*********************** No virus was detected in the attachment no filename No virus was detected in the attachment no filename
Your mail has been scanned by InterScan. ***********-*********** *eniwey, don't kill the messenger if you hate the message :-)* Vietnam dan Amerika Serikat berperang begitu hebatnya selama hampir 20 tahun . Korban dikedua pihak begitu banyak akan tetapi seiring dengan perjalanan waktu, perekonomian Vietnam sedang bangkit dan yang luar biasanya tidak ada sama sekali rasa kebencian di banyak orang2 Vietnam akan hal2 yang berbau Amerika maupun Bush. Kelihatanya mereka bisa jauh lebih memahami kenapa Amerika Harus bertempur di Afghanistan serta Irak dibandingkan sebagian masyarakat kita yang selalu melulu melihatnya dari sentimen keagamaan semata. Di kota2 besar Vietnam, Ho Chi Minh dan Hanoi setiap hari bisa melihat ribuan Turis dari Amerika dan Perancis dan mereka adalah pengunjung2 setia Vietnam, begitu juga dengan turis dari Jepang , China dan lain-lainnya. Pengusaha2 dari manca negara sekarang berebut masuk ke Vietnam untuk melakaukan debut industri mereka disana. Minggu ini, Vietnam menjadi host untuk KTT APEC dan kita bisa lihat jadwal2 ketat Bush disana seperti tertulis dibawah ini; Bush mengikuti penuh KTT APEC. Di sela-sela KTT dia bertemu Presiden Korea Selatan Roh Moo-Hyun dan para pemimpin negara ASEAN. Pertemuan dengan petinggi ASEAN membahas perkembangan ASEAN-US Enhan-ced Partnership Initiative yang merupakan kerja sama ASEAN-AS dalam beberapa bidang seperti kesehatan, pendidikan, manajemen bencana dan pemberantasan narkotika. Bush juga bertemu PM Jepang Shinzo Abe, yang merupakan pertemuan pertama mereka sejak Abe menduduki posisi PM. Minggu (19/11) pagi, Bush dan istri menghadiri kebaktian agama Protestan dan Katolik di Gereja Cua Bac, Hanoi. "Ini merupakan upaya Presiden untuk mendorong kebebasan beragama di Vietnam," kata Hadley. Setelah itu, Bush bertemu Presiden China Hu Jintao, kemudian dilanjutkan dengan KTT APEC yang membahas keamanan, kerja sama ekonomi dan bantuan teknis, reformasi APEC, dan beberapa isu lainnya. Bush melanjutkan perjalanan ke Ho Chi Minh City dan mengunjungi Ho Chi Minh City Securities Trading Center (Bursa Saham Ho Chi Minh), Pasteur Medical Research Institute dan History Museum. Sementara itu, jadwal Bush di Indonesia adalah sebagai berikut ini; Minggu sore, Bush baru terbang ke Jakarta dan mengadakan pertemuan dengan Presiden Yudhoyono. Bush akan memberikan sumbangan dari Pemerintah AS sebesar US$ 150 juta bagi program Indonesia Education Initiative. Tujuan program itu membantu pemerintah daerah, masyarakat, dan para orangtua dalam masalah pendidikan, meningkatkan proses belajar dan kualitas para guru, serta penyediaan sejumlah sarana keterampilan pendidikan. Setelah melakukan jumpa pers bersama, kedua kepala negara akan bertemu dengan tokoh masyarakat dan membahas masalah kesehatan dan pendidikan. Keesokan harinya Bush akan makan malam bersama Yudhoyono. Usai jamuan tersebut, Bush akan melanjutkan perjalanan menuju Washington melalui Hawaii. IRONISnya, masyarakat Indonesia umumnya tetap memandang Amerika sebagai SETAN BESAR walaupun dari segi sejarah antara Indonesia dan Amerika Serikat tidak pernah terlibat langsung dalam peperangan. Rasa benci sebagian umum masyarakat Indonesia mengenai kunjungan Bush amat sangat sudah keterlaluan dan kelihatannya kita telah melupakan begitu banyaknya kebaikan