Hi pak Andy, Firstly, maaf kalau reply e-mail saya jadi panjang, ya pak (mumpung kerjaan kantor sudah beres and tinggal nunggu jemputan :)) Intinya cuma ingin share kalau flu & batuk usia bayi dan anak itu lumrah banget dan kita ortunya bisa handle dengan baik kok --- asal dengan observasi dan treatment yang tepat.
Maksudnya bukan untuk 'anti' dokter, lho. Menurut saya, dengan home-treatment yang tepat, kita bisa 'memaksimalkan' peran dokter (khususnya DSA) langganan kita, supaya mereka hanya 'perlu disibukkan' untuk konsultasi sesuai dengan background keahlian mereka (mis.untuk penyakit anak yang lebih 'njelimet', serius, dan memang perlu penanganan seorang konsultan medis, dan bukan hanya 'batuk dan pilek' biasa). Mereka jadi punya 'waktu luang' lebih banyak, dan berharap bisa dapat 'updated info kesehatan' yang pastinya sangat berguna nantinya buat kita para 'calon' pasiennya. Saya setuju dengan bapak, kalau kita perlu ekstra cermat dengan penggunaan antibiotik, apalagi kalau kita tahu pasti pilek dan batuk anak kita karena infeksi virus saja dan hanya dengan daya tahan tubuh yang baik aja virus seperti itu bisa 'kabur'. Mungkin langkah awalnya, sebelum 'terpaksa' konsultasi ke dokter, coba terapkan dulu home-treatment di rumah plus observasi ketat kondisi si kecil. Yang biasa saya lakukan setiap kali anak-anak saya ngalamin pilek, batuk, (or both): - CARI TAHU PENYEBABNYA Ini bisa macam-macam sumbernya: 1. Bisa karena tertular dari orang serumah yang juga sedang batuk-pilek (supaya nggak sering kejadian berulang, siap-siap masker di rumah supaya orang serumah yang ngerasa mau pilek/batuk bisa segera pakai masker supaya si kecil nggak jadi tertular). 2. Observe kondisi rumah khususnya kamar. Siapa tahu si kecil sering batuk/pilek karena alergi debu atau karena makanan (self-care nya: make sure tirai, seprei, AC, fan, boneka bulu, sudut kamar, atas lemari cukup sering dibersihkan. Observe lagi juga menu makanan si kecil beberapa hari terakhir, siapa tahu ada yang menjadi pencetus batuk, kalau iya ditunda dulu pemberiannya). 3. Kalau kondisi cuaca lagi nggak bagus, observe pola makan-minum-istirahatnya si kecil. Saya sering alami, walau di rumah ada yang sedang batuk/pilek, anak-anak saya nggak tertular karena jadwal dan pola makan-minum mereka bagus sekali kondisinya. Sebaliknya, mereka gampang banget tertular karena memang lagi 'males' makan atau badan capek karena baru bepergian jauh dan kurang istirahat. 4. Dll. Pengalaman saya, setelah tahu penyebabnya, otomatis di otak sudah mulai 'merancang' home-treatment apa yang mau diterapkan .... Terbukti dengan langkah awal ini saja sudah langsung mengurangi kadar 'panik' saya sekian puluh persen waktu lihat anak saya sakit :) - HOME TREATMENT 1. Makan - minum - Istirahat Sampai saat ini kalau Jovan atau Rena ngalamin batuk atau pilek (or both), 'modal' saya hanya 'usaha keras' memperbaiki pola makan-minum-istirahat mereka. Setelah make sure itu adalah infeksi virus dan hanya bisa dibasmi dengan daya tahan tubuh, cara termudah,termurah dan tercepat adalah 'bujuk' mereka untuk mau makan, minum bergizi dan istirahat teratur. Terpaksa pakai kata 'usaha keras' karena memang nggak gampang untuk minta anak sakit untuk makan, minum, apalagi disuruh istirahat :). Di sini nih, .... segala 'jurus' untuk buat mereka mau makan dan minum dikeluarkan deh ;) Untungnya anak-anak yang masih ASI, mereka umumnya juga lebih suka menyusui waktu kondisi badan lagi nggak enak --- jadi dapat dopping 'antibodi' dari ASI sekaligus dipeluk and dibelai sang bunda deh :) Saya nggak pernah 'lelah' untuk upayakan cara ini karena selalu merasa sedang 'berpacu' dengan waktu ... di antaranya jangan sampai anak jadi demam (kalau sudah sampai demam, lebih banyak lagi 'items' yang harus diobserve dalam home-treatment nya). Untuk batuk pilek, semua ortu pasti kasihan lihat si kecil nggak bisa tidur dan 'tersiksa'. Apalagi kalau sudah tidur malam atau menjelang subuh, kadang mereka jadi rewel dan nggak bisa tidur. Nggak heran, karena