan yang cukup, sehingga dia bisa menjaga perilaku seksualnya dengan baik, tidak terpengaruh lingkungan yang menyesatkan, mencoba-coba, dan mudah dibujuk, serta bisa menjaga dirinya dengan baik, termasuk melindungi diri dari pelecehan seksual dan bahkan perkosaan. Pelajari, bagaimana cara bicara dengan anak tentang perilaku seksualnya. Meminta bantuan ahli sangat dianjurkan. > > Amati pergaulan anak di abad ini. Perhatikan acara di televisi dan radio. Ikuti perbincangan di masyarakat, sehingga Anda bisa memperoleh gambaran yang tepat mengenai kondisi dan situasinya. Jangan terperangkap oleh pikiran sendiri, apalagi menganggap dunia masih "aman". > > Tentukan rambu-rambu yang Anda inginkan untuk diperhatikan anak dalam bergaul. Beritahukan macam-macam lingkungan atau situasi yang harus diwaspadainya. Jangan hanya sekadar melarang tanpa penjelasan.