Beberapa hari yang lalu saya tak sengaja membaca sebuah artikel di tabloid 
Wanita Indonesia edisi 
no.877 September 2006 yang hingga saat ini tak pernah bisa hilang dari benak 
dan pikiran saya.

Saya coba tuliskan kembali apa yang saya baca :

Seorang bayi kecil mungil bernama Hasbi yang saat ini  berumur sekitar 40hari 
telah mengalami kejadian buruk. Suatu ketika bayi mungil Hasbi sakit diare dgn 
pup cair. Sigap, kedua orangtuanya membawa ke RS Budhi Asih, disana bayi kecil 
itu masuk ke ruang UGD. Di ruang UGD tersebut seorang dokter menusukkan jarum 
infus yang belakangan ini diketahui berisi Dextron 10%, NaCl 0,18 dan NSD10. 
Hasbi kecil kemudian dimasukkan ke inkubator.

Keesokan harinya keitka menjenguk Hasbi, sang ibu melihat tangan kiri Hasbi 
yang diinfus membiru 
sedangkan diarenya sendiri belum berhenti. Ketika bertanya ke perawat ttg hal 
itu, si perawat menjawab bahwa hal itu tidak masalah. Setelah itu, perawat 
memindahkan infus ke kaki kiri Hasbi.

Hari ketiga Hasbi dirawat, sang ayah melihat bahwa tangan dan kaki Hasbi pun 
membiru. Hari itu juga, seorang Dr SPA memberitahukan bahwa tangan kiri Hasbi 
mengalami pembekuan darah dan dikatakan Hasbi juga menderita DIC (sebuah 
penyakit jenis baru). Dokter SPA itu menyarankan agar darah Hasbi diperiksa di 
lab dan dia menyarankan sang ayah untuk mencarikan darah utuk ditransfusikan ke 
bayi Hasbi. Sebagai orang yang awam, sang ayah menurut saja dan segera mencari 
beberapa kantong darah untuk ditransfusikan ke putra tercinta. 

Hari keempat. Ketika orang tua Hasbi menjenguk, mereka melihat bahwa walaupun 
sudah ditransfusi darah, tangan kiri hasbi masih membiru dan terdapat goresan 
memanjang pada kaki kiri Hasbi yang tak  lagi diinfus. Kondisi aneh ini sempat 
difoto oleh sang ayah melalui HPnya. Hari itu juga, Dr SPA 
menyatakan bahwa mereka tak dapat menangani Hasbi karena peralatan di RS itu 
tidak lengkap. Mereka merujukkan ke RSCM bag perinatologi.

Dengan segera, sang ayah segera membawa ke RSCM. Sesampai disana mereka ditolak 
dengan alasan tak ada kamar kosong.  Merkea sempat berfikir untuk membawa 
pulang Hasbi karena putus asa. Tapi melihat tatapan si kecil Hasbi yang 
berkedip-kedip dan menoleh kanan kiri , mereka iba dan segera   membawa si 
kecil ke RS HArapan Kita.

Di RS Harapan Kita, setelah masuk UGD, bayi kecil Hasbi dipindah ke ruang 
perawatan dengan infus di  kepala. Seminggu di rawat, diare tak kunjung 
berhenti, tangan dan kaki kiri Hasbi masih membiru bahkan  mulai menghitam. Dr 
SPA memberikan penjelasan mengejutkan bahwa kondisi Hasbi yang tak membaik 
adalah imbas dari kondisi tangan kirinya yang parah. Dari hasil pemeriksaan 
laboratorium, darah Hasbi  ketika masuk RS Harapan Kita telah mengandung 2000 
bakteri dan setelah seminggu perawatan tersebut  menjadi 4000 bakteri. Tak ada 
jalan lain, tangan Hasbi yang membusuk harus segera diamputasi. 

Kali ini, sang Ayah tak langsung mengiyakan, dia meminta second opinion ke 
doter lain. Namun tak 
satupun dokter yang dapat memberikan penjelasan. Akhirnya bayi kecil Hasbi 
harus kehilangan tangan kirinya dan diarenya pun pasca amputasi tak jua 
berhenti.

Yahh, bayi mungil ini harus kehilangan tangannya karena diare ?? :(

Informasi yang didapat dari seorang dokter lain,  bahwa tangan yang membiru 
setelah diinfus  itu bisa 
terjadi karena infus mengalami over dosis atau jarum suntik masuk tidak tepat 
ke pembuluh darah 
sehingga tangan Hasbi seolah terbakar. 

Duhh, benar2 masih pekat di mata saya, foto wajah bayi kecil Hasbi dengan 
tatapannya yang polos dan ceria tanpa mengetahui bahwa dirinya telah kehilangan 
tangannya. Saat ini kedua orang tua bayi Hasbi   berusaha menuntut keadilan 
karena yakin akan adanya malpraktek terhadap anak kesayangannya.

Moms and Dads...
dari apa yang saya tuliskan kembali diatas, saya mengingatkan diri saya sendiri 
dan kita semua bahwa jika  anak kita atau siapapun menderita sakit (semoga 
Allah senantiasa menjaga kita) sebaiknya kita:
1> selalu bersikap kritis terhadap segala tindakan medis dokter atau tim 
kesehatan dan juga segera 
mengambil tindakan antisipatif yang perlu bila dirasa ada kondisi yang kurang 
wajar. 
2> berusaha mencari second opinion untuk tindakan2 yang darurat  seperti kasus 
diatas transfusi, operasi, amputasi atau tindakan medis lain yang besar dan 
penting
3> rajin mencari informasi tentang dunia kesehatan sehingga dapat melihat 
kesehatan kita atau suatu 
tindakan medis terhadap kesehatan kita dengan lebih jeli.

Sekian sharing dari saya...

Note :

Untuk bayi mungil Hasbi.. 
mungkin Allah subhannahu wa ta'ala sedang mengujimu dengan mengambil kembali 
tangan mungilmu,  ibu berdoa untukmu, walaupun tanganmu tak lagi ada, semoga 
kelak kau tumbuh sebagai anak yang baik, sholeh dan cerdas. Semoga Allah 
memuliakanmu, Nak..

Dari seorang Ibu,


Ummu Faishol Abdurrahmaan.




Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com 

Kirim email ke