******apa ngga ada opini yg lebih mutu utk diforward ke banyak orang, 
hehehe...******

-----Original Message-----
From: Syah, Tengku Abdilah [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, November 15, 2006 12:08 PM
To: balita-anda@balita-anda.com
Subject: [balita-anda] OOT FW: B3


Fyi
Pd tgl 20Nov2006 Indonesia akan diserang...
Namun model serangan di Bogor berbeda dari yg umum kita ketahui seperti di 
Afganistan, Bagdad... apa itu ?
 
Apa pun hasil persinggahan 10 jam di Bogor, apa pun yang dibicarakan antara 
Bush dan Yudhoyono saat bertemu di Istana Bogor, yang pasti begitu banyak 
pedagang kaki lima dan toko di sekitar istana akan kehilangan penghasilan 
mereka. Oleh karena mereka diminta untuk tidak berjualan. Angkutan kota pun 
dilarang beroperasi. Kebon Raya, tempat istana itu berada, pun tertutup bagi 
masyarakat umum, paling tidak empat hari sebelumnya. Jalan-jalan macet, 
hotel-hotel tutup, dan jaringan komunikasi terganggu. 
 
Itulah, antara lain, hasil nyata dari "istirahat" Bush selama 10 jam di Bogor.
 
wassalam
Abdillah
 
 
Bush, Baghdad, dan Bogor 
http://www.kompas.com/
Tragedi 11 September 2001-penabrakan menara kembar World Trade Center di New 
York oleh dua pesawat dan penabrakan Gedung Pentagon di Virginia oleh sebuah 
pesawat-dijawab tegas oleh Washington. Presiden AS George W Bush segara 
mengobarkan war on terrorism, perang melawan terorisme. 
 
Afganistan menjadi korban pertama. Korban kedua adalah Irak. Jawaban Bush 
terhadap tragedi 11 September mencerminkan sikap reaktifnya. Serangannya 
terhadap Afganistan dan kemudian terhadap Irak merupakan bentuk dari kebijakan 
luar negerinya yang radikal. Secara ringkas, agenda kebijakan luar negeri itu 
adalah "hubungan internasional adalah hubungan kekuatan, kekuasaan, bukan 
hukum; kekuatan yang berlaku, dan hukum melegitimasi yang berlaku, yakni 
kekuatan".
 
Dokumen Strategi Keamanan Nasional Amerika Serikat (17 September 2002) 
memperjelas kebijakan luar negeri AS itu. Strategi keamanan nasional Amerika 
disusun berdasarkan pada internasionalisme Amerika yang sekaligus mencerminkan 
perpaduan antara nilai-nilai Amerika dan kepentingan nasional Amerika. 
 
Dokumen itu juga sarat dengan justifikasi politik dan teroritikal tentang 
militerisme Amerika, khususnya yang berkaitan dengan keabsahan penggunaan ujung 
bayonet Amerika di seluruh pelosok dunia, kapan saja, di mana saja, terhadap 
siapa saja yang dianggap mengancam kepentingan Amerika (Kusnanto Anggoro dalam 
Trias Kuncahyono, Irak Korban Ambisi Kaum Hawkish, Penerbit Kompas, Juli 2005). 
 
Sepanjang sejarah, tidak ada negara dan pemimpin, termasuk Jerman pada masa 
kepemimpinan Hitler, yang sanggup dan berani memancangkan tonggak dominasi 
seperti itu. Tidak ada yang lebih ofensif dan brutal daripada keinginan untuk 
memusnahkan. Tidak ada yang lebih buruk daripada ketika niat balas dendam 
dibungkus dengan alasan bela diri; tujuan pemusnahan dibingkai dengan 
pengurangan risiko; dan praktik perampokan kedaulatan nasional suatu negara 
dibingkai dengan penyelamatan harkat kemanusiaan. 
 
Dalam bahasa lain George Soros dalam The Bubble of Ameican Supremacy, 
Correcting The Misuse of American Power (Public Affairs, New York, 2004)
digambarkan: "Pemerintah negara paling kuat di dunia telah jatuh ke tangan kaum 
ekstremis yang dipandu oleh bentuk mentah Darwinisme sosial: hidup adalah 
perjuangan untuk bertahan hidup, dan kita harus menyandarkan diri terutama pada 
penggunaan kekuatan untuk tetap hidup. Ini sebuah pandangan yang menyimpang: 
Yang terkuat yang dapat bertahan hidup, the survival of the fittest bergantung 
pada kerja sama dan juga kompetisi." 
 
Itulah yang terjadi. Dan, Afganistan serta Irak-lah korbannya. 
 
Tragedi Baghdad 
Keindahan Baghdad, ibu kota Irak, tinggal cerita. Seluruh kota sudah 
diaduk-aduk, dijungkirbalikkan, dan banyak bagian kota dihancurkan oleh tentara 
gabungan pimpinan AS. Ratusan ribu orang tewas. Sebagian besar dari korban 
tewas adalah penduduk sipil. 
 
