***********************
No virus was detected in the attachment no filename
No virus was detected in the attachment no filename

Your mail has been scanned by InterScan.
***********-***********


cuma forward aja nih
padahal, daku salah satu penggemar breadtalk...
tau breadtalk pertama kali gara2 dikasih sebiji fire floss sama temen 3 tahun 
yg lalu, waktu breadtalk baru ada satu di kelapa gading
mulai rutin beli breadtalk setelah dia buka di plangi aja
hmmm... emang floss-nya itu belom ada lawan sepadan deh


------------ --

Saya ingin sharing pengalaman saya dengan Breadtalk.

Pada hari Sabtu, 4 November 2006, seperti biasa setiap weekend saya
selalu membeli roti Breadtalk.
Kebetulan hari itu saya sedang di Mangga Dua Square, maka saya
membeli roti di Breadtalk cabang Mangga Dua Square.

Struk nomor 10611040028, nama kasir Dessy, jam 11:22:26.
Salah satu roti yang saya beli adalah whole meal toast (roti tawar
gandum) seharga Rp 14.000,-.
Kebetulan anak saya (1th) sedang senang senangnya makan roti tawar.

Setelah beberapa slice dimakan, pada hari Senin, tgl 6 November 2006
pagi, saya melihat di slice roti berikutnya mencuat sebuah potongan
karet gelang warna kuning!
Wah kagetnya bukan main.
Kalau ada karet gelang mencuat dari dalam roti dan itu di slice yang
di tengah tengah, berarti logikanya karet gelang itu masuk di dalam
adonan roti.
Bila cara membuat roti (terus terang saya tidak tau cara membuat
roti) harus menggunakan pemanggangan atau pemanasan, berarti bisa
saja ada bagian dari karet gelang itu yang mencair dan tercampur
dalam adonan roti. Dan bisa saja itu tercampur di bagian roti yang
sudah termakan oleh anak saya!!!

Saya yang berusaha untuk selalu memberikan makanan terbaik untuk
anak saya, salah satunya dengan memilih Breadtalk dalam urusan roti
malah ternyata harus menelan kemarahan dan kekecewaan yang amat
sangat.

Pada hari Senin itu juga, sekitar jam 12 siang saya menelpon hotline
Breadtalk (0815 8838386).
Keluhan saya ditampung dan katanya akan disampaikan ke manager
Breadtalk Mangga Dua Square.
Tak lama setelah itu, manager Breadtalk Mangga Dua Square (saya lupa
namanya, kalau tidak salah Bp Rudi) menelpon saya. Kembali saya
menceritakan semuanya.
Sang manager hanya menanyakan alamat saya, katanya mau melihat
rotinya (saya masih menyimpan rotinya sampai sekarang) namun katanya
mau cek dulu dan diskusi dengan atasannya dan berjanji akan mem-
follow up ke saya lagi. Tidak ada kata maaf yang terlontar dari
mulutnya sama sekali.

Namun janji tinggal janji. Sekarang hari Kamis, tgl 9 November 2006,
tidak ada pernah sekalipun follow up dari pihak Breadtalk ke saya.

Oleh karena itu saya sampai pada kesimpulan bahwa:
1. Breadtalk tidak menjamin kebersihan dan keamanan dari produk
makanan yang dijualnya.
2. Breadtalk tidak mempunyai Quality Control dan supervisi yang baik.
3. Breadtalk tidak peduli dengan keluhan pelanggannya (mungkin
karena merasa sudah punya nama besar).

Dan yang pasti: Product Breadtalk tidak layak dan tidak aman untuk
dikonsumsi!
Apabila di roti yang saya beli ada karet gelang, siapa yang bisa
menjamin di roti yang lain tidak ada karet gelang atau mungkin kecoa
atau steples atau kotoran atau benda benda yang lain yang tidak
layak makan?
Kita kan tidak mungkin kalau beli roti harus dicek dan dibelah2
terlebih dulu untuk lihat dalamnya ada apa??

Tujuan saya sharing disini adalah agar saya saja yang menjadi korban
Breadtalk. Jangan sampai ada teman teman lain (apalagi anak anak
nya) yang menjadi korban lagi. Lebih baik beli roti di bakery yang
lain saja.

Mohon bantuannya semua untuk menyebarluaskan email saya ini.
Terutama bila ada yang tahu bagaimana menyampaikan hal ini kepada
Depkes, badan POM, YLKI, dan Johnny Andrean.

Untuk foto roti nya apabila ada yang memerlukan bisa saya kirimkan
via japri (arman.widjaja@ cp.co.id). Sengaja saya menggunakan email
kantor supaya semua yakin bahwa ini adalah kejadian nyata, bukan
hoax semata.

Terima kasih.

Regards,
Arman Tjandrawidjaja

Kirim email ke