yang telah diberikan Amerika kepada kita selama ini. Salah satu contoh yang paling besar adalah pada saat tragedi Tsunami, pihak Amerika Serikat lah yang menjadi trigger untuk pengucuran dana bantuan besar2 an ke Indonesia termasuk dengan mengirimkan armada VII dan kapal rumahsakit canggih. Kenapa kita tidak bisa menunjukkan sikap dewasa kita ke pihak Amerika Serikat dengan bersikap sportif, misalnya jika kita tidak suka dengan perang di Afghanistan dan Irak, kita bisa menawarkan solusi alternatif yang lebih baik mengenai apa yang harus dilakukan disana dan dengan cara2 yang santun. Kita jangan hanya melihat dari persiapan yang terkesan serba WAH dalam menaggapi permasalahan ini...akan tetapi sebaiknya kita lihat dulu apa yang menjadi latar belakang dr semuanya ini...seperti kita ketahui begitu banyak kelompok/organisasi dalam negeri yang kontra dengan kedatangan presiden AS sehingga dg alasan keamanan dibikinlah sesuatu bentuk pengamanan yang extra ketat dan mungkin tidak akan sama jika yang datang adalah pemimpin yang kedatangannya diterima oleh semua pihak..... Masalah lainnya tempat yang dijadikan sebagai tempat pertemuan adalah kota Bogor yang kita ketahui sangat semrawut dalam hal pengaturan lalu lintasnya...jangankan untuk seorang kepala negara saja, untuk kita pribadi ada rasa "sungkan" melintas di jalan-jalan di sekitar kota Bogor dengan kondisi lalu lintas yang sangat padat dengan kemacetan yang sangat "parah" sehingga diambil kebijakan ditutupnya sebagain jalur menuju istana Bogor dan sekitar dan ini diikuti pula dengan diliburkannya sekolah-sekolah untuk antisipasi permasalah tersebut....Mungkin masih banyak alasan-alasan lain yang kita tidak semuanya mengetahuinya..... Sebelum bicara besar, coba renungkan dulu, kok mau-maunya George Bush mampir ke Indonesia. Dari segi ekonomi, sesungguhnya tidak ada keuntungan yang signifikan buat Amerika. Apalagi rakyat Indonesia tidak pernah menunjukkan sikap yang bersahabat terhadapnya. Dan bahaya terorisme terhadap dirinya juga besar di Indonesia itu. Terus terang saja saya heran sekali kok Bush mau-maunya datang berkunjung. Adalah suatu kehormatan besar bagi Indonesia kalau Bush sampai memerlukan datang. Dari analisa yang saya baca, Bush hanya ingin menunjukkan bahwa Amerika menghargai Indonesia sebagai negara Islam yang relatif moderat. Belum sampai melakukan penteroran tingkat global seperti negara-negara Islam lain yang fanatik dan berhaluan keras. Tidak ada keharusan bagi pemerintah Indonesia untuk "mengkrangkeng" Bogor demi untuk menyambut kedatangan Bush. Tapi kalau nanti Bogor kelihatan kumuh dan semrawut, yang malu di mata internasional siapa? Ya bangsa Indonesia sendiri. Saya pikir, angkuh sekali orang Indonesia yang bersikap anti terhadap kedatangan George Bush. Lho, yang butuh itu siapa sebenarnya? Orang butuh kok mangkak (dekil) sekali omongannya. Indonesia tidak perlu GR (gede rumongso), tidak perlu bersikap sok tapi sebenarnya minder, juga tidak perlu takut dipandang rendah atau nanti kehilangan martabat bangsa.Negara Indonesia itu sedang dirundung jutaan problema yang tidak kelihatan habisnya. Sepantasnya bersikap ekstra rendah hati, dan memberikan pelayanan yang ekstra hebat, bersedia repot dan tidak nyaman, bilamana ada wakil negara luar yang datang berkunjung dengan niatan untuk membantu. Bukan cuma terhadap George Bush saja, tapi terhadap semua wakil pemerintahan negara-negara besar lainnya