Irak dengan Baghdad-nya tidak hanya menjadi korban agresivitas tentara AS, 
tetapi juga telah dilemparkan ke dalam kubangan perang saudara. AS memiliki 
andil besar dalam menciptakan perang saudara di Irak saat ini. Dukungannya pada 
kelompok Muslim Syiah, kekuatan mayoritas, telah meminggirkan kelompok Muslim 
Sunni dari pusaran kekuasaan. Sementara itu, etnis Kurdi asyik dengan dirinya 
sendiri, memimpikan sebuah wilayah yang memiliki otonomi khusus. 
 
Tragedi Irak inilah yang antara lain memberikan andil besar kekalahan Partai 
Republik dalam pemilu sela beberapa waktu lalu. Hasil pemilu sela memberikan 
pesan jelas bagi Bush: rakyat AS tidak lagi mendukung kebijakan-kebijakannya, 
termasuk kebijakan AS atas Irak. Mereka juga menuntut agar tentara AS ditarik 
keluar dari Irak, tetapi tetap harus hati-hati jangan sampai Irak menjadi 
chaos. 
 
Hasil pemilu sela juga mengindikasikan bahwa rakyat AS tidak lagi melihat ada 
hubungan antara Irak dan perang terhadap terorisme yang dicanangkan Bush. 
Kekalahan Partai Republik juga mencerminkan bahwa kepercayaan rakyat terhadap 
Partai Republik mulai pudar: terus membiarkan hegemoni Partai Republik berarti 
melemahkan AS dan memperkuat posisi terorisme. 
 
Semua itu telah memaksa Gedung Putih untuk mengubah kebijakan luar negerinya. 
AS pun dipaksa mencari cara bagaimana menangani masalah Irak dan bagaimana 
berkomunikasi dan menjalin hubungan dengan negara-negara yang selama ini 
menentang kebijakan luar negerinya, terutama menyangkut soal Irak. 
 
Dengan demikian, mau tidak mau, AS harus mengubah wajah garangnya menjadi wajah 
yang "murah senyum"; tidak lagi menggertak, melainkan menyapa; tidak lagi 
mengancam, melainkan merangkul. Terus bertindak sebagai seorang koboi, yang 
asal melepaskan tembakan ke segala penjuru seperti yang terjadi setelah tragedi 
11 September, sangat tidak menguntungkan. Dengan kata lain, pemerintahan Bush 
menghadapi "musuh" dua front: front dalam negeri dan luar negeri. 
 
Diplomasi Bogor 
Dalam konteks inikah kunjungan 10 jam Bush ke Bogor? Kunjungan Bush ini 
merupakan bagian dari rangkaian perjalanannya ke Singapura, Vietnam, dan 
akhirnya ke Indonesia. Tentu berbeda pula makna kunjungan Bush ke Singapura 
dengan ke Vietnam, atau ke Singapura dengan ke Indonesia, atau ke Vietnam 
dengan ke Indonesia. 
 
Indonesia beda dengan Singapura; beda dengan Vietnam. Bagi AS pun demikian. 
Vietnam adalah negara yang memberikan kenangan pahit bagi AS, saat perang 
Vietnam. Singapura dapat dikatakan tak bermasalah dengan AS. Indonesia? 
 
Banyaknya demonstrasi dan suara-suara yang menentang kunjungan Bush serta 
pesan-pesan yang disampaikan banyak kalangan dari berbagai tingkat masyarakat 
(di tengah begitu banyaknya persoalan di negeri ini yang belum terpecahkan) 
sudah memberikan gambaran seperti apa dan bagaimana rakyat Indonesia (meski 
tidak seluruhnya) memandang AS; melihat Bush. 
 
Sebaliknya, Bush memilih Indonesia untuk disinggahi tentu saja bukan tanpa 
alasan, kepentingan-kepentingan, agenda-agenda, dan maksud-maksud tertentu. 
Dalam usaha menampilkan citra yang lebih baik, AS perlu bersikap baik-baik, 
murah senyum kepada Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk beragama 
Islam terbesar di dunia. Indonesia bisa diajak ikut serta berperan dalam 
menyelesaikan masalah Timur Tengah, serta Irak, misalnya. Sebaliknya, Indonesia 
pun bisa meminta AS untuk mengubah kebijakannya terhadap Timur Tengah dan Irak 
sebagai balasannya. 
 
Apa pun hasil persinggahan 10 jam di Bogor, apa pun yang dibicarakan antara 
Bush dan Yudhoyono saat bertemu di Istana Bogor, yang pasti begitu banyak 
pedagang kaki lima dan toko di sekitar istana akan kehilangan penghasilan 
mereka. Oleh karena mereka diminta untuk tidak berjualan. Angkutan kota pun 
dilarang beroperasi. Kebon Raya, tempat istana itu berada, pun tertutup bagi 
masyarakat umum, paling tidak empat hari sebelumnya. Jalan-jalan macet, 
hotel-hotel tutup, dan jaringan komunikasi terganggu. 
 
Itulah, antara lain, hasil nyata dari "istirahat" Bush selama 10 jam di Bogor. 
(Trias Kuncahyono)
 
--------------------------------------------------------

This message (including any attachments) is only for the use of the person(s) 
for whom it is intended. It may contain Mattel confidential, proprietary and/or 
trade secret information. If you are not the intended recipient, you should not 
copy, distribute or use this information for any purpose, and you should delete 
this message and inform the sender immediately.

--------------------------------------------------------------
Kirim bunga, http://www.indokado.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]
menghubungi admin, email ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke