Kamis, 05 Oktober 2006
Mudik Lewat Jalur Pantura 
Sembilan Titik Rawan Pembegalan 

Brimob akan menurunkan personel bermotor dan sniper. 



CIREBON -- Anda mau mudik lewat jalur pantai utara (pantura)? Hati-hatilah. 
Berdasarkan data Kepolisian Wilayah (Polwil) Cirebon, ada sembilan titik rawan 
tindak kejahatan di Pantura, khususnya di jalur Cirebon, Indramayu, Majalengka.

Titik rawan di Cirebon adalah ruas jalan Kapetakan, Astanajapura, dan Losari. 
Titik rawan Indramayu ada di ruas jalan Eretan, Balongan, Karangampel, dan 
Krangkeng. Sementara titik rawan di Majalengka terdapat di Sumberjaya dan 
Kertajati.

''Tindak kejahatan yang marak di sejumlah ruas jalan tersebut di antaranya 
adalah curas (pencurian dengan kekerasan, red) dan pembegalan,'' ujar Kapolwil 
Cirebon, Kombes Pol Drs Bambang Pudji Rahardjo, kepada Republika, Rabu (4/10).

Kapolwil yang didampingi Kepala Bagian Operasi Polwil Cirebon, AKBP Dudi 
Hadiwijaya Sik, menuturkan, pengamanan segera dilakukan. Jajaran Polwil Cirebon 
dan polres di masing-masing kabupaten akan mengerahkan dua pertiga kekuatannya 
untuk mengamankan jalur mudik itu. 

Dudi menambahkan, Polwil Cirebon telah menyiapkan 52 pos pengamanan di 
sepanjang jalur pantura. Pos-pos itu akan dijaga oleh para personel dari 
masing-masing polres dan polsek. ''Untuk mengantisipasi tindak kejahatan, 
pengguna kendaraan roda dua sebaiknya melakukan perjalanan secara berkonvoi,'' 
tandas Dudi.

Kecelakaan
Soal titik rawan kecelakaan, Dudi menjelaskan di ruas jalur pantura Cirebon 
terdapat tiga titik, yakni ruas jalan Jatianom, Kecamatan Susukan; ruas jalan 
Suranenggala, Kecamatan Kapetakan; dan ruas jalan Pengarengan, Kecamatan 
Astanajapura.

Di jalur pantura Indramayu, Dudi menambahkan, terdapat empat titik ruas jalan 
yang rawan kecelakaan. Keempat titik itu terletak di Sukra km 101 -102, Eretan 
km 84-88, Kiajaran, dan Pilang Sari. Sedangkan di jalur Majalengka, kata Dudi, 
terdapat dua titik rawan kecelakaan, yaitu ruas jalan Banjarang, Sumberjaya, 
dan Gunung sari, Dawuan. ''Kami minta para pengguna kendaraan berhati-hati saat 
melewati sejumlah ruas jalan tersebut,'' tegas Dudi.

Sementara itu, Komandan DenSat Kompi C Brimob Polda Jabar, Komisaris Polisi 
Dadang Raharja, mengaku akan menurunkan regu bermotor untuk mengamankan 
titik-titik rawan itu dari tindak kejahatan. ''Mereka akan berkeliling untuk 
mengamankan jalur-jalur rawan kriminalitas,'' ujarnya. Selain menyiapkan 15 
motor dengan personel 30 orang, Dadang juga mengatakan Brimob siap menurunkan 
penembak jitu (sniper). Penerjunan sniper, kata dia, masih menunggu izin dari 
Polwil. 

Rawan longsor
Sementara itu, Daerah Operasi (Daop) II PT Kereta Api juga mengingatkan pemudik 
tentang bahaya longsor. Pasalnya, saat-saat mudik memang bertepatan dengan 
musim hujan. Ada enam titik yang diidentifikasi rawan longsor. Kepala Humas 
Daop II, Sukendar Mulya, mengatakan enam titik rawan itu adalah 
Cisomang-Padalarang, Haurpugur-Nagrek, Cibatu, Cipendeuy, Tasikmalaya, dan 
Banjar.

Menjelang mudik, Sukendar mengatakan PT KA sudah melakukan berbagai antisipasi. 
Salah satunya adalah dengan menyiapkan alat berat di beberapa titik, serta 
menyiapkan petugas ekstra. ''Kami sudah menyimpan mesin siaga di Cisomang. Jadi 
kalau ada longsor, bisa langsung ditangani agar tidak menghambat perjalanan. 
Selain itu, kami menempatkan petugas ekstra selama musim mudik dari tiga shift 
menjadi empat shift,'' ujarnya di Bandung.

Selain longsor, bahaya lain yang mengancam pemudik dengan kereta api adalah 
lemparan batu. Aksi orang iseng ini kerap terjadi di Cibungur, Purwakarta, 
Sukatani, Ciganea, dan Plered.lis/kie

( ) 
http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=267315&kat_id=61

Reply via email to