memang di waktu-waktu itu udara di dalam dan luar rumah jadi lebih dingin dan jadi pemicu lebih tersumbatnya saluran napas. Di tambah dengan posisi tidur yang harus terlentang, yang mungkin akhirnya buat batuk dan pilek jadi semakin 'heboh'. Kalau sudah begini, mulai deh 'perlengkapan perang' lainnya dikeluarkan: - Ada _Breathy_ yang bantu melegakan sumbatan di hidung si kecil karena pileknya. Obat ini hanya larutan saline (NaCl) yang sama konsentrasinya dengan cairan tubuh, jadi nggak perlu kuatir dengan 'overdosis' nya. Nggak cukup pakai _Breathy_, buat juga si kecil jadi nyaman tidurnya (mis. suhu di kamar dibuat nyaman, AC nggak perlu dingin atau dimatikan sementara, posisi kepala di buat nyaman dengan bantal lebih tinggi atau dibuat miring/ tengkurap, baju tidur yang dipakai si kecil nggak bikin tambah gerah atau kedinginan,dll. -- untuk Rena anak saya, saya selalu 'stand-by' dengan pemberian ASI di waktu tidur malamnya) - Ada balsem _Transpulmin_ , khusus untuk anak-anak. Gosok lembut di badan si kecil untuk bantu menghangatkan dan melegakan napas. Waktu pagi, ada sinar matahari 'bagus', coba jemur dan ajak hirup udara segar di luar rumah. Kalau sudah nggak ASI eksklusif, 'curi' setiap kesempatan untuk beri minum air putih hangat ke anak. Jangan lupa, air putih itu 'ekspektoran alami' untuk mengencerkan dahak (khasiat 'ekspektoran' ini yang 'dijual' di berbagai merk 'obat batuk'). - Parents lain di milis ini juga sering menggunakan teknik inhalasi sederhana di dalam kamar untuk bantu anak-anak segera selesai masa 'hidung meler' nya. - Kalau ternyata batuk and pilek juga pakai acara demam , sedia thermometer, obat turun panas (mis. jenis parasetamol/asetaminofen), kompres hangat, catatan kecil untuk record suhu tubuh, jam berapa saja diberi obat turun panas, dan gejala lain yang bisa dilihat mata kita) 2. Observasi - Please note: anak pasti butuh waktu untuk sembuh. Ini bisa hitungan 24 jam atau beberapa hari. Kalau makan-minum sudah mulai OK, istirahatnya sudah mulai nyaman, lambat laun tubuh sudah bisa 'menang' perang dengan infeksi virus. - Catat/ingat semua home-treatment yang kita lakukan, sambil tetap observe kondisi anak (tentu targetnya: kondisi umum jadi membaik, batuk berkurang, hidung meler sudah berubah jadi ingus hijau kental, makan or minum sudah mulai suka, anak jadi aktif dan nggak lemes, demam jadi turun dan penggunaan obat turun panas mulai lebih jarang atau nggak sama sekali, dll. dll.) - Kalau punya kesempatan browsing, sambil nunggu anak istirahat, bisa buka lagi arsip info yang pernah di share di milis atau browsing situs-situs kesehatan terpercaya untuk make sure bahwa yang kita lakukan sudah tepat dan kapan memang kita seharusnya butuh bantuan/advise medis. - Kalau pun setelah sekian waktu kondisi anak ternyata nggak jadi membaik, catatan observasi ini berguna banget untuk kita bicarakan dengan dokter yang akan memeriksa anak kita. Beliau jadi terbantu dengan history penyakit anak kita, dan diagnosa yang lahir jadi lebih akurat plus obat-obatan yang diresepkan memang penting dan perlu untuk anak kita. Nah, ini yang biasa saya lakukan kalau kedua anak saya ngalamin batuk pilek (untuk Jovan sejak pilek pertamanya di usia 6 bulan 1 minggu dan untuk Rena sejak pilek dan batuk pertamanya di usia 9 bulan kurang 5 hari -- and sekarang ini lagi mulai recover dari 'hidung melernya'). Home treatment semacam ini yang buat saya selalu belajar jadi THE BEST OBSERVER untuk kondisi kesehatan anak saya dan belajar tahu kapan waktunya minta bantuan ahli medis untuk penanganan lebih lanjut. Ok, deh pak, semoga si kecil cepat sembuh .. Maaf kalau e-mailnya kepanjangan dan tetap tidak menjawab pertanyaan bapak. :-) cheers, Sylvia - mum to Jovan & Rena On 8/10/06, andy <[EMAIL PROTECTED] > wrote:
Mau numpang tanya... kira2 obat flu & batuk untuk bayi 9 bulan ada ga yang bersifat tradisional... soalnya kalo ke dokter, selalu dikasih antibiotik.. kasian kan anak saya kalo harus mengkonsumsi antibiotik terus dari bayi...
<deleted>