Liputan6.com,
Yogyakarta: Kawah
Gunung Merapi terus mengeluarkan awan panas atau wedhus gembel.
Senin
(15/5) pagi, awan panas yang dikeluarkan volumenya lebih besar
dibanding hari biasanya. Kondisi ini memaksa petugas -Balai
Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK)
Yogyakarta membunyikan sirene tanda bahaya. Mereka meminta warga
sekitar lereng untuk segera menjauhi gunung.
Besarnya
awan panas sempat menghalangi terbitnya sinar matahari di Magelang,
Jawa Tengah. Bahkan jangkauan wedhus gembel mencapai empat kilometer
atau lebih besar dibanding kemarin yang hanya mencapai sekitar 2,5
kilometer. Sejumlah desa-desa di lereng tak urung terjangkau serbuan
muntahan ini [baca: Lava Pijar Merapi Terus
Berguguran].
Pemerintah
dan warga sekitar terus mengantisipasi bencana. Tim
Search and Rescue
serta relawan terus berjaga-jaga. Mereka menjaga sejumlah tempat
yang dinyatakan terlarang dimasuki warga. Selain itu, pelarangan
dilakukan supaya rumah-rumah yang ditinggalkan warga untuk mengungsi
tak dijarah orang yang tak bertanggung jawab. Untuk menguatkan,
pemerintah setempat juga telah menerbitkan putusan
larangan.
Akibat
besarnya volume awan panas, warga yang sebelumnya enggan mengungsi
memilih pergi ke tempat aman. Untuk kawasan Kabupaten Sleman,
Yogyakarta, tadi pagi jumlah
pengungsi tercatat sekitar 4.000 orang.(MAK/Miko
Toro) |